Shofi bersama dengan Tari berjalan masuk ke kelas.
Sofi dan Tari berbincang-bincang sebentar. Tak lama kemudian dosen datang.
"Assalamu'alaikum." Ucap Pak Boy berjalan masuk dan duduk di kursinya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" jawab semua mahasiswa dengan kompak dan semangat untuk mengikuti matakuliah pak Boy.
Pak Boy mulai membuka slide dan melanjutkan pelajarannya hingga selesai.
"Mahasiswa saya semuanya. Mohon dengarkan sedikit pengumuman dari bapak," ucap Pak Boy serius.
Semua mahasiswa menatap ke wajah Pak Boy.
"Hari ini bapak terakhir disini, karena bapak harus menyelesaikan pendidikan bapak di Germany selama 1 tahun, jadi untuk mata kuliah bapak, bapak sudah suruh dosen baru untuk menggantikan bapak. Dan selama bapak di sana bapak harap, kalian bisa belajar yang rajin dan tahun depan Insyaa Allah semuanya lulus dengan hasil yang memuaskan."
"Amiinnn." ucap mahasiswa serentak.
"Ada yang ingin ditanyakan sebelum bapak mengakhiri kelas bapak?" tanya Pak Boy menatap semua mahasiswa.
"Ada Pak." Tari menunjuk tangannya.
"Silakan!" Pak Boy menatap Tari.
"Kira-kira dosen pengganti bapak ganteng gak?" tanya Tari tersenyum polos.
"Huuuu...." Sorak semua mahasiswa.
"Tar! ngapain lo tanya begituan, bikin malu tau'" bisik Shofi melirik Tari.
"Ah, biarin'" ucap Tari cuek.
"Sudah-sudah, jangan ribut lagi. Untuk pertanyaan Tari coba dilihat sendiri minggu depan ya."
"Halah Pak.. kasih taulah biar enak tidur entar malam karena gak kepo sama dosen baru kita." Tari memdesak ingin tahu karena penasaran.
"Huuu..." kembali terdengar sorakan dari mahasiswa.
Shofi yang duduk di sebelahnya menepuk jidatnya.."Tari gila."
"Diam dulu kalian." Ucap Pak Boy mengangkat tangannya.
Semua mahasiswa kembali diam.
"Dosen baru kita ini sangat tampan dan smart juga masih muda. Bapak rasa kalian betah belajar dengan dosen muda ini," ucap Pak Boy tersenyum.
"Siapa namanya, Pak?" tanya Tari penasaran.
"Tar! cukup, Tar," bisik Shofi menarik tangan Tari.
"Ah, diam deh lo. Gue kepo tau," bisik Shofi menepis tangan Shofi.
"Untuk namanya, kalian sebaiknya kenalan langsung saja sama beliau minggu depan. Nanti kalau bapak kasih tau semuanya gak surprise lagi dong untuk kalian semua," tutur Pak Boy tersenyum.
"Iya juga ya. Ok deh. Kami tunggu minggu depan, ya gak teman-teman?"
"Huuu.."
"Kalian apaan sih sorak-sorak? kayak pasar ikan aja" ketus Tari.
"Huuu..." sorak mahasiswa.
"Sudah tenang-tenang." Pak Boy menepuk mejanya.
Semua mahasiswa terdiam dan menatap pak Boy.
"Cukup sekian. Terima kasih atas partisipasinya, Bapak akhiri. Assalamualaikum," Ucap Pak Boy beranjak pergi.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," Ucap mahasiswa serentak.
Semua mahasiswa keluar satu persatu karena kuliah akan dimulai kembali sejam lagi.
"Fi! kita makan yok?"
"Yok. Udah laper juga ni gue" ucap Shofi beranjak pergi.
*Di kantin
Shofi duduk dengan Tari berdua sedang menikmati makanannya.
Datang seorang lelaki yang sangat menyukai Shofi.
"Halo sayang," Ucap Roji sambil duduk di samping Shofi.
"Apa sih lo panggil gue sayang, geli gue dengernya" ketus Shofi.
"Lo ngapain kesini, Ji" tanya Tari cuek.
"Gue gak ada urusan sama lo ya, Tar. Gue kesini mau ketemu sama bebeb gue" ucap Roji melihat Tari sinis dan kembali tersenyum menatap Shofi.
"Rojiun lo lama-lama ngeselin ya" Ucap Tari kesel.
"Udah jangan pada berantem, bikin mood makan gue hilang aja. Yok Tar kita cabut!" ucap Shofi mengentikan makannya dan pergi meninggalkan Roji.
Tari dengan senang hati pergi mengikuti Shofi.
"Bebeb Shofi! jangan pergi dong" ucap Roji berdiri.
"Berani lo ikuti gue, gue blok lo di instagram gue" Ketus Shofi menghentikan Roji.
"Ok..ok.. gue gak ikutin lo, tapi jangan diblok ya. Gak tau sudah berapa akun yang udah lo blok" ucap Roji lesu.
"Nah, kalau lo gak mau gua blok, turuti perintah gua" Ucap Shofi tegas.
Roji mengangguk kepala dan hanya menyaksikan kepergian Shofi dan Tari.
"Mampus lo, emang enak" Tari memalingkan wajahnya melihat Roji sambil menjulur lidahnya.
.
"Tari!" Panggil Shofi menggertak giginya.
Tari langsung memalingkan wajahnya dan berjalan mengikuti Shofi.
*Di rumah.
Mama Yanti dan Bi Ijah sibuk memasak. Sinta berjalan menghampiri Mama Yanti yang sedang menggoreng ikan.
"Ma! biar sini biar aku bantu" Pinta Sinta.
"Nih, kamu tolong potong sayurnya ya" ucap Mama Yanti menunjukkan sayuran.
Sinta mengambil pisau dan memotongnya.
"Begini bisa, Ma?" Sinta menunjuk hasil potongannya.
"Iya bagus, nanti dipisahin ya" ucap Mama yanti.
Sinta kembali memotong sayurannya dan meletakkannya secara terpisah-pisah.
"Ma! untuk apa kita masak sebanyak ini ?" tanya Sinta bingung.
"Nanti malam kita kedatangan tamu nak" ucap Mama Yanti tersenyum.
"Tamu? Apa hubungannya dengan Shofi yang disuruh pulang cepat?" tanya Sinta polos.
"Sayang..! tamu kita ini sangat penting, mereka ini sahabat Papa dan kita harus berkumpul malam ini" jelas Mama Yanti penuh kelembutan.
Sinta mengangguk kepala dan melanjutkan memotong sayuran.
*Di Bandara.
Seorang lelaki tampan, berkulit putih, tinggi dan badannya kekar turun dari pesawat dengan sebuah tas di tangannya.
Kring..
Lelaki itu meroboh saku dan mengambil handphonenya.
"Assalamualaikum, Ma"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah. Udah sampai kemana, nak ?" tanya Mama Salma.
"Baru aja sampai bandara, Ma. Dimana sopir yang menjemput aku, Ma?" Lelaki tampan itu melihat seluruh sudut bandara.
"Tunggu sebentar nak ya, biar Mama hubungi" ucap Mama Salma.
"Den" panggil Pak Tejo dari kejauhan menghampiri lelaki tampan.
"Eh Ma..Ma.. Gak usah di telpon lagi, ni Pak Tejo udah sampai"
"Baik nak, hati-hati ya. Assalamualaikum" ucap Mama Salma mengakhiri.
"Iya Ma, Wa'alaikumussalam warahmatullah".
Tut..tut..tut..
"Maaf Den! bapak telat" ucap Pak Tejo.
"Ya, gak apa-apa Pak, tolong bawakan tas saya" tutur lelaki itu.
"Baik Den. Mari ke arah sini" tutur Pak Tejo berjalan dengan membawa tas lelaki tampan itu.
Lelaki tampan itu bernama Aditya Sultan Yusuf. CEO Sultan holding. Berusia 28 tahun.
Adit terus berjalan mengikuti Pak Tejo.
Sampai di parkiran, Pak Tejo memasukan tas Adit di bagasi mobil dan membukakan pintu untuk Adit.
Pak Tejo langsung mengemudi mobilnya sampai ke rumah.
Adit sibuk dengan handphone sepanjang perjalanan.
"Den! kita sudah sampai" ucap Pak Tejo menoleh ke Adit.
"Oh, makasih Pak, ya" ucap Adit memasukan handphone ke sakunya.
Pak Tejo membuka pintu dan Adit keluar dari mobil.
Adit berjalan masuk dan menghirup udara segar.
"Akhirnya setelah beberapa tahun aku kembali lagi" bathin Adit.
Tok..tok..tok..
Mama Salman langsung membuka pintu dengan kedua tangannya dan tersenyum bahagia melihat anaknya.
"Assalamualaikum, Ma" Adit memeluk Mama Salma.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" Mama Salma membalas pelukannya.
"Ayo masuk, pasti kamu capek sekali" tutur Mama Salma melepas pelukannya.
"Iya Ma, capek banget. Tapi Adit rindu Mama" ucap Adit manja.
"Mama sangat rindu anak Mama, ayo masuk dulu" ajak Mama Salma.
Keduanya berjalan masuk dan duduk di ruang tamu.
"Bi..bibi" panggil Mama Salma.
"Iya Nya" ucap bi Imah.
"Tolong buatkan minum untuk pria tampan ini" pinta Mama Salma tersenyum.
"Eh, Den! sudah pulang?" ucap bi Imah menatap Adit yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa.
"Iya Bi, baru aja sampai" ucap Adit menatap bi Imah.
"Den! mau minum apa biar bibi buatkan" tawar Bi Imah lembut.
"Apa aja deh, Bi. Pokoknya semuanya yang bibi buatkan Adit minum" ucap Adit lembut.
"Tunggu sebentar Den ya" ucap bibi beranjak pergi.
Adit mengangguk kepalanya.
"Dit! nanti malam kita ada acara makan malam di rumah teman Papa, ikut ya!" ucap Mama Salma penuh harapan.
"Adit mau istirahat, Ma. Baru juga sampai" ucap Adit menolak.
"Memangnya kamu gak rindu sama Eri dan Shofi?" tanya Mama Salman tersenyum.
"Adit ikut, Ma. Lama Adit gak gangguin si Shofi gendut itu" tutur Adit penuh semangat.
"Den! silakan diminum" ucap Bi Imah meletakkan minuman di atas meja.
"Terima kasih, Bi ya" ucap Adit tersenyum.
"Sama-sama, Den" ucap Bi Imah kembali ke dapur.
"Bismillah" Adit langsung minum minuman yang disugukan bi Ima.
"Setelah minum kamu istirahat dulu di kamar. Ingat, jam 7 kita langsung berangkat" ucap Mama Salma lembut.
"Ok, Ma" ucap Adit mengangguk kepala sambil meletakkan minumannya.
"Mama tinggal ya, kalau sudah minum, kamu langsung masuk kamar ya" ucap Mama meninggalkannya.
"Den! mau dibawa ke atas tasnya?" Tanya Pak Tejo menghampiri Adit.
"Gak usah Pak, biar Adit bawa sendiri saja" ucap Adit sambil menghabisi minumannya.
"Baik Den. Bapak letak disini ya" ucap Pak Tejo meletakkan tasnya.
"Terima kasih, Pak ya" ucap Adit mengambil tasnya.
"Sama-sama Den. Bapak permisi ya" ucap Pak Tejo meninggalkannya.
Adit terus berjalan menaiki tangga satu persatu hingga sampai di kamarnya.
Krek..
Adik membuka pintu kamarnya dan melihat semua barangnya masih tersusun rapi sama persis seperti beberapa tahun lalu.
Adit menutup pintu dan langsung berjalan ke kasur untuk merebahkan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Fitri Fitri
pak dosen penggati pak roy kali ya?????
2021-07-23
0
🐾COCO🐾
👍
2021-06-15
0
Qhadijah Tahir Mukaddam
masih nyimak
2021-06-03
0