Salma dengan Yanti saling mengkode matanya. Mereka memiliki maksud lain dibalik dinner mereka.
"Adit! Shofi! Mama dengan Tante ada keperluan mendesak. Jadi, kami harus pamit duluan" ucap Salma lembut dengan ide buriknya.
"Keperluan apa, Ma?" tanya Adit bingung.
"Ada hal yang sangat penting, dan ini masalah ibu-ibu."
"Ya udah, ayo kita pulang!" ucap Adit.
"Jangan! kalian lanjut makan saja. Biar Mama sama Tante Yanti saja" ucap Salma sedikit gugup.
"Kamu antar anak Tante ya" ucap Yanti sambil tersenyum.
"Tante suruh antar anak tante malam-malam gini, gak takut nanti aku apa-apain?" ucap Adit santai menatap Yanti.
Mata Shofi melebar mendengar ocehan Adit, ia langsung menendang kaki Adit.
"Auw" pekik Adit kesakitan. Namun ia tetap tersenyum agar mereka tidak tau apa yang dilakukan Shofi terhadapnya.
"Dasar wanita kasar, dikit-dikit tendang. Awas aja, gue tinggalin disini baru tau rasa" bathin Adit kesal terhadap Shofi.
"Kalau kamu apa-apain anak Tante, ya Tante langsung nikahkan kalian berdua" ucap Yanti santai dengan senyuman di bibirnya.
"Mama setuju! kamu lakukan aja sesuka mu. Jadi, kami bisa langsung menikahkan kalian berdua sebelum wedding Rangga" sahut Salma santai. Ia tau anaknya tidak mungkin akan melakukan tindakan konyol seperti itu, ia sangat paham karakter anaknya. Jangankan mencium wanita yang bukan muhrimnya, menyentuh saja ia tidak mau. Meskipun ia sudah tinggal bertahun-tahun di lingkungan yang pergaulannya bebas, namun ia sama sekali tidak terpengaruh, dia bisa berbicara seolah-olah ia sangat ahli dalam bercinta, tapi semua itu hanya omong kosong belaka.
Uhuk..uhuk.. Shofi kembali tersedak dengan ucapan Salma yang sangat ngaco baginya.
"Ni minum!" Adit menyodorkan minum untuk Shofi, dengan segera Shofi minum.
"Lo ini kayak anak kecil aja, bentar-bentar kesedak bentar-bentar kesedak".
Shofi hanya menatap Adit dengan sinis, ia tidak ingin melanjutkan percakapan dengan Adit yang ia rasa itu gak penting untuk diladeni.
"Ya sudah, kami tinggal ya" ucap Salma beranjak pergi dengan Yanti.
"Yaudah, yok kita pulang!" ucap Adit menatap Shofi yang sedang makan.
"Tunggu! Gue belum kelar" ucap Shofi melanjutkan makannya.
"Lo laper apa doyan?" tanya Adit mengernyit keningnya melihat Shofi yang dari tadi asik makan saja.
"Dua duanya" ucap Shofi singkat lalu ia tetap melanjutkan makan. Ia tidak menghiraukan apa yang dikatakan Adit, baginya omongan Adit hanya angin berlalu, tak perlu di tanggapi.
"Cepat! Gue gak bisa tunggu lama" ucap Adit melirik jam di tangannya.
"Lo daripada ngoceh aja, mending lo lanjut makan deh" ucap Shofi kesal.
"Mau gue suapi? Aaa... buka mulut" ucap Shofi menyodar makanan ke mulut Adit. Adit melirik kiri kanan, sebenarnya ia agak risih dengan yang terjadi, sehingga ia memilih menolak membuka mulut.
"Ya sudah, kalau gak mau" ucap Shofi kembali melanjutkan makannya.
"Lo gak usah sok romantis sama gue, bukan berarti kedua orangtua kita ngejodohin kita, gue bakal mau gitu?" ketus Adit.
"Bodo amat! lagian siapa yang mau nikah sama bujang lapuk kayak lo" ketus Shofi menyudahi makannya.
"Apa lo bilang? Gue bujang lapuk?". Adit menggertakkan giginya, kesal.
"Gini ya, lo bayangin sendiri, usia lo 28 sama kayak kakak gue, kakak gue udah punya istri dan anak, sedangkan lo? Masih jomblo" ucap Shofi cengengesan.
"Biarpun gue lebih tua dari lo, bukan berarti gue bujang lapuk. Gini-gini gue masih tergolong pria muda dan tampan" ucap Adit menatap tajam Shofi.
"Terserah lo mau bilang apa, yang jelas lo bujang lapuk dan gue ogah sama lo, orangtua" ketus Shofi kembali menatap Adit dengan tajam.
"Lagian siapa juga yang mau sama anak ingusan kayak lo" sahut Adit kembali tidak ingin mengalah dengan Shofi.
"Anak ingusan? Bilang aja lo terpakau sama penampilan gue" Shofi menyungging bibirnya.
"Astagfirullah, PD amat lo jadi bocah"
"Iya harus dong, secara gue selebgram. Wajib PD". Shofi menyombongkan dirinya.
"Udah cukup menghayalnya? Yok kita pulang!" ketus Adit kesal. Ia kehabisan kata-kata menghadapi Shofi yang begitu keras kepala dan over kePDan.
"Ok. Ayo!" ucap Shofi mengambil tasnya dan berjalan mengikuti Adit.
Sampai di parkiran Adit langsung masuk ke mobil, sedangkan Shofi hanya berdiri di depan pintu, ia tidak ingin masuk sebelum Adit membukakan pintu untuknya. Melihat Shofi yang tak kunjung masuk, Adit memilih membuka kaca dan menatap Shofi yang masih berdiri di depan pintu.
"Lo gak mau pulang?"
"Bukain pintu dong!"
"Gue gak kunci pintu mobil, jadi lo bisa masuk sekarang"
"Masa gue udah kayak princess gini masih bukain pintu sendiri?"
"Ya Allah, Shofi. Lo mau pulang gak?" Adit memberantakin rambutnya, ia tidak habis pikir dengan tingkah bodohnya Shofi.
Shofi mengangguk kepalanya dengan wajah melas.
"Kalau begitu masuk sekarang atau gue tinggal!" ketus Adit.
Shofi masih berdiri tanpa beranjak sedikitpun membuat Adit semakin kesal.
"Gue hitung sampai 3 kalo lo gak masuk juga gue tinggal. 1...2.." ucap Adit mulai menghitung.
"Gue masuk!" ucap Shofi tergesa gesa masuk ke mobil.
"Gitu dong, pake seatbelt-nya" ucap Adit menyungging bibirnya.
"Lo gak bisa menghargai wanita ya? Udah tau kalau cewek cantik itu harus dibukain pintu, ni kagak" cerocos Shofi sambil memasang seatbelt-nya.
"Bodo amat, emang gue pikirin" ketus Adit menjalankan mobilnya.
Drrrttt...drrttt...
Shofi merogoh tasnya dan mengambil ponselnya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah, ada apa?"
"Tugas Pak Boy udah lo kirim ke emailnya?" tanya Tari.
"Belum, emang kenapa?"
"Pak Boy tungguin tugas dari lo, deadline-nya sampai jam 4 pagi"
"Oh, gampang itu. Kirim besok-besok aja" ucap Shofi santai.
"Hmm.. Siap-siap lo dapat nilai E" ketus Tari.
"Lagian ngapain sibuk-sibuk, beliau udah ke Germany pun" ucap Shofi santai.
Adit yang berada di sampingnya mengernyit keningnya sambil sedikit menggeleng kepala, ia tak percaya dengan wanita yang di sampingnya, begitu santai dalam kuliah, padahal gak lama lagi sudah selesai kuliahnya.
"Hmm.. Gue cuma ingatin lo ya, jangan salahi gue kalau lo dapat E. Lagian kita gak tau siapa penggantinya besok". Tari memperingatkan.
"Iya deh iya, lo tenang aja, sebelum jam 4 pagi udah gue kirim." ucap Shofi dengan santai sambil melirik Adit yang masih fokus menyetir.
"hmm.. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah".
Tut..tut..tut..
Shofi meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Kita ke toko buku bentar ya" ucap Shofi menatap Adit.
"Ngapain?"
"Udah! gak usah banyak tanya, antar gue ke toko buku"
"Hmm.. Fisik cewek, mulut gak ada manis-manisnya" gerutu Adit kesal.
"Lo bilang apa?" pekik Shofi.
"Lo gak bisa ya minta tolong baik-baik ke gue?" ucap Adit melirik Shofi dengan sinis.
"huff... Adit! Antar gue ke toko buku ya!" ucap Shofi lembut menahan kekesalannya.
"Nah, gitu dong" ucap Adit menyungging bibirnya.
Adit langsung menambah kecepatannya dan pergi ke toko buku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Windy 2613
penasaran yg bucin duluan siapa kira²
2023-10-25
1
Nina Puji Handayani
klo bneran jd nikah pasti lucu
2021-01-08
0
MUKAYAH SUGINO
Romantisnya kapan
2020-09-14
1