Di kampus Shofi langsung berlari menuju ruangannya, tanpa permisi dan melirik kiri kanan, karena ia menundukkan kelapanya ia langsung mengendap-ngendap masuk.
"Kamu! kemari!" pinta Adit menghentikan langkah Shofi.
"Gila gila..! bapak itu tau lagi" bathin Shofi dengan wajah melasnya.
"Hufff.. Bismillah" Shofi menghela nafas dan membalikkan tubuhnya, tapi ia masih tetap menunduk wajahnya.
Adit terus berjalan dan berdiri tepat di hadapannya.
"Angkat wajahmu" pinta Adit.
"Ya Allah..! Mati aku.. mati aku" bathin Shofi panik.
"Kamu gak paham bahasa?" tanya Adit kesal.
"Kurang asem ni dosen, belagu banget" gerutu Shofi kesal. Ia pun langsung mengangkat wajahnya, namun ia masih memejamkan matanya, ia sangat takut melihat wajah dosen yang dibilang killer oleh sahabatnya.
Adit tersenyum licik melihat wajah Shofi. Adit berpikir untuk mengerjainya. Memang alam mendukungnya, kali ini menjadi kesempatan baginya untuk mengerjai bocah yang satu ini.
"Karena kamu telat, kamu berdiri di depan sampai jam saya habis" ucap Adit memasang wajah wibawanya.
"Apa?" pekik Shofi membuka matanya.
"Lo" Shofi terkejut melihat Adit di depannya.
"Gak..gak..gak..! Gak ada yang boleh tau gue kenal sama si rubah licik ini, bisa-bisa gue jadi trending kali ini" bathin Shofi sambil menggeleng sedkit.
"Cepat! Kamu berdiri di sana!" titah Adit menunjuk tangannya ke arah depan.
"Gue telat juga karena lo yang telat bawa pulang gue" gerutu Shofi kesal sambil berjalan ke arah yang ditujukan.
Adit tersenyum bahagia melihat Shofi dengan ekspresi melasnya.
"Rasakan kamu Shofi gendut, gue gak bakal sia-siain waktu gue buat ngerjain lo" bathin Adit tersenyum bahagia.
"Baik, karena waktunya sudah terbuang dengan keterlambatan teman kita tadi. Jadi saya akan katakan kepada kalian semua karena saya orang yang paling menghargai waktu, dan tolong diantara kalian jangan ada yang membuang-buang waktu saya. Jika kalian seperti dia, kalian akan menerima hukum dari saya" ucap Adit tegas sembari melirik Shofi dengan sinis.
"Wah..! Tegas banget dosen kita kali ini" ucap kawan-kawan Erina.
"Sstt.. Diam, lagian kita mana mungkin telat. Kalian lihat Shofi! Dia begitu menyedihkan sekali. Diawal pertemuan dosen kita yang ganteng ini, malah menjadi awal penderitaan baginya" ucap Erina tersenyum licik. Ia sangat senang melihat Shofi dipermalukan di depan semua mahasiswa.
"Ya Allah..! Shofi! Shofi..! Gue minta maaf banget, gue gak seharus bikin lo malu pagi ini" bathin Tari merasa bersalah karena telah membohonginynya.
"Sekarang lo lihat teman lo di depan, sangat menyedihkan sekali" ucap Erina mengejek Tari.
"Lo tutup mulut lo ya, jangan sampai gue sumpel mulut lo" ketus Tari kesal.
"Mahasiswaku semuanya, ayo kita lanjut." titah Adit lembut untuk melanjutkan perkenalan diri mereka masing-masing.
"Ini kesempatan gue buat tunjukin ke Erina badut" bathin Tari menyungging bibirnya.
Tari langsung berdiri "Pak! Nama saya Tari anatasha, biasanya di panggil Tari, dan kita sudah pernah kenalan dulu ketika di mall" ucap Tari lembut sambil tersenyum.
"Di mall?" tanya Adit berusaha mengingatnya.
"Iya pak! Ketika kita gak sengaja tabrakan dan kita kenalan di dalam lift" ucap Tari kembali mencoba mengingatkan Adit.
"Haha.. Jangan halu deh lo" ledek Erina cengengesan.
"Oh iya.. saya lupa. Saya ingat saat itu kita di lift dan ada seorang wanita bercadar juga disana" jelas Adit mengingatnya kembali.
"Iya Pak!" ucap Tari sambil mengangguk kepala dan senyuman bahagia yang terukir di bibirnya.
"Wah! Saya tidak menyangka kamu salah satu mahasiswi saya disini" ucap Adit tersenyum.
"Iya Pak! Saya juga tidak menyangka. Mungkin itu jodoh" ucap Tari tersenyum sumringah.
"Uhuuuu" sorak semua mahasiswa.
"Sudah-sudah! Tari! nice to meet you" ucap Adit tersenyum manis.
"Thanks. Nice to meet you too" ucap Tari tersenyum bahagia sambil duduk kembali.
"Ya Allah! Anak ini Narsis banget. Dia pikir dia ganteng banget apa? Pakai tebar-tebar pesona gitu" bathin Shofi.
"Lo lihat sendiri! Gue gak pernah halu" ucap Tari menatap Erina dengan sinis.
"Erina lo kalah telak sama dia" ucap Puput kawannya Erina.
"Lo tenang aja, Pak Adit akan menjadi milik gue" ucap Erina menaikkan alis kirinya dengan senyuman licik di bibirnya.
Awal pertama Adit mengajar di fakultas Teknik, terutama jurusan Teknik Sipil membuat semua dari mereka jatuh hati terhadapnya. Kenapa tidak, selain dari tampang dan penampilannya yang keren, dia juga memiliki IQ diatas rata-rata. Sehingga sangat wajar sekali di awal pertemuan mereka, ia menjadi salah satu idola bagi semua mahasiswi, juga mahasiswa yang suka dengan penampilan dan kecerdasan Adit.
"Hari ini sampai disini saja. Terimakasih atas partisipasi kalian. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap Adit mengakhiri kelasnya.
Ia berjalan meninggalkan kelas, namun dia berbisik kepada Shofi yang sudah lelah berdiri di depan. "Selamat istirahat" ucap Adit tersenyum licik dan berlalu meninggalkannya.
"Haaa.. Adit gila..! Gila..! Gila..!" gerutu Shofi kesal.
Shofi langsung berjalan dan duduk di samping Tari.
"Kurang ajar si Adit, kaki gue pegel" cerocos Shofi kesal.
"Fi..! Gue minta maaf sama lo, ini semua karena gue" ucap Tari merasa bersalah.
"Hahaha.. kasihan Shofi. Pegel ya? Lelah? Atau gimana?" ledek Erina menghampirinya.
"Lo bisa diam gak?" pekik Tari menatap tajam Erina.
"Gak bisa!" ketus Erina.
Dengan segera Tari mengambil tisu dan menyumpal ke mulut Erina.
"OMG.. Puh..puh..puh.." pekik Erina sambil meludah ludah sisa tisu di mulutnya.
"Rasain lo" ucap Tari tersenyum bahagia.
"Awas lo ya" pekik Erina kesal.
"Kenapa? lo mau lagi?" Tari menantang Erina.
"Uhuh" Erina dengan wajah kesal langsung pergi meninggalkan mereka.
"Sini biar gue pijitin kaki lo" ucap Tari menatap wajah Shofi.
Shofi langsung mengangkat kedua kakinya ke pangkuan Tari.
"Gue minta maaf ya, Fi. Gue gak bermaksud bohongi lo tadi" ucap Tari merasa bersalah sambil memijat-mijat kaki Shofi.
"Udah gak usah dipikirin lagi. Kayaknya gue harus balas kelakuan dosen tengik kita itu" ucap Shofi tersenyum licik.
"Eh! lo jangan cari gara-gara sama dia"
"Kenapa? Karena dia cogan lo? Jadi gue gak boleh balas dendam?" tanya Shofi menatap Tari dengan tajam.
"Eh..! Bukan gitu juga, tapi gue gak mau lo kena masalah lagi sama beliau"
"Udah! Itu biar jadi urusan gue"
"Fi! Gue heran sama lo, kok bisa hari ini lo telat kayak gini? ini bukan Shofia Putri Hartono yang gue kenal loh" ucap Tari menatap Shofi penasaran.
"Oh! itu karena A..."
"Gak mungkin dong kalo gue bilang gara-gara si Adit, bisa-bisa gue ketahuan lagi" bathin Shofi.
"Karena apa?" tanya Tari bingung.
"Oh! Itu karena semalam gue bikin tugas, iya bikin tugas Pak Boy, makanya gue begadang dan selesai sholat subuh gue tidur lagi" jelas Shofi gugup.
"O.. karena itu! Gue pikir kenapa"
"Sudah cukup pijitinnya. Terima kasih ya" ucap Shofi menurunkan kakinya dari pangkuan Tari.
"Lo mau kemana lagi?" tanya Tari penasaran.
"Gue mau pulang, mau mandi" ucap Shofi polos.
"Kok mandi lagi?" tanya Tari bingung.
"Gara-gara lo bohongin gue, gue ke kampus gak mandi, dan ini perdana bagi gue" ketus Shofi kesal.
"Hahaha... serius lo?" tanya Tari cengengesan.
"Udah! Jangan lo bahas lagi, gue cabut". Shofi mengambil tasnya dan beranjak pergi.
"Eh tunggu! Biar gue antar lo" ucap Tari mengikuti Shofi.
"Gak usah, gue bawa mobil". Tari menunjukkan kunci mobilnya.
"Tumben lo dikasih mobil sama nyokap lo. Kesambet apa nyokap lo?" tanya Tari penasaran.
"Kesambet wajah melas gue." ucap Shofi spontan.
"Hah? Melas?" tanya Tati kikuk.
"Iya dong, lo pikir kalau gue gak pasang wajah melas bisa sampe kesini?"
"Iya juga sih. Eh! tapi kita makan dulu yok di kantin, gue yang bayarin"
Langkah kaki Shofi terhenti dan berbalik menatap Tari.
"Serius lo?" tanya Shofi bingung.
"Iya. Lo anggap aja, permintaan maaf gue" ucap Tari memasang wajah melas.
"Ok. Ayo" ucap Shofi berjalan ke kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Nina Puji Handayani
kayaknya pengalaman pribadi author nih,bangun kesiangan trus g mandi, bercanda thor🤭😁😁✌️🙏
2021-01-08
0
Dyah Ririn
keinget pas masih sekolah...bangun kesiangan jdinya nggk mandi 😂
2020-10-13
3
MUKAYAH SUGINO
Shofi blm mandi
2020-09-14
0