Bab. 11. Ini Yang Terbaik.

Bella mendongakkan kepalanya saat mendengar suara seseorang, dia lalu tersenyum tipis saat melihat sosok lelaki yang ada di hadapannya saat ini.

"Apa aku boleh duduk di sini?"

Bella menganggukkan kepalanya dan Abra langsung duduk tepat di hadapannya. "Apa yang anda lakukan di sini?"

Abra menunjukkan nampan berisi makanan pada Bella, dia lalu menikmati makanan itu karna memang perutnya sangat lapar.

Bella tersenyum tipis, dia lalu kembali menikmati makanannya yang tinggal setengah lagi dipiring.

Mereka makan dalam diam, beberapa kali Bella melirik ke arah Abra yang sedang fokus makan tanpa menghiraukannya.

"Ka-kalau gitu saya duluan, Tuan!"

Bella bangun sembari menenteng tasnya yang ada di atas meja, tetapi baru selangkah meninggalkan tempat itu, dia berbalik saat mendengar suara Abra.

"Apa kau ada hubungan spesial dengan Tuan Agung?"

Abra merutuki kata-kata yang keluar dari mulutnya, bisa-bisanya dia bertanya hal pribadi seperti itu pada Bella.

Bella sendiri mengernyitkan keningnya dengan bingung, kenapa pulak lelaki itu menanyakan hubungannya dengan pelanggannya.

"Dia pelangganku!"

Abra terdiam, dia tidak menyangka kalau Bella akan menjawab pertanyaannya. Dia lalu bangun dan menghampiri wanita itu.

"Abra!"

Belum sempat Abra mengeluarkan suaranya, tiba-tiba terdengar panggilan dari seseorang yang sangat dia hapal. Siapa lagi kalau bukan Stefy, yang saat ini sedang berjalan ke arahnya.

"Sayang, aku mencarimu ke mana-mana!"

Stefy langsung bergelayut manja dilengan Abra, dia lalu melihat ke arah wanita yang ada di hadapannya saat ini.

"Siapa kau?"

Abra segera melepaskan pelukan tangan Stefy sampai wanita itu berdecak karnanya, dia lalu kembali melihat ke arah Bella.

"Senang bertemu denganmu!"

Abra segera berbalik dan pergi setelah melihat Bella tersenyum untuk menanggapi ucapannya, sementara Stefy merasa penasaran dengan sosok wanita yang bersama dengan Abra.

"Siapa kau?"

Bella yang sudah berbalik terpaksa kembali mengurungkan niatnya, dia melihat ke arah wanita yang saat ini sedang menatapnya tajam.

"saya Bella, Nona!"

"Ada hubungan apa kau dengan tunanganku?"

Bella sedikit kaget saat wanita itu menyebut Abra sebagai tunangan, tetapi sedetik kemudian dia tersenyum pada wanita itu.

"Saya hanya tidak sengaja bertemu dengan tunangan anda, kalau gitu saya permisi!"

Bella segera berbalik dan meninggalkan wanita itu, dia harus segera melihat kondisi adiknya saat ini.

Stefy berdecak kesal, dia harus mencaritahu siapa wanita yang bernama Bella itu, dan sejak kapan wanita itu dekat dengan Abra.

Abra yang sudah sampai di dalam kamar sang Papa langsung duduk di pinggir ranjang, dia mengusap tangan Papanya yang sedang terpasang jarum infus.

Tidak berselang lama, Stefy juga masuk ke dalam ruangan Papa Adnan tetapi Abra sama sekali tidak memperdulikkannya.

"Eemmh!"

Abra mendengar suara errangan Papanya membuatnya langsung bangun dan memanggil Dokter, dia lalu kembali duduk dikursi dan berusaha membangunkan Papanya.

"Ada apa, Sayang? Apa Om sadar?"

Abra tidak menanggapi pertanyaan Stefy dan hanya fokus pada Papanya, dia mencoba untuk berbicara dengan Papa Adnan.

"Papa, apa Papa sudah sadar?"

Perlahan namun pasti, kedua mata Papa Adnan terbuka. Kemudian Dokter masuk ke ruangan itu dan menyuruh Abra dan Stefy agar keluar dari ruangan.

Abra menunggu pemeriksaan Dokter dengan cemas, walau Papanya sudah sadar, tetapi harus tetap diperiksa oleh Doker.

"Sayang, apa kau-"

"Jangan pernah menyentuhku, Stefy!"

Tangan Stefy langsung terlepas dari pergelangan tangan Abra, dia merasa kaget dengan nada bicara lelaki itu yang terdengar dingin dan menusuk.

Biasanya Abra akan berkata lembut dan penuh pengertian, sepertinya lelaki itu benar-benar tidak bisa memaafkan kesalahannya.

"Abra!"

Mama Sintya dan Soni yang baru sampai di rumah sakit merasa terkejut saat melihat Abra di depan ruangan Papa Adnan.

"Ada apa, Abra? Apa terjadi sesuatu dengan Papa?"

Abra menganggukkan kepalanya. "Papa sudah sadar, Ma! Makanya aku memanggil Dokter untuk memeriksanya."

Semua orang merasa lega mendengar ucapan Abra, setidaknya Papa Adnan sudah sadar saat ini.

Tidak berselang lama, Dokter keluar dari ruangan itu dan memberitahukan kondisi pasiennya yang sudah mulai stabil dan membaik. Akan tetapi, mereka diminta untuk tidak memberi beban pikiran pada Papa Adnan.

Mereka semua lalu masuk ke dalam ruangan untuk melihat Papa Adnan, tetapi langkah Soni terhenti saat baru menyadari keberadaan Stefy.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Soni menarik pergelangan tangan Stefy membuat wanita itu melihat ke arah belakang, dia menahan wanita itu agar tidak masuk ke dalam ruangan dan memberi masalah untuk Papanya.

"aku, aku ingin melihat keadaan Om Adnan!" jawab Stefy dengan lirih.

Soni terdiam, saat ini tidak baik kalau wanita itu masuk ke dalam ruangan karna memang Papanya belum sembuh.

"Lebih baik kau jangan masuk, Stefy! Keadaan Papaku belum sembuh!".

Seno menatapnya tajam seolah-olah sedang mengintimidasi, tetapi Stefy merasa tidak peduli dan berlari masuk ke dalam ruangan itu.

"Hey!"

Seno merasa kesal, bisa-bisanya wanita itu tidak mendengarkan ucapannya. Dia lalu langsung masuk ke dalam ruangan itu untuk menemui sang Papa.

"Papa baik-baik sajakan?"

Papa Adnan mengangguk dengan pelan, terlihat istrinya beberapa kali mengusap air mata yang berhasil keluar dari kedua matanya.

Dia lalu beralih melihat ke arah Abra yang duduk di sampingnya, Papa Adnan tersenyum tipis karna melihat Stefy juga ada di ruangan itu.

"Lihat, kau sangat serasi sekali bersama Stefy!"

Semua orang langsung melirik ke arah Stefy yang tersenyum malu-malu, tetapi tidak dengan Abra yang saat ini sedang berusaha keras untuk menahan amarahnya.

"bagaimana kondisi Om?" tanya Stefy.

"Om baik, apalagi saat melihatmu ada di sini!"

Stefy kembali tersenyum malu-malu, dia lalu mendekati Papa Adnan sampai dadanya menempel sempurna di punggung Abra.

Abra melirik Stefy dengan tajam, tetapi sepertinya wanita itu tidak peduli dan semakin merapatkan tubuhnya.

"Bagaimana, Abra? Kau tetap akan menikah dengan Stefy kan?"

Abra terdiam, dia sedang berperang dengan dirinya sendiri saat ini, sementara yang lainnya hanya diam karna takut membuat kondisi Papa Adnan kembali drop.

Abra menghembuskan napas kasar, dia lalu menganggukkan kepala. "Terserah Papa saja, aku akan mengikuti semuanya!"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Banu Tyroni

Banu Tyroni

wah....

2025-01-28

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

tambah besar kepala Stefy 😠

2024-07-12

0

Devi Handayani

Devi Handayani

duuaarrrrrr🤯🤯🤯🤯🤯

2023-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2 Bab. 2. Obat Terlarang.
3 Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4 Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5 Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6 Bab. 6. Permohonan Maaf.
7 Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8 Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9 Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10 Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11 Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12 Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13 Bab. 13. Malam Panjang.
14 Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15 Bab. 15. Menolak Bantuan.
16 Bab. 16. Sosok Bella.
17 Bab. 17. Tawaran Kerja.
18 Bab. 18. Persiapan Kerja.
19 Bab. 19. Terpesona.
20 Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21 Bab. 21. Ronde Kedua.
22 Bab. 22. Api Asmara.
23 Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24 Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25 Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26 Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27 Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28 Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29 Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30 Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31 Bab. 31. Tawaran Rudi.
32 Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33 Bab. 33. Kejujuran Abra.
34 Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35 Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36 Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37 Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38 Bab. 38. Masih Selamat.
39 Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40 Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41 Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42 Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43 Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44 Bab. 44. Niat Terselubung.
45 Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46 Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47 Bab. 47. Jadwal Operasi.
48 Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49 Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50 Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51 Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52 Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53 Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54 Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55 Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56 Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57 Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58 Bab. 58. Lamaran.
59 Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61 Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab. 1. Pengkhianatan Yang Sempurna.
2
Bab. 2. Obat Terlarang.
3
Bab. 3. Menyerahkan Seluruhnya.
4
Bab. 4. Apa yang Terjadi?
5
Bab. 5. Menuntut Kesempurnaan.
6
Bab. 6. Permohonan Maaf.
7
Bab. 7. Beritahu Saja Pada Keluargamu.
8
Bab. 8. Kedatangan Tamu Kehormatan.
9
Bab. 9 Kemarahan Papa Adnan.
10
Bab. 10. Pelayanan Yang Sangat Memuaskan.
11
Bab. 11. Ini Yang Terbaik.
12
Bab. 12. Menenangkan Diri Sejenak.
13
Bab. 13. Malam Panjang.
14
Bab. 14. Berita Mengejutkan.
15
Bab. 15. Menolak Bantuan.
16
Bab. 16. Sosok Bella.
17
Bab. 17. Tawaran Kerja.
18
Bab. 18. Persiapan Kerja.
19
Bab. 19. Terpesona.
20
Bab. 20. Penyambutan Karyawan Baru.
21
Bab. 21. Ronde Kedua.
22
Bab. 22. Api Asmara.
23
Bab. 23. Terbakar Kenikmatan.
24
Bab. 24. Kepanikan Di Pagi Hari.
25
Bab. 25. Mengetahui Kondisi Bobi.
26
Bab. 26. Rencana Pernikahan.
27
Bab. 27. Kabar Yang Sangat Mengejutkan.
28
Bab. 28. Perdebatan Membawa Luka.
29
Bab. 29. Anak Itu Darah Dagingku.
30
Bab. 30. Apa Yang Harus Dilakukan?
31
Bab. 31. Tawaran Rudi.
32
Bab. 32. Ayo, Kita Bicara!
33
Bab. 33. Kejujuran Abra.
34
Bab. 34. Pilihan Yang Sangat Sulit.
35
Bab. 35. Uangkapan Cinta Yang Sangat Manis.
36
Bab. 36. Keributan Dikeluarga Abra.
37
Bab. 37. Pertengkaran Hebat.
38
Bab. 38. Masih Selamat.
39
Bab. 39. Masih Pantaskah Disebut Ayah?
40
Bab. 40. Hasil Akhir (lembaran baru).
41
Bab. 41. Pertemuan yang Tidak Terduga.
42
Bab. 42. Semoga Kalian Berjodoh.
43
Bab. 43. Sederhana Asal Bahagia.
44
Bab. 44. Niat Terselubung.
45
Bab. 45. Sedikit Demi Sedikit.
46
Bab. 46. Permainan Di Belakang.
47
Bab. 47. Jadwal Operasi.
48
Bab. 48. Bantuan Dari Tuhan.
49
Bab. 49. Kehampaan yang di Rasakan.
50
Bab. 50. Sampah Perusahaan.
51
Bab. 51. Kepulangan Bobi.
52
Bab. 52. Ungkapan Cinta yang Terpendam Lama.
53
Bab. 53. Kekuatan Jodoh.
54
Bab. 54. Di Ambang ke Bangkrutan.
55
Bab. 55. Menyelesaikan Masalah.
56
Bab. 56. Berkumpul di Rumah Sakit.
57
Bab. 57. Datangnya Kebahagiaan.
58
Bab. 58. Lamaran.
59
Bab. 59. Kembali Pulang Ke Rumah.
60
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (tameng cinta)
61
Bab. 60. Kebahagiaan Semua Orang (Tamat).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!