Papa Adnan tersenyum mendengar jawaban Abra, begitu juga dengan Stefy yang merasa sangat senang karna dia berhasil mendapatkan Abra kembali.
Abra lalu bangun dan pamit untuk ke perusahaan karna ada banyak pekerjaan yang menunggunya, dia terpaksa bohong karna ingin menenangkan diri sejenak.
Dia keluar dari ruangan Papanya dan berjalan cepat untuk segera meninggalkan tempat itu, kepalanya terasa sakit dengan dada sesak dengan apa yang sedang terjadi.
"Abra, tunggu aku!"
Abra semakin mempercepat langkah kakinya saat mendengar panggilan Stefy, saat ini dia benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapapun.
Bella yang baru keluar dari ruangan adiknya tidak sengaja melihat Abra melintas, awalnya dia tidak terlalu memperhatikan, tapi karna panggilan seorang wanita membuatnya menoleh.
"Kenapa mereka?"
Bella menyernyitkan keningnya melihat Abra dikejar oleh seorang wanita, wanita yang sudah dia jumpai dikantin rumah sakit tadi.
"Cih, apa peduliku!"
Bella mengendikkan bahunya, dia lalu mengambil ponsel yang ada di dalam tas karna benda pipih itu bergetar.
Senyum Bella mengembang saat kembali mendapat pelanggan, tetapi keningnya tiba-tiba mengkerut saat membaca penjelasan dari temannya.
"Threesome?"
Bella tau maksud dari kata-kata itu, tetapi dia belum pernah bercinta dengan 2 lelaki sekaligus membuatnya sedikit takut.
"Tapi, uangnya lumayan juga!"
Dia mulai menimbang-nimbang keputusannya, dia bisa mendapat 15 juta dalam semalam jika mengambil tawaran itu.
"Baiklah, tidak ada salahnya jika kuterima!"
Bella lalu kembali memasukkan ponselnya dan kembali masuk ke dalam ruang perawatan sang adik, dia tersenyum saat melihat adiknya juga tersenyum ke arahnya.
"Kakak enggak kerja?"
Bella menggelengkan kepalanya. "Kakak kerjanya malam, kalau siangkan waktunya menemanimu!"
Bobi tertawa senang, bocah berusia 8 tahun itu memang ingin selalu ditemani oleh sang kakak, walau banyak para perawat yang suka menemaninya.
"Jadi kak, kapan aku bisa pulang?"
Bobi menatap Bella dengan sendu, sudah cukup lama dia dirawat di rumah sakit. Dia merindukan rumah dan teman-teman yang biasa bermain dengannya.
"Sabar yah, Sayang! Sebentar lagi kau juga akan sembuh, kok! Asal dengar kata Dokter, makan yang banyak dan minum obat teratur!"
Bobi menganggukkan kepalanya membuat Bella langsung mendekap tubuh adik kecilnya itu, dia mengerti kalau adiknya itu pasti bosan, tetapi dia tidak bisa melakukan cara lain agar penyakit yang Bobi derita bisa sembuh.
Sementara itu, terlihat Abra sedang mengendarai mobilnya dengan kencang. Sudah hampir 1 jam dia mengendarai mobil itu, hingga dia sampai kesebuah danau yang jauh dari keramaian.
Abra memarkirkan mobilnya dan berlalu turun, dia berjalan menyusuri pinggiran danau yang sangat tenang dan jernih.
Abra lalu mendudukkan tubuhnya di bawah pohon besar dan rindang, angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat hati dan pikirannya menjadi tenang.
Dia mendessah frustasi saat kembali mengingat hubungannya dengan Stefy, 4 tahun menjalin cinta ternyata tidak ada artinya dimata wanita itu. Tepat seminggu setelah mereka bertunangan, Abra menyaksikan pergumulan panas antara kekasihnya dan sahabatnya sendiri.
Abra yang sedang dinas diluar kota tidak memberi kabar pada Stefy kalau sudah kembali, dia sengaja melakukan itu karna ingin membuat kejutan, tetapi yang terjadi malah kebalikannya.
Tanpa Abra sadari, air mata menetes dari sudut matanya saat mengingat kenangan pahit itu. Mungkin selamanya dia tidak akan pernah bisa melupakannya, di mana kedua matanya menjadi saksi percintaan antara Stefy dan juga Romi.
"Oh, God! Help me, please!"
Tanpa terasa, mata Abra mulai berat hingga dia jatuh tertidur di bawah pohon. Keadaan yang sunyi dan tenang benar-benar membuat jiwanya sehat kembali, dia yang selama ini sangat susah tidur mendadak langsung pulas begitu saja.
Entah berapa lama Abra tertidur, yang pasti matahari sudah berada di atas kepalanya hingga cahaya matahari itu berhasil mengganggu matanya yang terlelap.
"Hoam, jam berapa ini?"
Abra melihat jam yang melingkar dipergelangan tanggannya, terlihat aaat ini sudah jam 2 siang. Untung saja dia sudah mengabari Rafi, kalau tidak mungkin lelaki itu saat ini sudah kelimpungan mencarinya.
Dia lalu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah, karna memang hatinya sudah sedikit lebih baik daripada tadi.
***
Siang sudah berganti malam, itu artinya sudah saatnya Bella untuk menemui pelanggannya. Dia pergi ke apartemen yang disebutkan oleh pelanggannya itu, dia mengetuk beberapa kali sampai akhirnya pintu apartemen itu terbuka.
"Selamat datang, Sayang!"
Cup, lelaki yang membukakan pintu untuk Bella langsung mengecup bibirnya membuat Bella tersenyum. Lelaki itu lalu menuntunnya untuk masuk dengan sesekali mengecupi tengkuk Bella yang terbuka.
Deg, Bella terdiam beberapa langkah dari pintu saat melihat ada beberapa lelaki di dalam apartemen itu.
"Apa maksudnya ini? Kenapa mereka semua ada di sini?"
Bella mulai dihinggapi rasa khawatir, bagaimana tidak, saat ini ada 4 orang lelaki yang berada di dalam apartmene itu. Termasuk lelaki yang saat ini sudah meremmas-remmas dadanya.
"Akhirnya kau datang juga!"
Seorang lelaki berambut gondrong mendekati Bella, tangannya langsung mengusap bagian tengah wanita itu membuatnya terkesiap.
"Tu-tunggu sebentar, Tuan!"
Bella menahan tangan kedua lelaki yang ingin menggerayanginya, dia harus bertanya kenapa ada 4 orang lelaki di tempat ini. Tidak mungkinkan, kalau mereka ingin menonton percintaannya.
"Ada apa, Sayang! Kami sudah tidak tahan!"
Bella dapat mencium aroma alkohol yang keluar dari mulut lelaki itu, tetapi sepertinya bukan hanya minuman keras saja melainkan obat-obat terlarang yang mereka nikmati.
"Saya ingin bertanya, Tuan! Kenapa, kenapa saat ini ada 4 orang lelaki di sini? Bukankah sebelumnya disebutkan hanya dua orang lelaki?"
Semua lelaki yang ada di tempat itu tertawa mendengar ucapan Bella, kemudian mereka semua mendekati wanita itu sampai tubuhnya terus mundur dan membentur pintu.
"aku memang mengatakan 2, tapi sekarang kami berubah pikiran! Kau harus melayani kami berempat!"
"Apa?"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
kok mau menantu bekas orang ..da kebukti ...brti percaya ama orang lain ...parah
2024-08-27
0
Yunerty Blessa
astaga 🤦♀️
2024-07-12
0
Lala Ripss
Peran laki lakinya sangat goblok lemah nga punya karakter pantas aja di selingkuhi bodoh begitu bikin jengkel bacanya
2023-10-10
1