"Oh ya, dari tadi gue kok gak ngelihat Shofi gendut. Dimana dia?" tanya Adit serius melihat ke seluruh ruangan.
"Itu dia" Ucap Eri menunjuk ke tangga.
Shofi turun dari tangga dengan anggunnya mengenakan gaun hitam dan pashmina hitam dengan sentuhan swarovsky di pashmina dan gaunnya memancarkan aura kecantikan seperti princes yang sedang turun tangga.
Adit terbelalak matanya melihat kecantikan Shofi. Setelah sekian lama, baru kali ini ia bertemu kembali dengan Shofi dan kini Shofi sangat berbeda dengan saat-saat ia kecil dulu.
"Lo jangan gangguin dia lagi, dia bukan Shofi yang lo kenal dulu" bisik Eri.
Adit tak menghiraukannya dan langsung menghampiri Shofi.
"Widih.. udah cantik sekarang ya, sampai-sampai gue aja gak kenal lagi" ucap Adit tersenyum menghampiri Shofi.
"Idih! malas banget gue lihat wajah dia" bathin Shofi menghentikan langkahnya.
"Jadi, lo ngapain kesini ? Mau ngedaftar jadi soulmate gue? Sorry ya, tipe kayak lo bukan kategori gue" ketus Shofi menunjuk wajah Adit dengan sinis.
"Idih, sombong banget lo ya. Mentang-mentang udah langsing, udah naik level lo sekarang ya" ketus Adit menatap dengan sinis.
"Siapa lo berani menilai gue? Sana jauh-jauh dari gue, jamuran yang ada dekat sama lo" ketus Shofi mengusap-usap lengannya seperti menghapus debu di lengannya.
"Nah, ni anak. Seringin berat badan turun, ingatan lo juga turun" ketus Adit menggeleng kepala.
"Badan gue langsing, tapi sayangnya gak amnesia. Lagian lo ngapain kesini, ganggu pandangan gue aja" ketus Shofi memalingkan wajahnya.
"Udah gede, udah pintar ngehina orang sekarang ya" ucap Adit hendak mencubit pipi Shofi.
"Eh.. Eh.. Tangannya hati-hati. Bukan muhrim tau" ucap Shofi menghindar.
"Kan udah gue bilang, dia itu bukan Shofi gendut dulu lagi" Ucap Eri menghampirinya sambil tersenyum.
"Hahaha, iya sih bro. Makin ketus sekarang ya" Ucap Adit sambil tersenyum.
" Itulah, kalau dulu mah, asik lo bully aja, sekarang gak bisa lagi, mulutnya udah berbisa" Ucap Eri sambil tersenyum.
"Udah cukup cerita-ceritanya? Minggir sana gue mau lewat" Ucap Shofi beranjak pergi.
"Cantikan adik gue?" bisik Eri.
Adit menatap Eri bingung dengan mengangkat kedua alisnya.
"Kalau lo bisa dapatin dia, gue akui lo hebat" bisik Eri tersenyum.
"Jangan mengada lo ya. Bisa-bisa mati berdiri gue punya istri kayak adik lo itu" Ucap Adit.
"Hahaha, dasar lo. Air sama minyak" tepuk Eri dan beranjak pergi.
"Assalamualaikum Om, tante, kak Rangga" ucap Shofi menghampirinya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap semuanya.
Mama Salma mencium pikir kanan dan pipi kiri Shofi. Shofi menutup kedua tangannya di dada dan mengangguk kepala saat bersama Rangga dan Papa Herlambang.
Mama Salma menyuruh Shofi duduk di sampingnya.
"Jeng! sudah dewasa anakmu ini ya. Makin cantik dan sholeha sekarang" ucap Mama Salma menggenggam tangan Shofi dan tersenyum.
"Ah, kamu bisa aja" Ucap Mama Yanti.
Shofi hanya tersenyum lembut mendengar pujian Mama Salma.
"Pa.. Shofi beneran cantik dan sholeha kan?" tanya Mama Salma menatap Papa Herlambang.
"Iya Ma, jauh sekali perubahannya" ucap Papa Herlambang tersenyum.
"Ya iyalah Pa, dulu dia Shofi gendut" ucap Adit sambil duduk.
Seketika wajah Shofi berubah kesal menatap Adit.
"Itu dulu, tapi sekarang coba deh liat, betapa anggun, cantik dan sholeha dia sekarang" ucap Mama Salma.
Shofi tersenyum melihat Mama Salma dan menjulurkan lidahnya ke Adit.
Adit melolot ke arah Shofi.
"Pa! gimana kalau Shofi menjadi mantu kita saja?" tanya Mama Salma tersenyum.
"Apa?" ucap Adit dan Shofi terkejut.
"Nah kan, itu aja kalian sudah kompak. Iya gak Pa?" Ucap Mama Salma tersenyum bahagia.
"Iya, Ma. Gimana kalau kita nikahkan jodohkan mereka berdua Bram?" tanya Papa Herlambang.
"Papa! jangan mau" gumam Shofi menggeleng kepalanya.
"Ide bagus tu, Herlambang" jawab Papa Bram tersenyum.
"Pa !!" ucap Shofi menatap Papa Bram.
"Loh kenapa ? Kalian sama-sama single, jadi apa salahnya" ucap Papa Herlambang.
"Tapi, Papa" ucap Shofi merengek.
"Udah, Mama juga setuju kalian berdua menikah. Jadi, Mama bisa cepat nimang cucu dari kamu dan Safira udah ada kawannya" ucap Yanti bahagia.
"Kak Rangga! lo aja deh yang nikah sama gue" ucap Shofi menatap Rangga.
"Idih ogah! gue udah punya tunangan, bulan depan gue mau nikah. Lo nikah aja noh sama Adit, lagi cocok banget kalian berdua" ucap Rangga menolak.
"Alah Kak! tinggalin aja tunangannya, nikah sama gue kenapa? Daripada gue nikah sama rubah licik itu" ucap Shofi melirik Adit.
"Eh..eh..eh.. Lo bilang apa? Rubah licik. Dasar lo Shofi gendut" ucap Adit kesal.
"Rabun lo ? Lo lihat dong gue, langsing gini" ucap Shofi senyum tipis.
"Idih, itupun bangga. Otak masih otak udang" Ketus Adit.
"Iiihhh" Shofi menggetak giginya kesal.
"Cukup..cukup..! Kalian berdua kalau dekat kayak kucing dan tikus" ucap Papa Bram menghentikan mereka.
"Apa lo..!" bisik Shofi menatap sinis Adit.
"Otak udang" ledek Adit.
"Adit" panggil Papa Herlambang.
"Iya, Pa" ucap Adit menunduk.
"Ayo kita makan, udah lapar ni" Ucap Mama Yanti.
"Ayo" ucap Mama Salma.
Semuanya berjalan ke ruang makan.
Semuanya duduk di kursi dan tersisa dua kursi yang berdekatan.
Adit langsung duduk, sedangkan Shofi masih berdiri.
"Dek! kenapa lo gak duduk?" tanya Mama Eri menatap Shofi.
Shofi dengan wajah kasihan menggeleng kepala dengan tatapan memberi kode ke kursi kosong di samping Adit.
"Ayo duduk, nak" Ucap Papa Bram.
"Kak! pindahlah" ucap Shofi menatap Eri.
"Shofi! Duduk" tegas Papa Bram.
Shofi dengan kesal langsung duduk di samping Adit.
"Ayo silakan!" Ucap Papa Bram tersenyum dengan tangan mempersilakan.
Adit dan Shofi mengambil makanan yang sama berbarengan beberapa kali membuat kedua keluarga tersenyum. Sedangkan Shofi dan Adit kesal satu sama lain.
"Udah, lo aja duluan" ucap Shofi mengalah.
Adit mengambil lauk dan meletakkan ke dalam piring Shofi dan juga ke dalam piring.
"Loh" ucap Shofi bingung sembari menatap Adit.
"Udah, jangan bawel. Lo makan aja terus" ucap Adit sambil makan.
"Euu.. Terima kasih" ucap Shofi singkat.
"Sama-sama" jawab Adit.
Shofi melirik Adit dan melanjutkan makan.
"Jeng! kamu memang paling jago masak, makan ini semua enak-enak banget" ucap Mama Salma menatap Mama Yanti.
"Ah kamu bisa aja, kamu sendiri apa kurangnya. Sama juga kayak aku" Ucap Mama Yanti tersenyum.
"Oh ya, ini minum apa namanya, Jeng?" tanya Mama Salma penasaran.
"Tu tanya sama tuan putri di sebelah Adit" ucap Mama Yanti tersenyum.
"Jadi ini kamu yang buatin, nak?" tanya Mama Salma menatap Shofi.
Shofi tidak mendengar ucapan Mama Salma karena fokus dengan makanannya.
"Eh, lo ditanya nyokap gue tu" ucap Adit menyenggol lengan Shofi dengan sikunya.
"Haahh.. Iya tante" ucap Shofi terkejut.
"Minuman ini enak sekali, nak. Apa nama minum ini?" tanya Mama Salma mentap Shofi sambil tersenyum.
"Jus poligami, Tan" ucap Shofi polos.
"Huk..huk..huk.. Poligami?" Adit tersedak dan menatap Shofi.
"Iya, kenapa?" tanya Shofi mengangkat kedua alisnya.
"Waras dikit dong kalau kasih nama" ucap Adit.
"Lah, lo yang gak waras" ketus Shofi.
"Minuman ini enak loh, tante minta resepnya ya. Nanti tante mau buatin minum ini di rumah" Ucap Salma lembut.
"Baik, Tan" Shofi mengangguk kepala.
Mama Salma tersenyum bahagia dan kembali melanjutkan makannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Roewina
mau dong resepnya jus poligami 😄☺️☺️
2022-12-27
0
hartatik hartatik
ad ad aj jus poligami...
2021-08-01
0
mui mui mun€€€¥¥
mahram bkan muhrim
2021-05-29
0