*Malam hari.
Shofi yang sedang berada di walk in closet bingung memilih baju yang cocok untuk dirinya. Ini semua karena Yanti. Yanti menginginkannya untuk tampil cantik malam ini. Entah kenapa, ia sendiri tidak mengetahui tujuan mamanya itu.
Mondar-madiri dari satu lemari ke lemari yang lainnya. Akhirnya, ia menemukan satu dress muslimah elegant berwarna mocasin dengan pashmina senada yang cocok untuk ia kenakan pada dinner kali ini.
Setelah mengenakan pakaian disentuh dengan sedikit polesan makeup natural untuk menambah kesan elegannya. Beranjak ke lemari tas dan sepatu, ia menemukan tas hermes white crocodile dipadu dengan sepatu Jimmy choo.
Kemudian berjalan ke lemari perhiasan dan jam tangan. Ia hanya memilih cincin berlian untuk ia kenakan di jari tengahnya, dengan jam hermes.
Penampilan yang elegant, tapi mewah dengan harga barang yang ia kenakan dari atas sampai bawah membuat aura sosialitanya keluar. Sebenarnya ia tidak suka mengenakan barang yang terlalu mahal untuk hanya sekedar memamerkannya pada teman-teman sekampusnya. Ia mengenakan barang branded hanya pada acara formal. Baik itu di acara keluarga, acara sosialita Yanti, maupuan acara teman-teman bisnis Bram.
Itu semua atas perintah dari kedua orangtuanya. Mereka menginginkan anaknya tampil stylish dengan barang branded yang harga fantastis. Tidak hanya anaknya, menantunya bahkan pembantunya saja ikut menikmati kekayaan keluarga Bram hartono. Kemurahan hatinyalah yang membuat bisnisnya semakin hari semakin berkembang.
Shofi berjalan menelusuri anak tangga hingga ke anak tangga yang paling bawah. Ia terus berjalan menghampiri Yanti yang sedang menunggunya di ruang tamu.
"Ma! aku udah siap ni"
"Ayo kita pergi!". Yanti bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan bersama Shofi menuju mobil Alphad yang sudah terparkir di depan rumah.
Pak Ujang, sopir dari Mama Yanti langsung membukakan pintu untuk mereka. Shofi dan Mamanya langsung masuk dan pergi ke sebuah restoran mewah.
"Ma! sebenarnya kita mau dinner sama siapa sih?". Shofi menatap Yanti dengan rasa penasarannya. Namun Yanti hanya tersenyum lembut kemudian terus berjalan memasuki restoran.
Shofi merasa kesal dengan Mamanya yang dari tadi mengacuhkannya, ia terus berjalan mengikuti Mamanya.
Di meja sana sudah ada Salma dan Adit yang menunggu mereka.
Pertemuan ini membuat mereka terkejut.
"E..lo!" ucap mereka kompak.
"Jodoh memang selalu kompak begini." Kata Yanti menggoda mereka.
"Ayo silakan duduk!". Tutur Salma lembut dengan senyuman manis di bibirnya.
Yanti dengan senyuman bahagia langsung menarik kursi dan duduk diantara mereka. Shofi dengan wajah betenya juga ikut duduk diantara mereka.
Kedua ibu sosialita larut dalam obrolan mereka. Namun berbanding dengan anak mereka, Adit dan Shofi memilih diam membisu.
"Kalian berdua sedang telepati?" tanya Salma menatap keduanya secara bergantian.
Adit dan Shofi saling menatap kemudian mengalih pandangannya ke arah Salma.
"Gak kok, Ma"
"Lalu kenapa kalian berdua diam?"
"Lagi gak mood untuk ngomong, Ma."
"Kami gak lagi dinner dengan balok es kan?" sahut Yanti.
"Mama!". Shofi mengeryit keningnya.
"Kalian berdua jangan canggung seperti itu. Karena sebentar lagi kalian akan menjadi pasangan" ucap Salma tersenyum menatap mereka secara bergantian.
Huk..huk..huk..
"Minum-minum!" Adit memberikan minuman ke Shofi. Tindakannya membuat Salma dan Yanti tersenyum sumringah.
"Hati-hati kalau makan"
"Iya, terima kasih ya"
"Hmm. Minum lagi!"
"Udah cukup" Shofi menatap Adit dengan senyuman di bibirnya.
"Ehemm.." Salma berdehem membuat Adit dan Shofi salah tingkah.
"Jeng! kayaknya kita harus cepat-cepat ngadain acara pertunangan mereka deh" tutur Salman menatap Yanti dan sesekali melirik Adit dan Shofi dengan senyum sumringah.
"Bener banget tu! Aku setuju banget sama kamu" jawab Yanti ikut mendukung Salma.
"Eh! kalian kenapa sih?" Adit mengeryit keningnya menatap mereka.
"Kami mau kalian menikah, sayang" ucap Salma menatap Adit penuh harapan.
"Udah deh, Ma, jangan mengada" Adit menetipis ucapan Mamanya.
"Gak mengada loh, Mama serius!"
"Tapi, Tan. Shofi rasa itu gak mungkin deh".
"Benar. Adit juga setuju dengan yang dikatakan Shofi gendut, Ma"
"Auw" Adit menjerit kesakitan karena Shofi menendang kakinya.
"Kenapa, Dit?" tanya Salma menatapnya bingung.
"Gak kenapa-kenapa, Ma" Adit berusaha tersenyum, padahal kakinya sangat kesakitan. Itu pengaruh tendangan Shofi yang begitu kuat, ditambah lagi dengan sepatu yang ia kenakan benar-benar terasa sangat sakit. Kemudian Adit menatap dengan tajam wajah Shofi seakan ia ingin membunuh Shofi.
"Jeng! menurutku walaupun mereka bilang gak mungkin, tapi alangkah bagusnya kita tetap melaksanakan perjodohan mereka" sambung Yanti.
"Mama! jangan bercanda!" bisik Shofi menggertakan giginya.
"Mama gak bercanda, sayang. Lagian kalian berdua cocok loh."
"Cocok dari mananya". Ucap Shofi kesal dengan mengerucut bibirnya.
"Kalian itu udah saling kenal sejak kecil, jadi untuk kalian berumah tangan itu gak bakal susah lagi."
"Mama! ini jaman modern bukan lagi masa Siti nurbaya"
"Siti nurbaya dulu gak saling kenal sama jodohnya. Nah! kalau kamu kenal Adit semenjak kalian masih anak-anak, jadi apa salahnya?"
"Gak tau lah, Ma. Susah ngomong sama Mama, maunya maksa aja" ucap Shofi berdecak kesal.
"Jadi kalian setuju ya Mama jodohin" ucap Yanti menatap Shofi dan Adit secara bergantian.
"Jeng! menurut mu gimana?" Yanti meminta persetujuan dari Salma.
"Aku sih jangan tanya lagi, aku gak sabar ingin menjadikan anakmu sebagai menantuku". Salma tersenyum bahagia.
Adit dan Shofi saling menatap dengan rasa kesal yang menyelimuti mereka.
"Kalau begitu kalian mau tunangan dulu apa langsung nikah?" tanya Yanti menatap keduanya dengan penuh harapan.
Shofi hanya melirik sekilas mamanya kemudian ia kembali menunduk wajahnya karena kekesalannya terhadap mama. Begitu juga dengan Adit, ia merasa shock dengan pertanyaan Yanti, sehingga ia memilih diam.
"Karena kalian diam, jadi kami putuskan kalian untuk segera menikah"
"Jangan! kami pilih tunangan" ucap Adit dan Shofi sangat kompak menatap Yanti.
"Hehehe.. Kalian ini, mau sekeras apapun kalian menolak perjodohan ini, tapi Mama rasa Allah ikut mendukung keinginan mulia kami" ucap Salma sangat bahagia.
Adit dan Shofi kembali bertatap mata kemudian menundukkan wajahnya kembali.
"Ok, sip. Kalau begitu kita akan mengadakan acara pertunangan kalian berdua, kira-kira kapan kita adakan acara pertunangan kalian" tanya Yanti menatap mereka. Namun mereka hanya terdiam membisu.
"Ku rasa anak-anak kita menyerahkan keputusannya kepada kita deh, Jeng" ucap Mama Salman tersenyum bahagia.
"Hmm.. Benar juga ya, lalu gimana menurutmu?"
"Beberapa minggu lagi acara nikahan sama resepsi Rangga, gimana kalau kita adakan acaranya pertunangan mereka seminggu sesudah wedding Rangga?" ucap Salma menatap mereka penuh harapan
"Ma! Gimana kalau kita bicara sama Papa dulu, lagian kita gak boleh putuskan secara sepihak begini" tutur Adit lembut.
"Shofi setuju, Ma, Tan" sahut Shofi.
"Baiklah kalau begitu kita bicarakan sama Papa-papa kalian" ucap Salma menyetujui saran mereka.
Adit dan Shofi merasa senang dengan persetujuan Salma dan Yanti, karena dengan itu mereka bisa membujuk Papa mereka untuk tidak menyetujui rencana Salma dan Yanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Nina Puji Handayani
Shofi n Adit tuh seperti Romeo and Juliet yg berasa tom and Jerry...
2021-01-08
1
MUKAYAH SUGINO
Thor visualnya
2020-09-14
6
Nayyira
lanjut
2020-08-19
2