Tari mengantar Shofi sampai ke rumahnya. Tari menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang.
"Loh! kenapa gak langsung ke dalam?" ucap Shofi menatap Tari bingung.
"Lo turun disini aja, gue langsung cabut" ucap Tari menoleh ke arah Shofi.
"Lo janji mau habisin weekend kita di kamar gue. Lagian gue baru dikirimin baju sama penjual, katanya suruh endorse sama gue. Ayolah lo masuk!" ucap Shofi merengek.
"Sorry, Fi. Gue harus pulang. Nyokap gue dari tadi telpon gue suruh pulang cepat". Tari memberi pengertian.
"Yaudah deh kalo gitu." ucap Shofi sambil membuka seatbeltnya.
"Barang lo jangan lupa ambil, jangan nanti kelupaan. Kalau sampai lupa, gak bakal gue balikin ke lo" ucap Tari menatap Shofi.
"Iya gak mungkin gue lupalah. Toh barang branded semua, sia-sia gue keluarin uang buat lo rampok barang gue" cerocos Shofi.
Shofi segera turun dan mengambil barangnya di bagasi. Kemudian ia kembali ke pintu mobil, dengan segera Tari membuka kaca pintunya. Shofi sedikit membungkukkan tubuhnya agar lebih leluasa berbicara dengan Shofi. Karena Tari mengendari mobil sport, jadi untuk tubuh Shofi yang tinggi semampai ia harus membungkuk tubuhnya.
"Thanks ya". Shofi tersenyum sumringah.
Tari melongok menatap Tari dan berkata "Iya..iya.. Gue balik dulu. Salam buat Om dan Tante. Dan juga buat kesayangan gue, Safira. Kangen gue sama dia".
"Kalau lo kangen masuklah, jangan main kabur aja" Shofi mencebik Tari.
"Haish.. Kalau bukan karena nyokap gue mah, udah gue bobol rumah lo" ketus Tari sambil menatap tajam Shori.
"Yaudah lo pulang sana! Gue mau masuk. Hangus gue kelamaan disini" ucap Shofi sambil menutup wajahnya dengan tangan.
"Eleh.. selebgram. Sana deh masuk! Gue mau pulang juga, gerah gue" cerocos Tari.
"Da" ucap Shofi tersenyum sambil melambai tangannya ke arah Tari. Tari membalas lambaian tangannya dan berjalan pergi meninggalkan Shofi.
----
Shofi berjalan masuk ke rumah dengan tersenyum sumringah terukir di bibirnya. Hatinya sangat bahagia karena mendapatkan barang yang dinanti-nantinya. Ia terus berjalan menelusuri anak tangga dan masuk ke kamarnya.
Mama Yanti melihat Shofi dari jauh kemudian ikut menyusulnya ke atas.
"Senang kali anak Mama hari ini" ucap Mama Yanti berjalan menghampiri Shofi yang sedang duduk di sofa dekat ranjang.
Shofi tersenyum bahagia melihat Mama Yanti. Ia segera bangun dan menarik lengannya untuk menuntunnya duduk bersama Shofi di sofa.
"Kenapa ni?" tanya Mama Yanti bingung dengan sikap Shofi yang menarik tangannya.
"Ayo, Mama duduk disini!" ucap Shofi menuntut Mamanya duduk di sofa. Mama menatap wajah Shofi dan menurutinya.
Shofi mengambil barang belanjaannya dan memberikannya untuk Mama Yanti.
"Apa ni?" tanya Mama Yanti mengernyit keningnya.
"Buka deh!" ucap Shofi tersenyum penuh makna.
Mama Yanti penasaran dan langsung membukanya.
"Wah..! kamu beliin Mama tas?" Mama Yanti terharu melihat hadiah dari Shofi.
"Iya, Ma. Ini pengeluaran terbaru dari Hermes. Mama suka?" ucap Shofi penuh perhatian.
Mama Yanti mengangguk kepalanya dan tersenyum bahagia.
"Thanks a lot princess. Mama suka banget dengan tas ini. Kamu memang paling tau selera Mama" ucap Mama Yanti menatap wajah Shofi dengan senyuman bahagia terukir disudut bibirnya.
"Sama-sama, Mama" jawab Shofi tersenyum bahagia. Baginya memberi hadiah kepada orang yang dikasihi merupakan kesenangan tersendiri untuknya, apalagi dengan uang yang ia peroleh sendiri.
"Oh ya, sayang. Malam ini temani Mama dinner ya" ucap Mama menatap Shofi penuh harapan.
"Dinner? Berdua?" tanya Shofi penasaran.
Mama Yanti tersenyum sambil menggeleng sedikit kepalanya. Shofi mengernyit keningnya dengan tatapan penasaran.
"Pokoknya kamu dandan yang cantik malam ini. Setelah shalat Isya' kita langsung go" ucap Mama mengusap pundak Shofi.
Shofi masih bingung dan penasaran dengan Mamanya, karena ini yang pertama kalinya Mamanya memintanya dandan cantik untuk dinner bersamanya. Biasanya mereka kalau dinner pasti dengan Papa, Eri dan istnya. Dan sekarang Mamanya terlihat aneh.
"Mama mau ke kamar dulu ya. Terimakasih untuk hadiahnya" ucap Mama Yanti mencium pipi tirus Shofi, kemudian ia berjalan meninggal Shofi yang masih bingung dengan ucapan mamanya.
"Mama aneh banget sih?" bathin Shofi mengernyit keningnya.
Shofi mengambil barang belanjaannya dan meletakkan di walk in closet. Semua baju, tas branded, sepatu branded, bahkan hijab tersusun rapi di walk in closet. Di sebuah lemari khusus parfum terlihat berbagai macam brand parfum tersusun rapi. Disampingnya juga ada berbagai macam alat kosmetik mulai dari produk lokal sampai import. Menelusuri laci di meja riasnya ternyata terdapat berbagai macam perhiasan. Semuanya memancarkan kilauannya.
Memang kehidupan Shofi sangatlah mewah. Namun, ia tidak semena-mena menghambur-hamburkan uang orangtuanya. Banyak dari koleksinya ia dapatkan secara gratis, banyak owner yang mengirimi dia berbagai macam barang untuk di endorse. Selain itu, pekerjaan selebgram itu juga menghasilkan uang yang lumayan, ditambah lagi ia yang suka bermain youtube. Ya, dia juga seorang youtuber. Ia banyak mengupload berbagai konten, terutama tutorial makeup.
Jadi, tidak heran dengan apa yang diperoleh Shofi. Sebenarnya tidak hanya itu saja, ia juga anak seorang pengusaha sukses, dan nama Papanya termasuk di deretan orang terkaya di Indonesia. Tapi banyak yang orang yang tidak tahu identitas Shofi kecuali sahabatnya, Tari. Karena ia lebih memilih bungkam. Bahkan untuk ke kampus saja dia diantar kakaknya bahkan sering numpang dengan Tari.
Sebenarnya bukan karena tidak mampu, hanya saja semenjak accident sepupunya yang tewas di jalan saat mengemudi, membuat Yanti trauma dan melarang keras untuk Shofi mengemudi sebelum ia lulus kuliah.
Agak aneh gak sih? Hmmm.. Tapi itulah Mama Yanti, yang over over over.. Gak tau mau bilang gimana lagi. Ya memang seperti itu. Tapi wajar sih, mana ada seorang Ibu mau melihat anaknya kenapa-kenapa.
Shofi mengganti bajunya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size. Ranjang yang paling nyaman sedunia baginya. Karena rebahan sangatlah nikmat setelah melakukan berbagai aktivitas. Semua urat-urat sarafnya tidak lagi tegang.
Sontak Shofi memikirkan ucapan mamanya yang menyuruhnya danda, pikiran menjadi kacau dengan berbagai pertanyaan. Namun ia menepis segala pikirannya, ditarik selimut lalu dipejamkan matanya. Ia tak ingin memikirkannya lagi, ia harus istirahat untuk memulihkan tenaganya. Dan akhirnyapun ia terlelap dengan wajah yang polos tanpa dosa.
Shofi sangat imut ketika ia sedang tertidur. Wajahnya yang ayu, membuat orang teduh pandangannya melihat Shofi, apalagi ketika sedang tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
friska
mau dijodohin si adit
2020-11-27
0
Santi Santi
lanjut
2020-10-31
0
Jumaerah Elis
visual ny thor
2020-10-14
0