Sampai di kantin Shofi langsung memesan semua makan yang ingin ia makan.
"Gila lo, Fi! Banyak banget makanannya" ucap Tari kaget dengan makanan yang Shofi pesan.
"Gue lapar" ucap Shofi menyungging bibirnya.
"Lapar? Yang ada lo porotin gue" ketus Tari.
"Benar juga, kapan lagi gue bisa makan dibayarin sama lo"
"Lo emang bener-bener ya. Gak bisa dikasih hati, langsung lo rampas jantung gue"
"Jangankan jantung, semua organ dalam lo gue rampas" ucap Shofi tersenyum sumringah.
Setelah makanannya sampai, dengan menngucap Bismillah Shofi langsung menyantapnya. Ia sangat lapar, karena tadi pagi ia hanya makan sepotong roti dan susu. Sebenarnya cukup untuk menompang tubuhnya. Tapi rasa laparnya memuncak di tambah dengan tubuhnya yang lelah dan hatinya yang kesal terhadap Adit, membuat nafsu makannya bertambah.
-----
Setelah selesai mengajar, Adit merasa lapar. Ia pun berjalan menelusuri kampus untuk untuk mencari kantin. Maklum saja, ini perdana ia ke kampus itu. Jadi, wajar saja kalau ia harus menelusuri semua tempat disana.
"Pak Adit!" panggil bu Susi dari jauh.
Adit menghentikan langkah dan mencari sumber suara yang menyebut namanya. Tidak lama kemudian sosok wanita yang ia temuin tadi pagi datang menghampirinya.
"Pak Adit! Mau kemana?" tanya Susi manja.
"Saya mau ke kantin. Tapi, saya tidak tau dimana" jawab Adit menatap Susi.
"Oh! kalau begitu kebetulan sekali, saya juga mau kesana. Yok kita pergi!" ucap Susi menarik lengannya Adit.
"Maaf Bu! Tangannya" Adit menunjuk tangannya yang dipegang Susi.
"Oh maaf-maaf! Reflek" ucap Susi melepaskan tangannya dari lengan Adit.
"No problem" ucap Adit sambil tersenyum.
Susi berjalan bersama Adit ke sebuah kantin.
Tidak sengaja pandangan Tari mengarah ke Adit dan Susi yang sendang berjalan berdampingan masuk ke kantin.
"Fi..! Fi..!" Tari memanggil Shofi dengan pandangan masih mengarah pada Adit dan Susi.
"Hmm" Shofi melanjutkan makannya.
"Iih anak ini dipanggil" ucap Tari kesal menatap Shofi.
"Apa sih? Ganggu konsentrasi gue makan aja" ketus Shofi menatap Tari dengan kesal.
"Nah! Lo lihat!" Tari memalingkan wajah Shofi dengan tangannya ke arah Adit.
"Buset.. Adit!" ucap Shofi langsung memalingkan wajahnya.
"Kenapa lo gak bilang dosen tengik itu kemari? Maunya kita langsung cabut" ucap Shofi menggertakkan giginya.
"Ya mana gue tau. Lagian lo lihat gak, masa beliau sama sepupu gue sih? Hancur hati gue" ucap Tari memelas.
Susi adalah sepupu dari Tari, usia Susi 28 tahun, ia merupakan dosen muda di fakultas Teknik.
"Hancur-hancur! Gue yang lebih hancur lihat dia, pengen gue cincang dosen tengik itu" ucap Shofi kesal.
"Lo marah-marah sama beliau entar lo naksir lagi" ucap Tari senyum sumringah.
"Oh No! Gak bisa gue bayangin kalau gue naksir sama dia, bisa kiamat yang ada"
"Udah! Mending lo habisin makanannya, habis itu kita pergi"
"Kayaknya gue gak nafsu makan lagi deh, Tar" ucap Shofi lesu.
"Lo jangan macam-macam. Lo udah porotin gue dengan pesan begitu banyak makanan. Sekarang lo makan sampai habis!" acam Tari menunjuk semua makanan di mejanya.
"Iya deh! Gue makan. Lo juga makan dong, biar cepat habis makan gue"
"Sorry, gue udah kenyang. Lo makan sendiri sampai habis, dan lo gak boleh cabut dari sini sebelum makan ini habis"
"Weeh..! Lo mau bunuh gue?"
"Siapa suruh lo pesan begitu banyak makannya"
"Tadi gue lapar, tadi pas gue lihat dosen tengik itu nafsu makan gue hilang"
"Gue gak mau tau. Lagian sayang loh, mubazir"
"Iya deh iya.. Gue makan semua ini puas" ucap Shofi kesal.
"Pak! Kita duduk disana yok" Susi menunjuk meja yang berada di samping Shofi.
"Ok" ucap Adit singkat dan berjalan mengikuti Susi.
"Eh, Tari! Shofi! Kalian tumben makan disini" ucap Susi menghampiri mereka.
"Ya Allah..! Kenapa lagi bu Susi kesini? bikin nafsu makan gue hilang aja" bathin Shofi kesal dengan Susi yang membawa Adit bersamanya.
"Oh iya, Bu! Kami lapar" ucap Tari gugup dan terpaksa tersenyum.
"Kami boleh duduk disini?" tanya Susi lembut.
"Jangan deh, Bu! Kalian kan dosen, gak baik gabung sama kami yang mahasiswi kayak kita ini" ucap Shofi menolaknya.
"Loh! Gak apa-apa, malahan itu bagus. Kita bisa lebih terbuka dan gak ada jarak antara dosen dan mahasiswi" jelas bu Susi tersenyum.
"Yaudah deh, Bu! Silakan duduk!" ucap Shofi terpaksa membiarkan mereka bergabung dengannya.
Adit tersenyum langsung menarik kursi dan duduk di samping Shofi.
"Ya Allah...! Kenapa lagi rubah licik ini duduk di samping gue?" bathin Shofi risih.
"Banyak banget makanan kamu" ucap Adit melihat makanan di depan Shofi.
Shofi hanya melirik Adit kemudian ia melanjutkan makan tanpa berbicara merespon ucapan Adit.
"Bapak pesan apa?" tanya Susi manja.
"Panggil Adit saja, jangan pake Pak" pinta Adit menatap Susi.
"Huk..huk..huk.."
"Minum!" ucap Adit menyerahkan minuman ke Shofi.
Shofi langsung minum hingga tenggorokkannya lega.
"Lo gak kenapa-kenapa, Fi?" tanya Tari menatap Shofi.
"Gak kenapa-kenapa, cuma kesedak aja" ucap Shofi menatap Tari.
"Kamu sudah mahasiswi hati-hati kalau lagi makan, jangan kayak anak kecil" ucap Adit melirik Shofi.
"Iya, terima kasih" ucap Shofi datar.
"Hmmm"
"Adit! Kamu mau pesan apa?" tanya Susi dengan nada manja.
"Pangsit saja dengan jus jeruk" ucap Adit menatap pelayan.
"Mas! Kami pesan pangsit 2 dan jus jeruk 2" ucap Susi menatap pelayan.
"Baik, tunggu sebentar ya"
"Bu Susi ini keganjenan banget sama si Adit. Tapi gak apa-apalah, cocok banget mereka, yang satu sok cantik yang satu lagi sok ganteng. Memang pasangan ideal" bathin Shofi sambil tersenyum.
Shofi mempercepat makannya hingga selesai.
"Tar! Gue udah selesai makannya" ucap Shofi menatap Tari.
"Tunggu sebentar! Gue bayar dulu" ucap Tari berjalan ke kasir.
----
"Yok kita cabut!" ucap Tari.
"Loh! Kok cepat banget? Duduk dulu disini. Lagian kita belum ngobrol banyak" ucap Susi menatap mereka.
"Sorry, Bu! Kami gak bisa lama-lama. Kami mau balik ke rumah" ucap Shofi sambil berdiri.
"Tapi, masih siang loh" Susi melirik jam di lengannya.
"Iya Bu! Tapi, kami mau istirahat, kaki aku pegel banget, Bu" ucap Shofi melirik Adit sekilas.
"Pegel kenapa?" tanya Susi mengernyit keningnya.
"Ya Allah...! Banyak kali nanya ni, bu Susi" bathin Shofi kesal.
"Tadi, gak sengaja ketemu orang gila di kelas. Ya sudahlah, Bu ya. Kami pamit!" ucap Shofi melirik Adit dengan sinis.
"Berani lo bilang gue orang gila? Lihat saja apa yang bakal gue lakuin ke lo" bathin Adit tersenyum licik.
"Hati-hati ya!" ucap Susi melepas kepergian mereka.
Shofi dengan segera pergi meninggalkan mereka. ia sungguh sangat jengkel terhadap Adit. Ingin rasanya ia cabik-cabik wajah Adit.
\=\=\=\=\=
Sekali bom, 3 episode up_nya.
Dukung terus novel ini ya.
LIKE, COMMENT & VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Roewina
mulai seru nihh, lanjut thor
2022-12-29
0
Aisrenna
Ok lanjut
2022-03-05
0
Santi Santi
aduh jadi senyum senyum sendiri baca yh liat kelakuan sofi ma adit😁
2020-10-31
2