Tari mempercepat langkahnya mengejar Shofi yang sudah berjalan jauh darinya.
------
Kring...Lamunan Adit membuyar saat ponselnya berdering. Ia merogoh sakunya dan melihat nama Papanya tertera di ponselnya. Ia buru-buru mengangkatnya dan beranjak melangkah pergi.
"Assalamualaikum, Pa"
"Wa'alaikumussalam warahmatullah.. Kamu lagi dimana Adit?" tanya Papa Herlambang.
"Adit lagi di parkiran di sebuah mall. Ada apa, Pa?" tanya Adit penasaran.
"Kamu segera ke kantor Papa ya, ada yang ingin Papa diskusikan denganmu" pinta Papa Herlambang.
"Baik, Pa. Adit langsung kesana. Assalamualaikum" ucap Adit mematikan telponnya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap Herlambang lalu mematikan telponnya.
Adit terus berjalan ke arah mobilnya. Ia berjalan dengan cepat, ia segera mengambil mobilnya dan pergi ke kantor Papanya.
-----
Tari masih saja mengejar Shofi tanpa lelah. Ia merasa heran dengan sikap sahabatnya yang pergi meninggalkannya begitu saja tanpa aba-aba.
"Shofi..! berhenti!" teriak Tari. Seketika Shofi tersadar dengan Tari kemudian ia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap wajah Tari yang ngos-ngosan ditambah dengan amarahnya. Tari langsung berjalan menghampiri Shofi dengan memayungkan bibirnya.
"Lo gila ya? Jalan sendiri gak pake tungguin gue" ucap Tari kesal menatap Asyi penuh amarah.
"Eh..eh..eh.. Sorry. Gue buru-buru, lagian gue gak mau jadi obat nyamuk diantara kalian" ucap cengengesan menatap Tari.
"Obat nyamuk obat nyamuk. Yang ada lo bunuh gue. Gak liat gue ngos-ngosan gini lari-larian ngejar-ngejar lo" ucap Tari masih dengan raut wajah kesalnya.
"Biar ngos-ngosan yang penting lo udah kenalan sama cogan lo kan?". Shofi menaik turun alisnya.
"Iya juga sih. Kalo lihat dia beh..! Hatiku damai banget" ucap Tari tersenyum membayangkan wajah Adit.
"Lebay baget sih lo" ucap Shofi membuyarkan lamunan Tari.
"Haish.. lo ini gak bisa lihat gue senang. Lo itu memang SMS, susah lihat orang senang'" ucap Tari menatap Shofi dengan sinis.
"Ah! Biar lo mau katain gue SMS kek, MMS kek, terserah lo.. Ayo kita pulang!" ajak Shofi menarik tangan Tari.
"Iya,, pelan pelan.. Gue capek tau" protes Tari sambil berjalan mengikuti Shofi.
Sesampai di mobil mereka meletakan semua belanjaan mereka di bagasi mobil. Kemudian mereka berjalan ke rumah Shofi.
-----
Di kantor.
Adit memakirkan mobilnya dan berjalan masuk ke kantor. Semua pandangan tertuju padanya. Selama ini Adit belum pernah menghadiri acara apapun di kantor Papanya. Ia sangat sibuk menimba ilmu di Germany bahkan ia juga bekerja disana sebagai CEO di sebuah perusahaan raksasa.
Semua karyawan dari wanita hingga pria menatap Adit yang berjalan melewati mereka. Semuanya membicarakan mereka, tidak terkecuali lelaki.
"Ihh.. ganteng banget"
"Siapa sih itu?"
"Bule dari mana?"
Berbagai suara terdengar di telinga Adit, ia hanya melihat mereka dan melemparinya dengan senyuman yang begitu menawan dari bibirnya. Membuat para wanita terbuai hanya dengan menatap mata coklat, alis tebal, hidungnya yang mandung dan pipi yang tirus ditambah dengan senyuman yang menawan dibibir merah mudanya yang begitu seksi dipandang.
Adit menghentikan langkahnya pada seorang asisten pribadi Papanya yang bernama Indra yang sudah menunggunya.
"Selamat datang, Pak! Mari ikut saya!" ucap Indra lembut menuntut Adit.
Adit membalasnya dengan senyuman kemudian berjalan mengikutinya.
-----
Sesampai di depan ruangan komisaris, Indra langsung membuka pintu.
"Silakan masuk, Pak" ucap Indra lembut.
Adit mengangguk kepala dan berjalan masuk. Dia sana ia melihat Papanya sedang duduk bersama Rangga dan Omnya.
"Assalamualaikum" ucap Adit menghampiri mereka.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap mereka melihat Adit yang berjalan menghampiri mereka.
Adit berjalan menghampiri Omnya dan mencium punggung tangan Omnya.
"Lama ya kita gak bertemu" ucap Boy menepuk pundak Adit.
"Iya, Om. Bagaimana keadaan perusahaan ku?" tanya Adit sambil duduk bersama dengan Omnya.
"Ini lah yang Om mau omongin denganmu" ucap Boy penuh harapan.
"Omongin apa ini?" tanya Adit curiga sambil menatap mereka satu persatu.
"Jadi gini, Om mau ke Germany untuk melanjutkan gelar Professor. Jadi, untuk saat ini semua tangung jawab yang Adit berikan ke Om, Om kembalikan dan Om juga minta tolong kamu handle semua kerjaan Om selama Om di Germany" tutur Boy lembut penuh harapan.
"Tunggu..tunggu.. Maksud Om ini apa? Adit masih gak ngerti" ucap Adit menggeleng kepadanya sedikit. Ia masih bingung dengan ucapan Boy.
"Masa lo gak tau? Om Boy mau ke Germany lanjut gelar Prof. Dan perusahaan lo, ya lo urus sendiri lah. Lagian lo diriin perusahaan, yang handle orang lain" jelas Rangga menatap Adit.
Adit menatap wajah Boy untuk memperjelaskan ucapan Rangga. Namun Boy hanya mengangguk kepalanya sedikit untuk membenarkan apa yang dikatakan Rangga.
"Lalu apa maksud dari tanggung jawab Om dikasih ke Adit?" tanya Adit mengernyitakn alisnya.
"Om mau kamu handle pekerjaan Om sebagai dosen" ucap Boy penuh harapan.
"Hehe.. Om jangan bercanda dong" ucap Adit tertawa sedikit seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Boy.
"Om serius. Tolongin Om ya" pinta Boy dengan wajah memohon.
"Iya, Adit. Tolongin Om mu. Bukannya selama ini Om mu telah menolong kamu menghandle perusahaan mu?" timpa Papa Herlambang membujuk Adit.
"Huff.." Adit menghela nafasnya seolah ini bagaikan mimpi baginya. Ia terlalu cinta dengan pekerjaannya di Germany dan tiba-tiba harus pulang ke Indonesia untuk mengurus perusahaannya sekaligus menjadi dosen. Berat sekali rasanya jika harus pulang ke Indonesia.
"Gimana, Dit?" tanya Boy menatap Adit dengan penuh harapan. Ia berharap Adit mau menyetujuinya.
"Ok. Adit mau" ucap Adit menatap mereka secara bergantian.
"Alhamdulillah, Dit. Om akhirnya lega." ucap Boy merasa senang.
"Om kapan berangkat kesana?" tanya Adit menatap Boy.
"Malam ini." ucap Boy.
"Adit antar ya" tawar Adit tersenyum.
"Malam ini kamu ada janjian dengan Mamamu, biarkan Papa dan Rangga yang mengantar Om Boy" ucap Papa menatap Adit kemudian menatap Boy dan Rangga.
"Janjian? Mama gak bilang apa-apa sama Adit" ucap Adit bingung menatap Papanya.
"Sekarang sudah taukan?" ucap Mama menghampiri mereka.
"Mama kapan sampai kesini?" tanya Papa Herlambang menatap Mama Salma.
"Barusan" ucap Mama Salma tersenyum.
"Ma..! Mama mau kemana malam ini?" tanya Adit penasaran menatap wajah mama Salma.
"Kita mau makan malam" ucap Mama Salma tersenyum.
"Lalu apa hubungannya dengan Adit. Papa sama Rangga kan ada" ucap Adit bingung menatap mereka bergantian.
"Iya jelas ada dong, sayang. Malam ini kita akan makan malam dengan Shofi dan tante Yanti" ucap Mama Salma dengan semangat.
"Oh.. No.. Ma. Adit gak mau" ucap Adit menggeleng kepalanya.
"Siapa yang minta persetujuan kamu. Mama mau kamu ikut dengan Mama" ucap Mama Salma enteng.
"Tapi Ma..!" rengek Adit.
"Gak ada tapi-tapi. Nanti malam ikut bareng Mama, kita dinner!" ucap Mama Salma tegas.
"Hufff!! Mama selalu memaksa kehendak sendiri" ucap Adit kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
🐾COCO🐾
🖒
2021-06-17
0
Ayuk Setiawan
visualnya Thor...saya sudah baca sampai sini
2021-01-12
1
Vera Yulianti
Visualnya KK belum muncul Thor
2020-10-23
5