Adit memakirkan mobilnya di depan butik. Mama Salma dan Mama Yanti turun duluan dan berjalan masuk ke butik. Sedangkan Shofi masih duduk dan tak ingin turun dari mobil.
"Lo, masih betah disini?" tanya Adi sambil melepas seatbelt-nya.
"Lo, apa-apaan sih main setuju-setuju aja dengan rencana perjodohan ini?" tanya Shofi menatap Adit dengan tajam.
"Lo, pikir gue senang? Hello...! wake up Shofi gendut, jangan tidur lagi. Gue sama sekali gak tertarik dengan lo" ketus Adit menatap Shofi dengan tajam.
"Dan gue pun sama sekali gak tertarik dengan lo." Shofi kembali menatap tajam kedua mata Adit.
"Bagus deh kalo begitu. Sekarang kita susun rencana agar perjodohan kita batal" Sambung Shofi lega.
"Ya udah, lo turun sana dari mobil gue" ucap Adit sinis.
"Idih, mobil gini aja belagu. Kayak lo ngantar gembel aja" sahut Shofi gak mau kalah.
"Emang lo gembel" ketus Adit menatap sinis.
"Hahaha, orang gaptek ya gini. Gak kenal sama gue" ucap Shofi tertawa sambil melepaskan seat beltnya.
"Bodo" ucap Adit.
"Aneh memang ni anak" gumam Shofi dan beranjak keluar.
Melihat Shofi yang sudah keluar tak lama kemudian Adit juga ikut keluar dan masuk ke butik mamanya.
Di sofa sana terlihat Mama Salma dan Mama Yanti sedang mengukur baju.
Shofi dan Adit yang datang belakangan langsung duduk di sofa.
"Ipan! tolong ukur Adit" pinta Mama.
"Baik, Bu" jawab Ipan tersenyum.
Adit berdiri dihadapan Ipan. Dengan segera Ipan mengambil tali ukur dan mengukurnya.
"Dan sekarang giliran kamu, nak" ucap mana Salma menatap Shofi.
Shofi bangun dari tempat duduknya dengan rasa malas.
-----
Setelah mengukur baju Mama Salma mengajak mereka makan di sebuah restoran favoritnya.
Mereka makan dengan senang, namun Adit dan Shofi tidak menikmatinya.
*Flashback
Shofi sangat membencinya karena Adit sejak kecil suka mengganggu Shofi. Bahkan nama Shofi gendut melekat di bibirnya sampai kapanpun.
"Bi! itu minuman untuk siapa?" tanya Shofi menghampiri bibi.
"Ini untuk Den Adit, Non" ucap Bibi dengan nampan meletakkan minuman di nampan.
Shofi tersenyum licik dengan akal licik di kepalanya.
"Kesempatan gue" bathin Shofi.
"Euu.. Bi! tolong bikinin aku susu dong" pinta Shofi.
"Baik, Non" ucap Bibi.
Bibi beranjak pergi dan membuatkan segelas susu untuk Shofi.
Shofi dengan akal bulusnya melihat kiri kanan langsung merogoh sakunya dan memasukan obat pencahar kedalam minuman Adit.
"Dit..! Kali ini lo bakal rasain pembalasan gue. Lo liat aja, lo bakal berterima kasih ke gue karena lo dapat pelajaran berharga dari gue" bathin Shofi tersenyum licik.
"Non! ini dia susunya" ucap bibi sembari menyerahkan segelas susu.
"Terima kasih, Bi ya" ucap Shofi berlalu pergi.
Bibi mengantar minuman untuk Adit di halaman belakang yang sedang duduk dengan Erik.
"Den! ini minumannya. Silakan diminum" tutur Bibi lembut.
"Terima kasih, Bi ya" ucap Adit tersenyum.
Bibi menganggukkan kepala dan melangkah pergi meninggalkan keduanya.
Shofi duduk di paling sudut dengan segelas susu sembari menikmati pemandangan yang akan terjadi dengan Adit.
"Dit! minumlah! Bentar lagi lo bakalan langsing" gumam Shofi tersenyum bahagia.
Adit meraih minumannya dan minum sampai habis. Kebetulan Adit sangat haus setelah melakukan GYM bersama Eri.
Selang beberapa saat Adit mulai mulas dan langsung berlari ke toilet. Bahkan Adit sampai berulang kali ke toilet.
"Lo kenapa, Dit?" tanya Eri bingung melihat Adit yang terus terusan bolak-balik toilet.
"Gue mulas, Ri" ucap Adit lemas.
Eri melirik Shofi yang sedang tertawa terpingkal-pingkal di sudut sana.
"Kayaknya gue tau siapa yang ngerjain lo" ucap Eri menatap Adit.
"Siapa?" tanya Adit terlukai lemah.
"Itu yang lagi duduk di sudut sana" ucap Adit menunjuk dengan tatapannya.
Adit melihat Shofi yang sedang asik tertawa melihatnya. Dengan segera Adit bangun dan mengejar Shofi. Shofi kaget melihat Adit menghampirinya dengan segera berlari ke kamarnya.
Karena masih mulas Adit kembali lagi ke toilet.
"Sialan lo Shofi gendut! Liat aja pembalasan gue" bathin Adit menggepal tangannya.
Eri datang menghampiri Adit dengan membawa obat dan segelas air untuk Adit.
"Adit! Lo minum dulu ni" ucap Eri menyerahkan obat dan air.
Adit langsung minum obatnya dan membaringkan tubuhnya di sofa.
"Eri! Mending lo ke kamar gue deh, daripada lo tidur disini" ucap Eri.
Adit mengangguk kepala dan berjalan ke kamar Eri.
*Pembalasan Adit.
Shofi sedang duduk santai di kursi santai depan kolam renang menikmati segelas jus dan handphone di tangannya.
Bibi datang membawakan sepotong kue untuk Shofi dan meletakkannya di samping jus Shofi.
Shofi dengan santai langsung memakan kuenya. Gak terasa saat menggigit bagian tengah kue ternyata ada sesuatu hal yang aneh. Shofi membuka lapisan kuenya dan ternyata terdapat seekor kecoa.
Shofi yang merasa jijik langsung muntah-muntah.
Adit tertawa terpingkal-pingkal melihat Shofi. Tak terima melihat Adit yang menertawainya dengan segera Shofi meraih jus dan menyiram Adit.
"Rasain, Lo" ucap Shofi.
"Lo emang cewek gila yang pernah gue temui" ketus Adit kesal dengan wajahnya dipenuhi jus.
"Dan lo lelaki yang gak waras yang mau ngerjain cewek" ketus Shofi menantang Adit.
"Huh.. Lo!" geram Adit menatap Shofi.
"Apa?" ucap Shofi menantang Adit.
"Hei..! apa yang terjadi?" tanya Mama Yanti menghampiri keduanya.
Tak ingin berlarut Shofi beranjak pergi.
Mama Yanti melihat wajah Adit penuh dengan jus membuatnya kesal dan geram dengan tingkah laku anak perempuannya.
"Tunggu, Shofi!" ucap Mama Yanti menghentikan langkahnya.
"Kamu bantu Adit bersih-bersih dan kasih dia baju ganti" titah Mama Yanti tegas.
"Suruh aja dia masuk ke kamar kak Eri, lagian dia udah sering kesana" ucap Shofi beranjak pergi meninggalkannya.
"Shofi!" Mama Yanti meninggikan suaranya.
Shofi langsung mempercepat langkahnya tak ingin menoleh Mama Yanti.
"Maafkan anak tante ya, Dit" ucap Mama Yanti lembut.
"Iya gak apa-apa, Tan" ucap Adit lembut.
"Gak apa-apa gimana? Sampai kapanpun gue gak bakal maafin Shofi" bathin Adit kesal.
"Ayo biar tante antar ke kamar Eri" ajak tante.
"Gak usah, Tan. Biar Adit sendiri yang ke kamar Adit" ucap Adit lembut.
"Baiklah" Mama Yanti mengangguk kepalanya.
Adit melangkah kakinya dengan perasaan kesal langsung menuju ke kamar Eri.
Di kamar Shofi asik mengumpat karena kesal dengan Adit. Begitupun sebaliknya, Adit sangat kesal melihat kejadian tadi, bukannya balas dendam malah senjata makan tuan.
Keduanya tak pernah akur dari kecil hingga dewasa, bahkan saling menjahili satu sama lain.
Eri yang jadi penonton hanya bisa diam melihat tingkah Shofi, bukan tak ingin mengajarkannya, tapi Shofi sangat baik kepada teman Eri lain kecuali pada Adit.
Karena Adit sering menjahilinya bahkan sering membuatnya menangis.
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Ray Siddiq
dendam kesumat 😅
2021-05-07
0
yanti
Adit ma Shofi kaya tom n jerry y.. gak pernah akuuur.. 😅😂🤭
2021-02-14
2
Santi Santi
nh mampir lagi thor..entah keberapa kali aku baca yh ngulang" terus thor👍👍karna aku suka novel ini
2021-01-14
0