Bab. 2. Obat Terlarang.

"Aw! Hati-hati dong, Sayang!"

Abra menubruk tubuh seorang wanita menyebabkan mereka berdua terjatuh ke atas sofa, dengan cepat wanita itu menahan tubuh Abra agar tidak terguling ke lantai.

"Astaga, Tuan!"

Rafi yang baru sadar kalau Tuannya terjatuh bergegas untuk mengangkatnya, dia meletakkan tubuh Abra di samping wanita yang tadi tertimpa oleh lelaki itu.

"maafkan kami, Nona!" ucap Rafi.

Wanita itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia lalu melirik ke arah lelaki yang tadi sempat menimpa tubuhnya.

"Dia ganteng sekali!"

Wanita itu lalu tertawa dengan apa yang ada dipikirannya, kemudian dia sedikit membungkuk untuk memasang sepatunya yang sempat terlepas.

"Tuan! Apa Tuan tidak apa-apa?"

Rafi mencoba untuk menyadarkan Abra yang sedang menutup kedua matanya, terlihat lelaki itu mulai menggeliatkan tubuh saat tangan Rafi menepuk-nepuk bahunya.

"Emmh ... Rafi?"

Abra mulai mengerjapkan kedua matanya, tetapi pandangannya buram dengan kepala yang sangat pusing.

"Tuan tidak apa-apakan?"

Rafi terlihat sangat khawatir, dia lalu membantu Abra yang sedang berusaha untuk duduk dan bersandar disandaran kursi.

"Sepertinya Tuan anda sedang mabuk, Tuan!"

Tiba-tiba wanita yang ada di samping mereka bersuara membuat Rafi melihat ke arah wanita tersebut.

"mabuk? Tuanku tidak minum apapun, tidak mungkin dia mabuk!" bantah Rafi.

Wanita itu lalu bangkit dan mencondongkan wajahnya tepat kewajah Abra membuat Rafi terjingkat kaget.

"Ma-mau apa kau?"

Rafi menahan leher wanita itu dan langsung menariknya membuat wanita itu berteriak kesakitan.

"dasar gila! Apa kau mau mematahkan leherku?" teriak wanita itu sembari memegangi lehernya yang terasa sakit.

"kau yang gila! Bisa-bisanya kau mengambil kesempatan dalam kesempitan!"

Wanita itu mengernyitkan keningnya karna tidak mengerti dengan apa yang lelaki itu katakan. "Kesempatan apa? Aku hanya ingin mencium aroma mulutnya!"

Rafi terdiam, dia lalu beralih ke arah Abra dengan menahan malu karna sudah salah paham dengan wanita itu.

"Cih!"

Wanita itu mendengus sebal, dia lalu mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi dari sana.

Rafi mencondongkan wajahnya kemulut Abra untuk mencium aroma alkohol, tetapi dia tidak mencium bau apapun selain wangi mint.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan? Apa bajing*an itu memberi sesuatu pada minuman yang tadi Tuan minum?"

Yah, Rafi baru mengingat kalau Tuannya tadi sempat meminum minuman yang ada di atas meja. Dia yakin kalau Romi pasti memasukkan sesuatu ke dalam minuman itu.

"Dasar brengs*ek! Awas saja kau!"

Rafi lalu kembali beralih ke arah Abra dan berusaha untuk mengangkat tubuh lelaki itu, dia harus segera membawanya ke dalam mobil.

"Emh, Rafi! Kenapa kau tidak menyalakan pendingin? Di sini sangat panas!"

Tiba-tiba Abra bersuara membuat Rafi sekilas melihat ke arahnya. "Tuan sudah sadar?"

Rafi menghentikan langkahnya dan menyandarkan tubuh Abra ketubuhnya sendiri, dia menarik napas dalam sebelum melanjutkan jalannya.

Abra yang saat itu mulai sadar bergegas membuka jas yang membalut tubuhnya, dia juga membuka kancing kemejanya membuat Rafi terkejut.

"Apa yang Tuan lakukan? Kita masih diklub!"

Rafi menahan tangan Abra yang terus membuka kancing pakaiannya, dia benar-benar bingung dan tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada Tuannya.

Dari kejauhan, Romi memperhatikan mereka dengan senyum lebar. Dia puas karna sudah berhasil mengerjai Abra, dengan memasukkan obat perangs*ang ke dalam minuman yang lelaki itu minum tadi.

"Nikmati malam-malam indahmu, Abra! Itu hadiah dariku!"

Romi lalu berbalik dan kembali berkumpul dengan teman-temannya, dia tau kalau selama ini Abra tidak pernah tidur dengan wanita manapun, dan entah kenapa dia merasa tidak senang karna lelaki itu berlagak sok suci.

Sementara itu, Rafi segera membawa Abra untuk masuk ke dalam mobil sebelum lelaki itu menelanjangi dirinya sendiri.

Beberapa wanita yang melintas di hadapan mereka terpana melihat betapa bagusnya tubuh Abra, apalagi dengan penampilan yang sangat berantakan membuat lelaki itu semakin tampak menggairahkan.

Bruk! Akhirnya Rafi berhasil memasukkan tubuh Abra ke dalam mobil, dia lalu menyandarkan tubuhnya sendiri yang merasa sangat lelah karna memang fostur tubuhnya lebih kecil dari Abra.

"Eemh ... panas sekali!"

Abra menggeliatkan tubuhnya, seketika matanya terbuka lebar saat menyadari kalau ada sesuatu yang bangkit dalam dirinya.

"Apa yang terjadi? Ke-kenapa aku seperti ini?"

Abra terkejut dengan penampilannya saat ini, di mana pakaiannya sudah terbuka dan hanya menyisakan celananya saja.

"Tuan sudah sadar?"

Abra segera beralih ke arah Rafi. "Rafi, apa yang terjadi padaku?"

Rafi dan Abra saling pandang dengan bingung, mereka berdua sama-sama tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

Di tengah kebingungan itu, tiba-tiba Abra mengerrang kuat membuat Rafi terlonjak kaget.

"ada apa Tuan?" tanyanya dengan khawatir.

"Aku, aku merasa sangat panas, Rafi! Dan, dan iniku juga tegang sekali!"

Rafi melihat ke arah yang sedang ditunjuk oleh Abra, terlihat jelas kalau pusaka lelaki itu sedang tegak menantang saat ini.

"Sshh, aargh!"

Abra kembali mengerrang membuat Rafi kembali keluar dari mobil untuk pindah ke kursi belakang.

Bruk! Sangking buru-burunya, Rafi tidak sengaja menyenggol seorang wanita membuat ponsel wanita itu terjatuh.

"kau! Kenapa kalian suka sekali sih, menabrak orang lain?" teriak wanita yang sama dengan wanita yang Abra tabrak tadi, dia merasa kesal karna terus ditabrak oleh mereka.

"Rafi, cepat ke sini!"

Rafi yang ingin membalas ucapan wanita itu mengurungkan niatnya saat mendengar panggilan Abra, dia segera masuk ke kursi belakang dan mendekati lelaki itu.

"ada apa, Tuan?" Apa ada yang-"

"Rafi, aku, aku sudah tidak tahan! Asetku terus berdenyut sakit, dan aku, aku ingin sekali melakukan itu!"

Rafi yang paham ke mana arah pembicaran Abra merasa benar-benar bingung, dia mulai berpikir mungkin saja Romi memasukkan semacam obat ke dalam minuman itu.

"Dia pasti minum obat pera*ngs*ang!"

Rafi mengalihkan pandangannya ke arah belakang saat mendengar suara seseorang. "Kau? Apa yang kau lakukan di sini?"

Wanita yang dia tabrak tadi mengatakan kalau dia penasaran dengan suara errangan Abra, itu sebabnya dia melihat ke dalam mobil.

"Jadi, Tuan benar-benar kena obat lakn*at itu?"

Wanita itu mengangguk, dia sangat yakin karna memang dia sering sekali melihat orang yang meminum obat itu.

"La-lalu? Apa yang harus aku lakukan?"

Sangking bingungnya, Rafi sampai tidak bisa berpikir dengan jernih dan malah bertanya pada wanita itu.

"tentu saja mencari wanita untuk tidur dengannya, lalu apa lagi?"

"Apa?"

Rafi terlonjak kaget saat mendengarnya, tetapi sesaat kemudian dia baru bisa berpikir dengan benar dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan wanita itu.

"Sia*lan! Aku akan membunuhmu, Romi!"

Rafi berdecak kesal, dia tidak tau harus mencari siapa untuk menemani Abra malam ini. Dia tau kalau efek dari obat perangs*ang itu sangat berbahaya jika tidak dilepaskan.

"Kenapa kau bingung? Di tempat ini ada ratusan wanita malam, kau tinggal pilih saja!"

Yah, Rafi baru ingat kalau saat ini dia sedang berada di mana. Namun, dia tidak bisa selancang itu untuk membiarkan Tuannya tidur dengan wanita sembarangan.

"Dari pada kau bingung, serahkan saja Tuanmu padaku! Maka akan kupastikan, kalau Tuanmu akan puas malam ini!"

Tbc.

Terima kasih yang udah baca 😘

Terpopuler

Comments

Banu Tyroni

Banu Tyroni

.... lanjut Thor 👍

2025-01-28

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

siapa perempuan tu,,, penasaran nih

2024-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2 Bab. 2. Obat Terlarang.
3 Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4 Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5 Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6 Bab. 6. Permohonan Maaf.
7 Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8 Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9 Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10 Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11 Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12 Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13 Bab. 13. Malam Panjang.
14 Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15 Bab. 15. Menolak Bantuan.
16 Bab. 16. Sosok Bella.
17 Bab. 17. Tawaran Kerja.
18 Bab. 18. Persiapan Kerja.
19 Bab. 19. Terpesona.
20 Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21 Bab. 21. Ronde Kedua.
22 Bab. 22. Api Asmara.
23 Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24 Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25 Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26 Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27 Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28 Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29 Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30 Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31 Bab. 31. Tawaran Rudi.
32 Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33 Bab. 33. Kejujuran Abra.
34 Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35 Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36 Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37 Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38 Bab. 38. Masih Selamat.
39 Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40 Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41 Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42 Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43 Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44 Bab. 44. Niat Terselubung.
45 Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46 Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47 Bab. 47. Jadwal Operasi.
48 Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49 Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50 Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51 Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52 Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53 Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54 Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55 Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56 Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57 Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58 Bab. 58. Lamaran.
59 Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61 Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2
Bab. 2. Obat Terlarang.
3
Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4
Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5
Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6
Bab. 6. Permohonan Maaf.
7
Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8
Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9
Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10
Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11
Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12
Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13
Bab. 13. Malam Panjang.
14
Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15
Bab. 15. Menolak Bantuan.
16
Bab. 16. Sosok Bella.
17
Bab. 17. Tawaran Kerja.
18
Bab. 18. Persiapan Kerja.
19
Bab. 19. Terpesona.
20
Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21
Bab. 21. Ronde Kedua.
22
Bab. 22. Api Asmara.
23
Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24
Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25
Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26
Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27
Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28
Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29
Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30
Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31
Bab. 31. Tawaran Rudi.
32
Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33
Bab. 33. Kejujuran Abra.
34
Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35
Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36
Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37
Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38
Bab. 38. Masih Selamat.
39
Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40
Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41
Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42
Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43
Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44
Bab. 44. Niat Terselubung.
45
Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46
Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47
Bab. 47. Jadwal Operasi.
48
Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49
Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50
Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51
Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52
Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53
Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54
Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55
Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56
Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57
Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58
Bab. 58. Lamaran.
59
Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61
Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!