Bab. 16. Sosok Bella.

Suasana seketika hening saat Bella menyuruh Dokter itu untuk tidak ikut campur dengan urusannya, dia tidak mau lagi mengingat ataupun membahas masalah itu.

"Ada apa, Bella?"

Abra mencoba untuk bertanya, seakan-akan dia tidak tau tentang apa yang telah terjadi.

"Aku mau pulang! Bisakah, bisakah anda membantuku?"

Abra menganggukkan kepalanya, dia lalu melirik ke arah Doker tersebut seolah-olah memberi kode untuk keluar dari ruangan itu.

"Baiklah, saya minta maaf karna sudah ikut campur urusan anda, Nona! Silahkan istirahat!"

Dokter itu segera berbalik dan keluar dari ruangan, sementara Abra mendekati Bella yang sedang melihat ke arahnya.

"Sekarang istirahatlah, nanti aku akan mengurus administrasi kepulanganmu!"

Bella mengangguk dan segera membaringkan tubuhnya, sementara Abra langsung berbalik dan hendak keluar dari sana.

"Tu-tunggu!"

Abra yang sudah mencapai pintu kembali melihat ke arah wanita itu. "Ada apa? Kau butuh sesuatu?"

Bella menggeleng. "Aku, aku cuma mau bilang terima kasih!"

Abra tersenyum simpul, dia lalu menganggukkan kepalanya dan keluar dari sana sambil menutup pintu ruangan itu.

Bella menghembuskan napas kasar, tanpa sadar air mata kembali menetes dari sudut matanya saat ini.

"Baiklah, begini lebih baik! Aku tidak mau mengingat apapun lagi, hiks. Aku tidak mau! Huhuhu."

Akhirnya tangisan Bella pecah, dia menenggelamkan wajahnya ke bantal agar suara tangisan itu tidak terdengar keluar.

Betapa hancur dan kelam hidupnya saat ini, bertubi-tubi cobaan terus menghantamnya. Apalagi tidak ada tempat untuk mengadu, dan tidak ada tempat bersandar untuk berbagi keluh kesah yang sedang dirasakan.

Bella Oktavia, dialah gadis tangguh setegar karang yang sedang melawan kepahitan hidup. 3 tahun ditinggal pergi oleh kedua orangtua, benar-benar merubah segala jalan hidupnya.

Gadis yang masih berusia 21 tahun itu menjelma jadi seorang wanita malam, guna mencari banyak uang untuk pengobatan sang adik. Selama 1 tahun menjalani pekerjaan itu, dia bisa menempatkan adiknya di rumah sakit terbaik. Namun, tetap saja itu masih sangat kurang, karna adiknya ternyata harus dioperasi dengan biaya yang cukup mahal.

Selama ini, tidak pernah sekalipun Bella menyesal telah mengambil langkah menjadi wanita pemuas napsu lelaki. Walau terkadang, rasa lelah dan bosan terus menggerogoti tubuh dan jiwanya. Namun, semua itu sebanding dengan apa yang dia dapatkan.

Akan tetapi, sesuatu yang baru saja menimpanya benar-benar menguras seluruh jiwanya. Tubuhnya seakan mati, dan dia merasa sebagai manusia terkeji dan terhina dimuka bumi ini.

Rasa sakit yang dia alami, tidak sebanding dengan hancurnya jiwa dan raga. Hingga dia tidak tau harus melakukan apa saat ini, andai tidak ada adik yang harus dia jaga, sudah pasti Bella akan memilih untuk mati saja.

Sementara itu, saat ini Abra dan Rafi sedang berada di dalam ruangan Dokter yang mengobati Bella.

"Jadi bagaimana, Tuan? Nona Bella tidak ingin melaporkan semuanya, saya merasa kalau beliau sedang diancam atau sedang terlilit masalah!"

Abra dan Rafi terdiam, jujur saja mereka tidak tau apapun tentang wanita itu. Bertemu dengannya saja hanya suatu kebetulan, dan kebetulan yang berakhir di atas ranjang.

"Kita harus menghormati keputusannya, karna bagaimanapun, dialah yang menjadi korban. Kita semua tidak berhak untuk mengambil keputusan dalam hal ini!"

Dokter itu dan Rafi menganggukkan kepala, mereka setuju dengan apa yang Abra katakan.

"Baiklah, kalau gitu saya serahkan laporan ini pada anda! Mana tau suatu saat nanti Nona Bella berubah pikiran!"

Dokter itu menyerahkan hasil visum beserta surat dari rumah sakit pada Abra, yang diterima dengan senang hati oleh laki-laki itu.

Kemudian Abra menyuruh Rafi untuk mengurus kepulangan Bella, dia sendiri memutuskan untuk kembali ke ruangan wanita itu.

Bella melihat ke arah pintu saat mendengar suara langkah kaki, dia buru-buru mengusap air mata yang masih membekas diwajahnya saat melihat kedatangan Abra.

"Berbaring saja!"

Abra menahan bahu Bella yang akan bangun, membuat wanita itu kembali berbaring. "Sekretarisku sedang mengurus kepulanganmu, sabar yah!"

Bella menganggukkan kepalanya, dia merasa beruntung karna dipertemukan dengan orang baik seperti mereka.

"Em ... Bella, apa, apa aku boleh menanyakan sesuatu?"

Abra terlihat sangat ragu untuk bicara, tapi dia harus menanyakan hal penting ini karna rasa penasaran yang menggelitik dihatinya.

"si-silahkan saja, tapi kalau masalah ini-"

"Aku tidak akan menanyakan masalah itu!"

Abra tau kalau Bella sepertinya benar-benar tidak mau membahas sesuatu yang menyebabkannya masuk rumah sakit, dan tentu saja dia tidak akan menanyakan itu.

"Maaf, apa kau masih bekerja sebagai wanita malam?"

Bella yang tadinya menunduk kini menatap Abra dengan tajam. "Ya, kenapa anda menanyakan itu?"

"Tidak ada, hanya ingin bertanya saja!"

Abra tersenyum, sebenarnya dia hanya ingin menerka-nerka kejadian yang sudah wanita itu alami.

"Semuanya sudah siap, Tuan!"

Tiba-tiba Rafi masuk ke dalam ruangan dan mengatakan kalau dia sudah mengurus semua administrasi, membuat Bella tersenyum lebar.

"Terima kasih!"

Abra dan Rafi terpesona melihat senyum itu, senyum yang belum pernah mereka lihat selama ini.

"apa, apa aku udah bisa pulang sekarang?"

"Te-tentu saja!"

Rafi terkesiap, sementara Abra langsung membantu Bella untuk turun dari ranjang.

"Apa kau busa berjalan?"

Bella menganggukkan kepalanya, dia lalu keluar dari ruangan itu walau masuh merasa sedikit sakit.

Tanpa diduga oleh siapapun, tiba-tiba Abra menggendong tubuh Bella membuat wanita itu memekik kaget.

"kenapa anda menggendongku?"

"Maaf, tapi kau sangat lambat. Aku sedang terburu-buru saat ini!"

Sebenarnya itu hanya alasan saja, Abra sangat tidak tega melihat kondisi wanita itu saat ini.

Setelah keluar dari rumah sakit, Abra dan Rafi segera mengantar Bella ke rumahnya. Abra juga membantu wanita itu untuk turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumah yang terlihat sangat minimalis.

"Sekali lagi aku mengucapkan banyak terima kasih pada anda, karna anda sudah menolongku dan mengantarku pulang!"

Abra hanya tersenyum saja, kemudian dia berdiri dan pamit untuk pulang. Namun, pada saat di ambang pintu. Abra berbalik, dan kembali melihat wanita itu.

"Apa kau mau bekerja denganku?"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Devi Handayani

Devi Handayani

klo laki laki sudah jatuh hati nya karena kasian pada perempuan.... biasanya laki laki ini akan menerima kondisi apapun yg sedang dialami dari siperempuan.... semoga abra begitu😌😌😌😌😌😌

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2 Bab. 2. Obat Terlarang.
3 Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4 Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5 Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6 Bab. 6. Permohonan Maaf.
7 Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8 Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9 Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10 Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11 Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12 Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13 Bab. 13. Malam Panjang.
14 Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15 Bab. 15. Menolak Bantuan.
16 Bab. 16. Sosok Bella.
17 Bab. 17. Tawaran Kerja.
18 Bab. 18. Persiapan Kerja.
19 Bab. 19. Terpesona.
20 Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21 Bab. 21. Ronde Kedua.
22 Bab. 22. Api Asmara.
23 Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24 Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25 Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26 Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27 Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28 Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29 Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30 Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31 Bab. 31. Tawaran Rudi.
32 Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33 Bab. 33. Kejujuran Abra.
34 Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35 Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36 Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37 Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38 Bab. 38. Masih Selamat.
39 Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40 Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41 Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42 Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43 Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44 Bab. 44. Niat Terselubung.
45 Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46 Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47 Bab. 47. Jadwal Operasi.
48 Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49 Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50 Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51 Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52 Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53 Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54 Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55 Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56 Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57 Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58 Bab. 58. Lamaran.
59 Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61 Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2
Bab. 2. Obat Terlarang.
3
Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4
Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5
Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6
Bab. 6. Permohonan Maaf.
7
Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8
Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9
Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10
Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11
Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12
Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13
Bab. 13. Malam Panjang.
14
Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15
Bab. 15. Menolak Bantuan.
16
Bab. 16. Sosok Bella.
17
Bab. 17. Tawaran Kerja.
18
Bab. 18. Persiapan Kerja.
19
Bab. 19. Terpesona.
20
Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21
Bab. 21. Ronde Kedua.
22
Bab. 22. Api Asmara.
23
Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24
Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25
Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26
Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27
Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28
Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29
Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30
Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31
Bab. 31. Tawaran Rudi.
32
Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33
Bab. 33. Kejujuran Abra.
34
Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35
Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36
Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37
Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38
Bab. 38. Masih Selamat.
39
Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40
Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41
Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42
Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43
Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44
Bab. 44. Niat Terselubung.
45
Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46
Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47
Bab. 47. Jadwal Operasi.
48
Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49
Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50
Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51
Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52
Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53
Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54
Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55
Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56
Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57
Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58
Bab. 58. Lamaran.
59
Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61
Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!