Tanpa sengaja Adit terlelap dengan baju yang belum sempat di ganti dan baju dalam tas juga belum dirapikan.
Krek..
Mama Salma masuk dan melihat Adit tertidur sangat pulas dan tak tega membangunkan anaknya.
"Pasti sangat lelah sekali nak ya" gumam Mama Salma menyelimuti anaknya.
Mama Salma melihat seisi ruangan dan menemukan tas Adit yang belum dirapikan.
Mama Salma mengeluarkan baju Adit dari tas dan merapikannya ke dalam lemari. Kemudian pergi keluar tanpa menimbulkan suara.
Mama Salma turun dari tangga menuju ke ruang makan.
"Nya! ini makanan untuk Den Adit" ucap bi Imah menyerahkan nampan berisi Nasi dan minuman.
"Biarkan disitu saja. Adit lagi tidur, jangan diganggu ya, bi" tutur Mama Salma lembut.
"Baik, Nya" ucap bi Imah meletakkan kembali nampannya.
-----
*Di kampus.
"Akhirnya selesai juga" ucap Tari memasukkan buku ke dalam tas.
"Gue duluan ya" ucap Shofi mengambil tasnya.
"Eh tunggu, biar gue antar" ucap Tari.
"Gue mau langsung balik ke rumah Tar" ucap Shofi menatap Tari.
"Iya gue tau. Biar gue antar lo" ucap Tari menarik tangan Shofi.
"Ah, Ok" Shofi berjalan mengikuti Tari.
Tari dan Shofi berjalan ke parkiran dan mengambil mobil sportnya.
"Fi, lo anak orang kaya, selebgram lagi, tapi kenapa mobilpun gak ada?" tanya Tari bingung sambil nyetir.
"Gua rasa lo taulah kenapa sampai sekarang gue belum boleh nyetir mobil sendiri. Kalau bukan karena sepupu gua mati saat nyetir mana mungkin gue kayak gini" jelas Shofi kesal.
"Iya sih, tapi lo udah gede, bentar lagi lo sarjana, masa nyokap sama bokap lo masih ngelarang lo nyetir" ucap Tari bingung.
"Lo ngomong enak. Kalau misalnya lo diposisi gue gimana?" tanya Shofi menatap Tari.
"Gue rayulah nyokap sama bokap gue" ucap Tari santai sambil sesekali melirik Shofi.
"Udah gue coba, tapi syaratnya gue harus nikah dulu baru boleh nyetir." ucap Shofi lesu.
"Wah parah orangtua lo, berat banget syaratnya" ucap Tari terkekeh.
"Gak taulah, orangtua gue. Suka banget lihat anaknya jadi gembel gini, cuma numpang di mobil mewah lo, Tar" ucap Shofi lesu.
"Wes, jangan bilang gembel numpang di mobil mewah gue dong"
"Terus apa juga" balas Shofi sendu.
"Lo itu sahabat gue dari kecil, gue juga asisten lo sekarang, jadi gak ada istilahnya gembel. Lagian kalaupun di cek, lo lebih kaya dari gue" ucap Tari tersenyum.
"Kaya? semua uang gue udah gue investasi, dan cuma lo yang tau" ucap Shofi menatap Tari.
"Hahaha.. Iya lah bos properti. Sekarang lo nyetir-nyetir villa aja, biar gue yang nyetir mobil" ucap Tari tertawa.
Plak..
"Kenapa lo pukul kepala gue" ucap Tari mengusap kepalanya.
"Sini biar gue pukul lo sekali lagi" ucap Shofi menggepal tangannya hendak memukul Tari.
"Eh..eh.. Lo kejam kali sama gue" ucap Tari menghindari.
"Gimana gak? gak ada bagus-bagusnya lo ngomong sama gue" ucap Shofi kesal.
"Hahaha.. Udah cukup, turun lo sekarang" ucap Tari menghentikan mobil di pintu gerbang rumah Shofi.
"Makasih, Tar." ucap Shofi menatap Tari.
"Sama-sama" ucap Tari menatap Shofi.
"Lo gak ikut turun sekalian?" tanya Shofi melepaskan seatbelt.
"Gak usah deh, Fi. Lo bayar gue aja" ucap Tari.
"Sini biar gue gebukin lo. Dalam otak lo duit-duit aja" ucap Shofi kesal.
"Gue butuh duit buat shopping-lah" ucap Tari kesal.
"Shopping? setiap ke mall gue yang selalu belanjain buat lo" ketus Shofi.
"Tapi gue asisten lo, Fi" ucap Tari lembut.
"Cuma gue bos yang baik sama asisten matre kayak lo" ucap Shofi.
"Iya udah deh, gue akui lo bos gue yang paling baik. Tapi kapan lo ajak gue shopping lagi?" tanya Tari lembut.
"Nah kalo gini aja lo puji-puji gue" ucap Shofi tersenyum.
"Ayo lah, Fi" Tari merengek.
"Ok, Insyaa Allah hari minggu ini kita shopping" ucap Shofi tersenyum terpaksa.
"Lo memang paling best deh pokoknya" ucap Tari memeluk Shofi.
"Eh lepas, Tar. Kecekik gue, gak bisa bernafas" Shofi ngeluh.
"Eh sorry sorry sorry" ucap Tari melepas pelukannya.
"Gue turun ya, sampai jumpa besok di kampus" ucap Shofi membuka pintu dan turun.
Tari menurunkan kaca pintu mobil dan menatap Shofi kemudian pergi.
Shofi berjalan masuk ke rumah.
-----
*Di dapur.
"Sinta coba lihat udah jam berapa?" tanya Mama Yanti sambil menanak nasi.
"Jam 4, Ma" ucap Sinta melihat jam di tangannya.
Tok..tok..tok..
"Bi, bukain pintu. Mungkin Shofi sudah pulang" pinta Mama.
"Baik, Nya" ucap bibi beranjak.
Krek..
"Assalamualaikum, Bi" Ucap Shofi berjalan masuk.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" Ucap bi Imah menutup pintu kembali.
"Mama mana, Bi ?" tanya Shofi melihat sekeliling ruangan.
"Nyonya ada di dapur, Neng" ucap bi Imah.
Shofi berjalan ke dapur menemui Mama Yanti.
"Wah, Mama masak banyak Siapa yang mau makan?" tanya Shofi sambil duduk di kursi dapur.
"Ini untuk kita dan juga tamu kita" Ucap Mama Yanti tersenyum.
"Tamu, Ma?" tanya Shofi bingung.
"Iya sayang, kamu pasti senang deh" ucap Mama yanti tersenyum.
"Senang? Apa hubungannya?" tanya Shofi makin bingung.
"Dari pada kamu banyak tanya, mending bantuin Mama masak" ajak Mama Yanti lembut.
"Ogah deh Ma, mending Shofi ke kamar". Ucap Shofi beranjak.
"Hei! kamu selalu gitu kalau disuruh bantu Mams masak" ucap Mama menghentikan langkah Shofi.
"Mama taukan kalau Shofi gak bisa masak" ucap Shofi menoleh Mama Yanti.
"Karena gak bisa makanya belajar. Tuh lihat Mba mu, dulu dia wanita karir, setelah nikah sama kakak mu, gak pernah bilang gak bisa masak" ucap Mama.
"Tapi Shofi belum nikah, Ma" ucap Shofi.
"Jangan tunggu nikah baru belajar, cepat sana ganti baju dan bantuin Mama" tegas Mama Yanti.
"Mama.." panggil Shofi melas.
"Gak boleh bantah" tegas Mama Yanti.
"Iya deh" ucap Shofi beranjak pergi ke kamarnya yang berada di atas.
"Anak ini susah kali dibilanginnya" Gumam Mama Yanti.
"Ma! jangan tegas kali dengan Shofi, kasihan dia" Ucap Sinta mendekat.
"Kamu ini selalu manjain adik iparmu itu" Ucap Mama kesal.
"Bukan manjain, Ma. Tapi dia masih kuliah, biarlah, Ma. Dulu Sinta juga gitu kok, Ma" bujuk Sinta lembut.
"Tapi umur dia makin lama makin tua, kalau bukan sekarang kapan lagi? Dan Mama minta sama kamu, tolong ajarkan dia masak" pinta Mama penuh harapan.
"Baik Ma" ucap Sinta mengangguk kepala.
-----
*Di kediaman Adit.
"Ma..mama" panggil Rangga.
"Assalamualaikum Rangga" ucap Mama Salma menghampirinya.
"Hehehe.. Lupa, Assalamualaikum Ma" ucap Rangga menggaruk kepalanya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah, ada apa teriak-teriak panggil Mama?" tanya Mama Salma penasaran.
"Adit, mana ?" tanya Rangga melihat seisi ruangan.
"Adik mu sedang tidur di dalam" ucap Mama Salma.
Rangga terus berjalan menuju kamar Adit.
"Rangga, jangan ganggu adikmu sedang tidur" teriak Mama Yanti.
Rangga tak menghiraukannya dan langsung masuk ke kamar Adit.
Adit masih terbaring di kasurnya. Rangga langsung datang melompat ke kasur Adit.
"Siapa sih gangguin aja" ucap Adit membalikkan tubuhnya.
"Woi.. bangun!" teriak Rangga di telinga Adit.
Adit terkejut dan langsung duduk sambil mengusap telinganya.
"Gila lo ya" ucap Adit kesal.
"Wih.. Sok kali lo ya yang baru pulang dari Germany" ledek Rangga.
"Bukan sok, tapi gue ngantuk. Keluar sana dari kamar gue!" Ucap Adit kembali tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Eh, ngapain lo masih tidur? bangunlah!" Rangga menarik selimut.
"Gue ngantuk Ngga." Ucap Adit mempererat menutupi tubuhnya.
"Lo mah gitu, sengaja gue pulang kantor cepet buat ketemu sama lo, tapi lo acuhin gue" ucap Rangga lesu.
"Lo mau ngomong apa ?" ucap Adit membuka selimutnya dan duduk.
"Nah, gitu dong" Ucap Rangga senang.
"Cepat bilang, gue mau lanjut tidur" ucap Adit kesal.
"Ini udah sore, bentar lagi magrib, lo jangan tidur lagi" ucap Rangga tersenyum.
"Lo kira Germany-Indonesia dekat ?" ketus Adit kesal.
"Iya, gue tau jauh. Tapi lo tidur nanti malam aja, ya!" ucap Rangga tersenyum.
"Cepat lo bilang, lo ngapain kesini" tanya Adit kesal.
"Mana oleh-oleh gue dan untuk calon istri gue?" ucap Rangga menadah tangannya penuh harapan.
"Emang lo kesini gak ada gunanya. Keluar sana!" Adit menarik tangan Rangga agar ia cepat keluar.
"Weh! kasar kali lo" ucap Rangga kesal.
Dam... Adit menutup pintunya dan segera mengunci pintu kamarnya.
Rangga dengan wajah kesal turun ke bawah. Mama Salma tertawa melihat Rangga dengan wajah masam lalu menghampirinya.
"Kan sudah Mama bilang jangan ganggu adikmu, gak dengar sih" ucap Mama Salma sambil tertawa.
"Au ah" ucap Rangga kesal dan meninggalkan Mama Salma.
"Ada aja kelakuan kakak beradik ini" Gumam Mama Salma tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Rinna Nuraeni
bahasa nya gx pantes sma shofi yng pke hijab,,, bagus nya agak sopan bhasa nya kaya "aku kamu" baru pants... dan sofhi karakternya bagus klo dia gx mles2an, harusnya dia itu mandiri bisa masak bisa melakukan nya sendiri.. gitu aja zi thor...
2021-02-25
1
Alina Wahdani
mulai seru thor
2020-11-08
1
MUKAYAH SUGINO
Bagus thor
2020-09-14
2