Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.

"Apa?"

Semua orang merasa kaget dengan apa yang Abra katakan, terutama Papa Adnan yang sampai berdiri dari duduknya.

"Kau bilang apa?"

Mata lelaki paruh baya itu menatap tajam ke arah putranya, suasana yang tadinya meriah kini langsung hening dan mencekam akibat kata-kata yang Abra ucapkan.

Abra memberanikan diri untuk membalas tatapan sang Papa, untuk pertama kalinya dia menatap orangtuanya dengan pandangan menusuk seperti itu.

"benar, Pa! Aku sudah tidak ada hubungan apapun lagi dengannya!"

"tapi kenapa? Kenapa kalian berpisah seperti ini?" tanya orangtua Stefy, tentu mereka sangat terkejut karna putri mereka tidak pernah mengatakan apapun sebelumnya.

Abra melirik ke arah Stefy yang tertunduk di hadapannya, wanita itu terlihat pucat dan gelisah, dia juga tidak berani mengangkat kepalanya.

"Om dan Tante bisa menanyakannya pada Stefy, yang jelas kami-"

"Ikut Papa!"

Abra tidak bisa melanjutkan ucapannya saat mendengar ucapan sang Papa, dia lalu beranjak bangun dan mengucapkan maaf pada kedua orangtua Stefy, setelahnya berlalu mengikuti langkah Papa Adnan.

Setelah kepergian Abra, semua orang terdiam seolah sedang berkutat dengan pikiran masing-masing. Makanan dan minuman yang ada di hadapan mereka bahkan tidak tersentuh lagi, sungguh mereka semua sudah kehilangan napsu makan mereka.

"Saya benar-benar minta maaf karna sudah membuat suasana menjadi canggung seperti ini, sungguh kami tidak tau kalau Abra akan mengatakan hal seperti itu!"

Mama Abra merasa menyesal karna sudah membuat suasana menjadi tidak nyaman seperti ini, walau bagaimanapun mereka harus memperlakukan tamu dengan baik.

"Tidak apa-apa, Jeng! Kalau gitu kami permisi dulu, sepertinya kami harus membicarakan ini dengan Stefy!"

Orangtua Stefy memutuskan untuk pulang, mereka harus mencecar putri mereka dengan barbagai pertanyaan kenapa Stefy bisa sampai berpisah dengan Abra.

Mama Sintya mengantar mereka sampai ke halaman rumah, beberapa kali dia meminta maaf untuk apa yang baru saja terjadi.

"Loh, Ma? Kok udah pada pulang?"

Seno yang baru saja sampai di rumah merasa heran saat melihat Stefy dan keluarganya sudah pulang, biasanya mereka akan lama bertamu bahkan pernah sampai jam 1 malam.

"Seno, apa kau tau kalau adikmu sudah berpisah dengan Stefy?"

Seno mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Hah? Memangnya kenapa, Ma?"

Mama Sintya langsung menceritakan kejadian beberapa waktu lalu pada anak sulungnya itu, terlihat Seno menganggukkan kepalanya saat mendengar cerita sang Mama.

"Pantas tadi pagi dia buat keributan di perusahaan!"

Seno sekarang tau alasan kenapa Stefy membuat kegaduhan di perusahaannya, ternyata wanita itu dan Abra sedang ada masalah. Akan tetapi, dia penasaran kenapa mereka bisa sampai berpisah.

"tapi, kenapa mereka berpisah, Ma?" tanyanya kemudian.

Mama Sintya menggelengkan kepalanya, dia lalu mengajak Seno masuk untuk melihat Abra dan juga suaminya.

Plak! Sebuah tamparan melayang kewajah Abra, siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Papa Adnan yang murka atas keputusan putranya itu.

"Apa kau tidak bisa berpikir jernih? Hah! Belum tentukan, kalau Stefy benar-benar selingkuh dengan temanmu itu!"

Abra tersenyum miris mendengar ucapan sang Papa, bagaimana mungkin mantan kekasihnya belum tentu selingkuh sedangkan dia sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

"Pokoknya Papa tidak mau tau, yang jelas kau tidak boleh berpisah dengan Stefy apapun masalahnya!"

Abra mengangkat kepalanya dan menatap sang Papa dengan nyalang, sungguh kali ini Papanya benar-benar sudah keterlaluan padanya.

"Pa, dia sudah berselingkuh dariku, bahkan sampai tidur dengan laki-laki lain! Tapi Papa tetap ingin aku bersamanya?" tanya Abra dengan tidak percaya.

Papa Adnan terdiam, dia sebenarnya juga merasa marah dengan apa yang Stefy lakukan. Akan tetapi, dia sudah terlanjur mengikat janji dengan kedua orangtua wanita itu. Dia juga tidak mau nama keluarganya tercoreng karna Abra tidak jadi menikah dengan Stefy.

"Setiap orang pasti membuat kesalahan, Abra! Dan kita harus bisa memaafkan dan menerimanya, dia pasti tidak akan pernah mengulangi kesalahan itu lagi!"

Abra menatap kecewa pada Papa Adnan, kedua tangannya terkepal erat mendengar ucapan yang terlontar dari ayah kandungnya sendiri.

Mama Sintya dan Seno yang menguping pembicaraan mereka dari depan pintu, juga tidak habis pikir dengan apa yang Papa Adnan katakan. Bisa-bisanya lelaki paruh baya itu masih memaksa Abra untuk menikah padahal anaknya sudah diselingkuhi.

"Papa benar-benar keterlaluan!"

Seno yang sudah merasa tidak tahan dengan ucapan Papanya langsung masuk ke dalam ruangan itu, membuat Abra dan Papa Adnan melihat ke arahnya.

"Kami ini anak Papa, sampai kapan Papa akan melakukan hal seperti ini pada kami?"

Papa Adnan mengepalkan tangannya dengan geram, Seno sungguh lancang karna berani meninggikan suara padanya.

"Kau tidak ada hak untuk bicara, Seno! Dan di mana sopan santunmu? Hah!"

Gurat kemarahan terlihat jelas diwajah lelaki paruh baya itu, kemudian dia memegangi dadanya yang terasa sesak hingga tubuhnya terhuyung ke belakang.

Dengan sigap Abra menangkap tubuh Papanya yang hampir menyentuh lantai, sementara Soni dan Mama Sintya langsung mendekati Papa Adnan.

"Papa kenapa?"

Mama Sintya berusaha untuk membangunkan suaminya yang mulai memejamkan mata, dia merasa khawatir dengan keadaan Papa Adnan saat ini.

"Kita harus membawa Papa ke rumah sakit!"

Abra segera mengangkat tubuh Papanya dengan dibantu oleh Seno, mereka segera membawa Papa Adnan ke mobil dan segera menuju rumah sakit.

Untung saja jalanan malam ini tidak terlalu ramai, sehingga Seno bisa leluasa untuk melaju kencang agar bisa cepat sampai di rumah sakit.

Tidak berselang lama, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Abra dan Seno segera membawa Papa mereka masuk ke dalam rumah sakit.

"Tolong suami saya, Dokter!"

Seorang Dokter dan beberapa perawat yang ada di sana dengan sigap membawa Papa Adnan ke ruang UGD, agar segera mendapat penanganan.

Abra duduk di samping sang Mama sembari memeluk tubuhnya, dia memberikan ketenangan kalau Papanya pasti baik-baik saja.

Setelah menunggu 40 menit, akhirnya ruangan itu terbuka dan Dokter keluar untuk memberitahu keadaan pasien pada keluarganya.

"Ba-bagaimana keadaan suami saya, Dokter?"

Semua orang tampak sangat khawatir, terutama Mama Sintya yang sejak tadi sudah terisak.

"pasien terkena serangan jantung, dan saat ini kondisinya belum stabil, Nyonya!"

"A-apa?"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Banu Tyroni

Banu Tyroni

ini type papa otoriter.

2025-01-28

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

padan muka kau Adnan

2024-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2 Bab. 2. Obat Terlarang.
3 Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4 Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5 Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6 Bab. 6. Permohonan Maaf.
7 Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8 Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9 Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10 Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11 Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12 Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13 Bab. 13. Malam Panjang.
14 Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15 Bab. 15. Menolak Bantuan.
16 Bab. 16. Sosok Bella.
17 Bab. 17. Tawaran Kerja.
18 Bab. 18. Persiapan Kerja.
19 Bab. 19. Terpesona.
20 Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21 Bab. 21. Ronde Kedua.
22 Bab. 22. Api Asmara.
23 Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24 Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25 Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26 Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27 Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28 Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29 Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30 Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31 Bab. 31. Tawaran Rudi.
32 Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33 Bab. 33. Kejujuran Abra.
34 Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35 Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36 Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37 Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38 Bab. 38. Masih Selamat.
39 Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40 Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41 Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42 Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43 Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44 Bab. 44. Niat Terselubung.
45 Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46 Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47 Bab. 47. Jadwal Operasi.
48 Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49 Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50 Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51 Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52 Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53 Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54 Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55 Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56 Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57 Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58 Bab. 58. Lamaran.
59 Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61 Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2
Bab. 2. Obat Terlarang.
3
Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4
Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5
Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6
Bab. 6. Permohonan Maaf.
7
Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8
Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9
Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10
Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11
Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12
Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13
Bab. 13. Malam Panjang.
14
Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15
Bab. 15. Menolak Bantuan.
16
Bab. 16. Sosok Bella.
17
Bab. 17. Tawaran Kerja.
18
Bab. 18. Persiapan Kerja.
19
Bab. 19. Terpesona.
20
Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21
Bab. 21. Ronde Kedua.
22
Bab. 22. Api Asmara.
23
Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24
Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25
Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26
Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27
Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28
Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29
Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30
Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31
Bab. 31. Tawaran Rudi.
32
Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33
Bab. 33. Kejujuran Abra.
34
Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35
Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36
Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37
Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38
Bab. 38. Masih Selamat.
39
Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40
Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41
Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42
Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43
Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44
Bab. 44. Niat Terselubung.
45
Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46
Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47
Bab. 47. Jadwal Operasi.
48
Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49
Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50
Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51
Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52
Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53
Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54
Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55
Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56
Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57
Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58
Bab. 58. Lamaran.
59
Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61
Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!