Sudah sebulan Fara belajar bersama Rendy. Laki-laki itu tidak keberatan jika Fara menganggu hidupnya. "Hari ini aku akan mengajakmu beli buku," kata Rendy memberi tahu.
Fara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia pikir masih aman untuk pergi bersama Rendy. "Ya sudah tapi sebentar saja ya." Rendy mengangguk.
Mereka sudah sangat akrab. Rendy selalu bersikap baik pada Fara. Meski dia menyukai Fara tapi Rendy tidak pernah bersikap kurang ajar pada Fara. Itulah sebabnya Fara mempercayai pemuda itu.
Meraka pun pergi bersama. Seperti biasa Rendy menaiki motor sport miliknya. Ketika berada di toko buku yang ada di sebuah mall, Cello tak sengaja melihat mereka berdua. Cello tidak suka ketika melihat Fara tertawa dengan pria lain.
"Pak, itu istri anda apa anda akan menghampiri dia?" tanya Anwar.
"Tidak usah, tapi aku ingin pulang cepat hari ini," jawab Cello dengan nada dingin.
Dia pun membiarkan Fara bersama Rendy. Dia berniat akan memberikan hukuman pada Fara ketika sampai di rumah nanti.
"Ayo kita bayar dulu," ajak Rendy. Fara mengangguk setuju. Dia pun mengeluarkan kartu kredit tanpa limit miliknya.
Usai membayar buku yang dia mengajak Rendy pulang. Fara takut jika Cello sampai di rumah lebih dulu. Sesampainya di depan gedung apartemen, Fara yang baru saja turun dari motor tangannya ditarik oleh seseorang. "Cello," ucapnya kaget.
"Dari mana saja kamu?" selidik Cello.
"Aku habis beli buku," jawab Fara.
"Cih, bohong banget itu cuma kedok kamu supaya bisa berkencan dengannya bukan?" tuduh Cello.
Fara menepis tangan Cello. "Aku tidak bohong ini buktinya." Dia menunjukkan buku yang ada di tangannya.
"Pulang sekarang!" perintah Cello dengan tegas. Fara pun berjalan dengan langkah gontai.
"Fara," panggil Rendy. Fara dan Cello pun menoleh.
"Besok jangan lupa." Rendy mengingatkan jadwal belajarnya besok. Fara mengangguk. Namun, Cello sepertinya salah paham.
Cello menatap tajam pada istrinya. "Besok?" tanya Cello.
"Aku hanya ingin dia menemaniku belajar," ungkap Fara dengan jujur. Cello naik darah. Dia menggendong Fara begitu saja. Rendy ingin mencegahnya maka dia pun menghalangi Cello.
"Tunggu, Bos. Jangan main kasar sama perempuan," ucapnya. Dia ingin mengambil Fara dari tangan Cello. Cello pun melepaskan Fara tapi sesaat kemudian dia memukul wajah Rendy.
"Rendy," teriak Fara. Dia berjongkok untuk membantu Rendy bangun tapi Cello menarik tangannya. Sayangnya kali ini Fara melawan.
"Jangan sentuh aku!" ucapnya sambil menatap tajam ke arah suaminya. Matanya mengembun seolah air matanya akan menetes. Cello terlalu mengekangnya selama ini.
Cello membawa Fara menjauh dari Rendy. "Ingat Fara kamu masih terikat perjanjian denganku." Cello mengingatkan gadis itu.
"Aku tidak lupa. Makanya aku berusaha mati-matian supaya aku bisa lolos tes masuk universitas. Setidaknya aku memiliki tujuan setelah menjanda," bisik Fara di telinga Cello.
Cello mengepalkan tangannya. "Jangan membuatku marah Fara."
"Apa ada perkataanku yang salah? Bukankah sebulan lagi kita bercerai?" sindir Fara. Dia berusaha berkata sepelan mungkin agar Rendy tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Ya, kamu benar tapi untuk saat ini jadilah istri yang penurut."
Belum selesai Cello berbicara Rendy menarik tangan Fara supaya menjauh. "Ikut aku!" Dia memberikan helm pada Fara.
Cello tak tinggal diam dia berjalan cepat lalu memukul wajah Rendy. Namun, kali ini Rendy membalas. Mereka saling pukul. Fara berteriak histeris. "Cukup hentikan!"
Dia bingung harus memilih siapa. Ketika dia melihat Cello lengah, tangan Rendy melayang hendak memukul wajah Cello, Fara tiba-tiba menghadangnya. Hingga akhirnya dia yang terkena pukulan dari tangan Rendy.
Bug
Tubuh Fara jatuh ke tanah. "Fara," teriak Cello. Gadis itu sudah tidak sadarkan diri. Darah keluar dari sudut bibirnya. Cello pun segera menggendongnya lalu membawanya ke rumah sakit. Dia mendudukkan Fara di kursi penumpang.
Rendy yang menyesal meninju udara dan meraup wajahnya kasar. "Maafkan aku Fara."
"Fara aku mohon bertahanlah!" ucap Cello sambil mengemudi. Sebentar-sebentar dia menoleh melihat keadaan istrinya yang pingsan.
Sesampainya di rumah sakit, Cello memindahkan Fara ke brankar dan saat ini dia berada di ruang UGD. "Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Cello.
Dokter itu tidak langsung menjawab. Dia mengamati wajah Cello lalu berpindah ke wajah Fara yang lebam. "Apa hubungan anda dengan gadis ini?" tanya balik dokter itu.
"Saya suaminya," jawab Cello tanpa berpikir hal lain.
"Dia tidak apa-apa. Lukanya tidak parah saya harap anda menjaga istri anda dengan baik. Segala sesuatu bisa dibicarakan dengan baik tanpa kekerasan," ucap dokter itu sambil menepuk bahu Cello.
Cello menduga dokter itu salah paham. Tapi dia tak menghiraukannya. Cello menunggui istrinya sampai sadar. Mengingat Fara yang menjadi tameng saat Rendy akan melayangkan pukulan padanya, hati Cello merasa bersalah.
Cello menggenggam tangan Fara yang dingin. "Maaf, aku selalu membuatmu menderita," ucapnya dengan penuh penyesalan.
Sesaat kemudian Cello mendapatkan telepon dari ibunya. "Cello mama ada di apartemen kamu tapi kenapa rumahmu sepi?" tanya Mama Cindy.
"Aku ada di rumah sakit, Ma," jawab Cello.
"Hah, siapa yang sakit?" tanya Mama Cindy cemas.
"Fara, dia pingsan," jawab Cello.
Entah kenapa mendengar menantunya pingsan, mama Cindy malah senang. "Kirim alamat rumah sakitnya. Mama akan menyusul ke sana."
"Alhamdulillah akhirnya aku akan punya cucu," gumamnya sebelum memasuki lift untuk turun ke lantai dasar.
Wanita yang masih cantik di usianya yang hampir setengah abad itu menuju ke rumah sakit menggunakan taksi. Mama Cindy tidak membawa mobil karena mobilnya sedang ada di bengkel.
"Cello," panggil Mama Cindy ketika melihat anaknya merenung di kursi panjang yang disediakan rumah sakit.
"Fara ada di mana? Kamu kok di luar?" tanya Mama Cindy penasaran. Dia ingin segera memberikan selamat pada putranya tapi dia tahan.
Cello mendongak. "Ya ampun wajah kamu kenapa babak belur begini?" tanya Mama Cindy sambil memegang dagu anaknya kemudian menolehkan ke kiri dan ke kanan.
"Cello nggak apa-apa, Ma."
"Apa kalian habis dirampok? Terus kamu ngelawan penjahat itu?" tebak Mama Cindy. Pikirannya sudah terpengaruh oleh sinetron yang sering dia tonton.
"CK, bukan Ma."
"Mama mau lihat Fara. Apa kandungannya baik-baik saja?" pertanyaan sang mama membuat Cello melotot tak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Warini Blitar
cello...cello.... tega kamu bohongin mamamu... gk takut jd jambu monyet!!!....
kamu ingin kehilangan fara. entar nyesel lho..
2023-01-18
1
Ana Wiwid
hahaha mama cello salah sangkah....
2023-01-18
1
Nanik Puspita
bukan hamil ma, tapi habis berantem
2023-01-18
1