Jodoh Yang Tak Bisa Ku Hindari
Allahu akbar.. Allahu akbar..
Suara azan berkumandang membangunkan semua orang untuk menunaikan shalat subuh.
Seorang gadis bergegas bangun dan bersiap menunaikan shalat subuh. Seperti biasa gadis tersebut melaksanakan shalat subuh yang diimani ayahnya.
Gadis tersebut bernama Shofia putri hartono, biasanya dipanggil Shofi, merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, yang memiliki paras cantik, kulit kuning langsat dan postur tubuh langsing dan tinggi. Kini dia berusia 20 tahun, dan dia menempuh pendidikan di salah satu universitas Islam di Jakarta dengan jurusan Teknik Sipil.
Teknik Sipil menjadi salah satu pilihannya karena ia tidak ingin mengikuti jejak Kakaknya yang telah menjadi magister Arsitekur. Selain itu, dia menjadi seorang selebgram muslimah. Meskipun dia putri dari orang terpandang, tapi dia jarang menunjukkannya ke publik. Dia lebih dikenal sebagai seorang selebgram daripada seorang putri pengusaha.
Kakaknya bernama Eriza putra hartono. Dia adalah salah satu CEO perusahaan kontraktor ternama di Indonesia. Usianya kini menginjak 28 tahun. Sudah menikah dan memiliki seorang putri bernama Safira putra hatono yang berusia 1 tahun. Istrinya bernama Sinta Lestari, berusia 24 tahun dengan status ibu rumah tangga bersarjana. Meskipun Sinta seorang wanita karir, namun Eri tidak mengizinkannya bekerja.
Papanya bernama Bram hartono, kini usianya sudah memasuki 54 dan istrinya bernama Yanti hartono berusia 48 tahun.
Papa mengimami shalat subuh sampai selesai. Dilanjut dengan Eri yang memimpin doa.
Suasana keluarga Hartono begitu agamis. Bahkan mereka sangat sering berjamaah dengan keluarganya di rumah.
Setelah shalat biasanya mereka membaca Alquran hingga matahari terbit. Setelah itu. semuanya kembali dan bersiap-siap melanjutkan rutinitasnya.
Semuanya menunggu Shofi di meja makan.
"Morning, semuanya." Shofi menarik kursi dan duduk.
"Telat banget sih?" tanya Eri kesal
"Dududuh.. Kak Eri ku sayang, sudah punya bini jangan ketus lagi dong sama adiknya." Shofi melirik Eri tersenyum miring.
"Sudah! ayo makan, nanti kalian telat," tutur Yanti lembut.
"Eri hari ini pulang cepat, kan?" tanya Papa menatap Eri.
"Insyaa Allah, Pa."
"Shofi, hari ini pulang cepet ya, Nak!"
"Maaf Ma, Shofi hari ini harus photo shoot. Ada beberapa produk yang belum sempat Shofi endorse, Ma."
"Kali ini tinggalin dunia selebgram mu, ya. Cuma sehari doang," pinta Yanti penuh harap.
"Ma, lagian ada acara apa sih?"
"Ada teman Papa kesini, jadi kita semua harus kumpul keluarga. Jangan nanti ditanya kamu kemana malah gak ada," jawab Bram memberi pengertian.
"Ya sudah deh, Pa. Nanti Shofi usahain." Kalau sudah permintaan papanya ia hanya membalas dengan lembut agar tidak mengecewakannya.
"Terima kasih, Nak."
Yanti mencetak senyum di bibirnya melihat suaminya berhasil membujuk Shofi.
"Pa, Ma, Eri, berangkat ya!"
Eri berjalan mendekati Papa dan Mamanya untuk mencium punggung tangan mereka. Istri Eri mengantarnya sampai ke depan pintu.
"Pa! Ma! Shofi, juga mau berangkat ni." Ucap Shofi berjalan.
"Anak perempuan kita ada yang kelupaan ni, Pa." Sindir Mama menoleh ke Papa.
Shofi membalikkan badannya dan berjalan ke arah Papa dan Mama.
"Sorry-lah, Ma. Shofi buru-buru." Shofi mencium punggung tangan Mamanya.
"Kebiasaan deh." Mama menatap Shofi.
Shofi merespon dengan mengedip mata kanannya dan menoleh ke Papa.
"Pa! Shofi pamit ya, Pa," pamit Shofi mencium punggung tangan Papanya.
"Hati-hati ya, Nak."
"Assalamualaikum, Pa! Ma!"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah."
Shofi beranjak, tak sengaja melihat kakaknya sedang mencium kening istri, dia pun berdeham. "Hmm."
"Kenapa lo?" tanya Eri menoleh ke Shofi.
"Idih! Ayah jahat" Shofi meledek berlagak seperti anaknya Eri.
"Bilang aja lo kepingin?" Balas Eri menatap sinis Shofi.
"Amit-amit," Shofi berjalan meninggalkannya dan masuk ke mobil Eri.
Pom..pom.. Suara klakson mobil.
Eri kesal menoleh ke mobil.
"Cepat dong kak!" Teriak Shofi menatap Eri.
"Tunggu! kalau gak bisa tunggu, lo jalan sendiri aja sana," ketus Eri.
"Mas! sudah! Jangan bikin Shofi telat ke kampus," tutur Sinta lembut.
"Sayang! Mas berangkat ya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah. Hati-hati, Mas."
Pom..pom.. Suara klakson mobil.
"Iya, sabar dong, bawel," ucap Eri berjalan menuju mobil dan melambai tangan ke arah Sinta. Sinta membalas lambainya.
"Mbak! Shofi pamit ya." Shofi berpamitan pada kakak iparnya.
Sinta mengangguk kepala dan tersenyum.
Kini Eri dan Shofi telah pergi. Sinta kembali ke kamar untuk melihat putri kecilnya.
Mobil sport melaju meninggalkan rumah Pak Hartono dan menuju ke kampus.
"Kak! Disini aja," titah Shofi mendadak menyuruh berhenti.
"Dek! kenapa lo selalu suruh gue antarin lo sampai sini," tanya Eri bingung.
"Gue gak mau lo dilihat sama anak kampus," ucap Shofi sembari melepaskan seatbelt-nya.
"Lo takut ya kalau gue jadi pusat perhatian?" tanya Eri penuh percaya diri.
"Iya, gue takut lo jadi pusat perhatian, habis itu mereka tau kalau lo itu kakak gue. Bisa-bisa dimanfaatin deh guenya ... Sudah ah, gue mau turun. Terima kasih ya udah antar gue."
"Hmm. Belajar yang rajin tuh, jangan sampai lo kalah sama gue!"
"Sip, Bos! Kali ini gue cum laude."
"Buktikan sama gue!"
"Oh ya, Kak! Kalau gue cum laude lo kasih apa buat gue?"
"Apa aja, yang penting lo cum laude."
"Ok. Kalau gue cum laude lo beliin gue mobil sport terbaru."
"Ok, deal."
"Deal."
Shofi langsung turun dari mobil dan berjalan ke kampus.
Shofi mengenakan dress outfits cream garis garis panjang hitam lewat lutut dengan belt kecil warna hitam dipadukan dengan celana jeans cream, pashmina cream dan sepatu high heel caged shimmer sandals hitam dengan tas selempang hitam berisi Ipad, iphone dan tas kecil berisi makeup, berjalan menuju kampus.
Mahasiswa tau bahwa Shofi seorang selebgram bahkan tidak sedikit yang datang menghampirinya, namun untuk para lelaki, Shofi memberi batasan bagi mereka. Sehingga para lelaki hanya bisa melihatnya dari jauh tanpa ada yang berani mendekatinya.
"Artis lewat" Ucap Tari menghampiri Shofi.
"Haha.. Kurang asem lo," kekeh Shofi. "Yok masuk!"
"Fi! sore ini lo ada jadwal photo shoot untuk 3 brand muslimah." Tari menunjukan agenda Shofi.
"Tar! Lo sebagai asisten gue, lo urus deh semuanya, gue hari ini harus balik cepet ke rumah, nyokap sama bokap gue minta gue biar gak balik telat. Lo tau kan gue gak bisa lihat bokap gue mohon-mohon sama gue," Jelas Shofi menatap Tari penuh harapan.
"Jadi gue cancel nih?" tanya Tari serius.
"Iya dong. Undurin aja sampai besok, dan satu lagi! bilang sama bang Heri gue minta maaf banget untuk hari ini," jelas Shofi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Alfatar Cell
msi nyimak Thor,semangat
2021-12-01
0
Haslinda Indah
👍👍👍
2021-08-10
0
hartatik hartatik
mampir thor
2021-08-01
0