Bella terlonjak kaget saat mendengar perkataan laki-laki itu, bagaimana mungkin dia harus melayani 4 orang sekaligus? Tubuhnya langsung bergetar saat membayangkannya.
"Maaf, saya tidak mau!"
Dia harus menolaknya, bila perlu dia segera pergi dari tempat itu dan melupakan segala kegilaan yang para lelaki itu inginkan.
"Kau tidak bisa menolak, karna kami sudah mengirim uang padamu!"
Bella menepis tangan lelaki yang akan menyentuh dadanya, dia tidak mau melayani mereka semua.
"aku akan mengembalikan uang kalian, dari awal kalian juga tidak mengatakan bahwa aku harus-"
"Tutup mulutmu, ja*l*ang!"
Lelaki yang sejak tadi diam memilih angkat suara, dia merasa kesal nelihat wanita yang menolak permintaannya dan teman-temannya.
Tubuh Bella semakin terpojok dengan dikelilingi 4 orang lelaki, dia yang berniat pergi langsung ditarik oleh lelaki yang ada di sampingnya dan diseret ke arah ranjang.
"Lepaskan aku!"
Bella terus memberontak agar lelaki itu melepaskan tangannya, tetapi bukannya berhasil, tubuhnya malah diangkat oleh lelaki yang satunya lagi dan dihempaskan ke atas ranjang.
"Jangan mendekat! Atau aku akan melaporkan kalian pada polisi!"
Semua lelaki itu tertawa membuat air mata Bella semakin mengalir deras, dia merasa kalau malam ini dia akan mati ditangan mereka semua.
Keempat lelaki itu lalu membuka pakaian mereka masing-masing dan hanya menyisakan segitiga penutup aset mereka saja, membuat Bella semakin ketakutan dan segera turun dari ranjang.
"Mau ke mana kau, *******!"
Salah satu lelaki itu menangkap tubuh Bella dan kembali menghempaskan tubuhnya ke atas lantai, Bella terus memberontak dengan menggerakkan tangan dan kakinya secara brutal.
Bugh! "Sh*it! Dasar ja*l*ang murahan!"
Plak! Salah satu lelaki itu menampar wajah Bella sampai membuat pipinya memerah, dia merasa kesal karna kaki wanita itu berhasil mengenai dua biji kehidupannya.
"Ayolah Git, jangan merusak mainan kita malam ini!"
Salah satu lelaki merangkul bahu lelaki yang menampar Bella tadi, dia lalu beralih mendekati Bella yang tetap memberontak.
Lelaki itu mencengkram kedua kaki Bella dengan kuat sampai membuatnya berteriak kesakitan, seketika kedua kaki Bella terasa remuk dan tidak bisa digerakkan.
"Ternyata kau harus dikerasi seperti ini yah, baru jinak! Tapi kau benar-benar cantik sekali untuk ukuran seorang ja*l*ang!"
Cup, lelaki itu mulai mengecupi kaki jenjang Bella sembari menarik gaun yang dipakainya.
"Tolong lepaskan aku, aku mohon!"
Sekuat tenaga Bella menahan gaunnya, tetapi tentu saja itu tidak berhasil karna mereka langsung merobeknya hingga tubuhnya terekspos dengan sempurna.
"Wow! Kau benar-benar seksi, bagaimana kalau kau menjadi peliharaanku saja?"
Bella menggigit bibirnya saat tubuhnya mulai digerayangi oleh mereka, sekuat tenaga dia terus menolak sampai tangannya diikat dengan tali pinggang.
"Jangan menangis, Sayang! Karna kau akan mendapat kenikmatan yang tidak akan pernah kau lupakan!"
Bella pasrah, dia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia hanya bisa memejamkan kedua matanya saat keempat lelaki itu mulai meruda paksa tubuhnya.
"Aaargg!"
Bella mengerrang kuat saat mereka menghisap, melummat, bahkan menggigit seluruh kulitnya. Dua lelaki sibuk menghisap kedua gundukan sintalnya dengan kuat, sementara yang lain membuka kakinya lebar-lebar dan menikmati lembahnya yang sudah basah akibat perbuatan mereka.
"Aaah, eeergh!"
Suara dessahan dan errangan terus menggema di dalam ruangan itu, rasa nikmat sudah tidak bisa lagi Bella rasakan karna sakit ditubuhnya benar-benar membuat jiwanya seakan tercabut dari tubuhnya.
Dia lalu di tarik dan dibuat menungging, lalu salah satu lelaki itu langsung menghentakkan asetnya dengan kasar membuat dia terus memekik sakit.
Sementara itu, mulutnya dipaksa mengulum batang mereka, dan dua lainnya menikmati gundukannya yang terus bergoyang karna hentakan demi hentakan yang mereka lakukan.
Sepanjang malam Bella terus merintih menahan sakit yang dia rasakan, air mata bahkan tidak lagi keluar dari kedua matanya seakan-akan sudah mengering.
"sakit! Aku mohon lepaskan aku!" lirihnya.
Para lelaki itu terus menikmati tubuhnya secara bergantian, tidak kenal ampun dan tidak memberikan waktu untuk Bella beristirahat. Dia terus digempur habis-habisan, bahkan mereka memasuki bagian belakangnya sampai darah keluar dari sana.
"Aargh, kau benar-benar nikmat, Sayang!"
Para lelaki itu terus meracau saat berhasil mencapai puncak, dan terus seperti itu sampai mereka lelah dan ambruk di samping tubuh Bella.
Bella yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa hanya diam seperti patung, matanya sayu dengan tubuh acak-acakan dan tanda merah bertebaran disekujur tubuhnya.
"Ambil saja nyawaku, Tuhan! Aku sudah tidak sanggup!"
Bella benar-benar ingin mati saja saat ini, dia tidak sanggup lagi untuk hidup karna seluruh tubuhnya benar-benar rusak.
Namun, tiba-tiba wajah sang adik kembali melintas membuat Bella menangis tanpa air mata.
Cukup lama Bella seperti itu, sampai sedikit demi sedikit dia nenggerakkan tubuhnya dan turun dari ranjang.
Dia berusaha mencari pakaian apapun yang bisa dipakai, Bella mengambil kemeja salah satu lelaki itu dan memakainya, lalu berjalan dengan tertatih-tatih untuk keluar dari tempat itu.
Untung saja pintu apartemen itu tidak terkunci, hingga dia bisa keluar dari sana. Keringat mengucur deras diseluruh tubuhnya saat dia berusaha keras untuk berjalan, bahkan setiap langkah yang dia gerakkan terasa sangat sakit diseluruh tubuh.
Bella terus menyeret kedua kakinya untuk menjauh dari sana, telapak kakinya penuh goresan karna dia tidak memaki alas kaki.
Sepanjang jalan Bella melihat ke sana kemari dan berharap ada seseorang yang bisa menolongnya, tetapi dijam segini jalanan itu sudah sepi dan tidak ada lagi yang melintas.
Bruk! Bella terjatuh di atas aspal, kakinya sudah tidak bisa lagi menopang tubuhnya dan dia pun merasa sangat kelelahan.
Abra dan Rafi yang saat itu baru pulang dari klub malam tidak sengaja melihat seorang wanita tertidur di tengah jalan, dengan cepat Rafi menginjak rem mobilnya sebelum menabrak wanita itu.
"Astaga, apa wanita itu sudah gila!"
Dia benar-benar merasa geram, dengan cepat dia turun dari mobil untuk melhat wanita gila itu. "Di-dia bukannya ...." Mulutnya tercengang melihat wanita yang dia kenali.
Abra yang malas turun terpaksa keluar juga saat melihat raut wajah Rafi, dia lalu mendekati wanita itu dan sangat terkejut saat mengenali wajahnya.
"Bella?"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sedihnya berada di posisi Bella
2024-07-12
0
Fitriyani
y Allah thor,aku aja yg cm baca g tega,aplgi Bella yg ngrsain...
2023-10-16
0
Devi Handayani
kasian bela😓😓😓😓😓
2023-05-23
0