Bab 16

Aku dobel up awas nggak kasih kopi atau bunga 😭😭 nangis dipojokan

...♥️♥️♥️...

Cello menelepon Anwar. "Di mana lokasinya?" tanya Cello pada bawahannya itu. Dia akan menuju ke suatu tempat di mana para rentenir yang telah memeras istrinya itu ditawan.

Ya, Cello memang licik. Dia meminta Anwar menangkap para rentenir beserta anak buahnya. Dia akan menyerahkan mereka ke pihak yang berwenang tapi Cello tak langsung menyerahkan mereka.

"Dasar licik," umpat rentenir itu lalu dia meludah di depan Cello. Untung saja tidak mengenai badannya.

Cello menarik ujung bibirnya. Dia mencengkeram dagu rentenir yang sedang diikat itu dengan kasar. "Siapa yang licik? Bukankah kamu sudah memperdaya dan menipu banyak orang? Kamu lupa atau amnesia? Mau aku ingatkan?" tekan Cello.

Dia menampar pipi pria itu dengan keras. Hal itu dilakukan sekaligus mencurahkan rasa kesalnya. Cello kesal karena berkali-kali menyakiti Fara. Padahal dia tidak berniat seperti itu. Tapi emosinya sulit dikontrol.

"Aku sudah membayar uang yang dipinjam istriku padamu bukan? Sekarang waktunya kalian membayar kesalahan kalian di penjara. Membusuklah kalian di sana!" ucap Cello dengan dingin. Lalu dia memberikan kode pada bawahannya untuk membawa mereka ke kantor polisi.

Setelah itu, Cello pulang ke unit apartemennya. Dia tak tega meninggalkan Fara seorang diri.

Ketika dia masuk ke dalam apartemen, dia tidak mendapati Fara di mana pun. Cello panik kalau-kalau Fara kabur setelah dia disakiti. Namun, Cello merasa lega ketika dia melihat Fara sedang tertidur meringkuk di atas ranjang.

Cello mendekati Fara. Dia berjongkok dan mengamati wajah Fara. Mukanya masih basah dan matanya sembab karena habis menangis. "Maaf."

Cello mencium kening Fara agak lama. Dia menyesal sudah menyakiti Fara. Pada dasarnya Cello laki-laki yang tak tegaan. Akan tetapi gengsinya yang terlalu tinggi membuatnya menyembunyikan perasaannya.

Ketika Cello bangkit matanya tak sengaja melihat siku Fara yang terluka, bengkak dan ada darah mengering yang dia biarkan begitu saja.

Cello mengambil obat untuk mengobati luka istrinya. Dia mengobati luka Fara dengan telaten. Ketika Fara merasakan perih dia terbangun. Fara terkejut ketika dia melihat suaminya duduk di tepi ranjang.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin mengobati sikumu yang terluka," ucap Cello dengan lembut.

"Apakah dia punya kepribadian ganda? Kadang dia jahat tapi kadang dia baik?" batin Fara.

Fara mengulurkan tangannya. Dia tak berani menatap Cello. Cello maklum jika istrinya itu merasa ketakutan. "Mungkin aku sudah keterlaluan padamu, maaf," ucap Cello dengan tulus.

Fara mengangguk cepat. Dia hanya diam takut salah bicara.

Usai membalut siku Fara, Cello meminta Fara kembali tidur. "Istirahatlah! Aku akan tidur di sofa," kata Cello. Setelah itu dia membawa kotak obat untuk dikembalikan ke tempatnya.

Fara tak mau bicara apapun padanya. Dia membiarkan Cello berbuat sesukanya. Fara takut Cello akan marah lagi. Fara pun kembali tidur di ranjangnya yang empuk.

Keesokan harinya, Fara bangun agak kesiangan. Dia melihat di sofa panjang itu tak ada suaminya. "Ke mana dia?" tanya Fara dalam hati.

Dia menyibak selimutnya lalu bangun dari tempat tidur. Fara meringis ketika merasakan tangannya yang masih sakit.

Fara keluar dari kamar lalu dia mencari keberadaan Cello. Tapi sepertinya dia sudah pergi. Gadis itu melihat makanan di atas meja. Dia juga melihat sepucuk surat yang ditinggalkan Cello.

'Makanlah! Maaf aku tidak membangunkanmu, aku sudah berangkat bekerja.'

Fara tersenyum ketika mendapatkan perhatian kecil dari suaminya. Dia pun menyantap bubur ayam yang disiapkan suaminya di meja. "Berasa jadi istri paling bahagia di dunia kalau kaya gini. Coba dia perhatian terus sama aku. Ah, Fara jangan berharap banyak. Kamu dinikahi hanya untuk dijadikan janda," ucapnya kesal.

Usai menyantap sarapan Fara membersihkan seluruh ruangan. Cello pernah bilang jika dia dibayar menggunakan handphone apel digigit keluaran terbaru untuk membersihkan apartemennya.

Tapi Fara dengan senang hati melakukannya. Dia berpikir itu adalah satu tugas istri. Usai beres-beres Fara merasa kelelahan. Dia menyalakan AC karena merasa kegerahan.

Sesaat kemudian seseorang menekan bel rumahnya. "Siapa ya? Kalau suamiku tidak mungkin menekan bel." Fara mendekat lalu membuka pintu itu.

"Daisy," ucap Fara menyebut seorang gadis yang bertamu siang itu.

"Kok nggak disuruh masuk?"

"Maaf-maaf. Ayo masuk. Aku belum mandi habis beres-beres rumah yang berantakan," ungkap Fara.

"Ya ampun Kak Fara kelewat rajin, deh," puji Daisy. "Nih aku bawain sesuatu untuk kakak." Daisy memberikan satu paper bag besar pada Fara.

"Apa isinya?" tanya Fara pada adik iparnya itu.

"Buka saja!"

Fara terlihat senang ketika mengeluarkan baju-baju baru dari paper bag itu. "Wah makasih banyak," ucap Fara.

"Makasih sama suami. Ini atas perintah Abang kok," ungkap Daisy.

"Oh ya? Dia sebaik itu?" tanya Fara ragu.

"Memangnya selama ini dia jahat ya sama kakak?" Jiwa kepo Daisy meronta. Fara pun banyak bercerita pada Daisy.

"Hish Abang menyebalkan. Kakak tenang saja, aku akan make over kakak biar Abang klepek-klepek sama kamu," ucap Daisy dengan seringai licik.

"Eh sekalian antar aku ke tempat laundry ya," pinta Fara.

Mereka berdua jalan ke mall. Daisy mengajak Fara berkeliling. Lalu mereka berhenti di salon. "Gue mau kakak ipar gue makin cantik," perintah Daisy pada kapster langganannya.

"Siap, Kakak," jawabnya lemah gemulai.

"Daisy kamu yakin meninggalkan aku dengan orang ini?" bisik Fara.

"Jangan khawatir dia itu profesional. Percaya deh sama aku." Mau tak mau Fara pun pasrah saja mereka mau mendandani dia seperti apa.

Sembari menunggu Daisy menelepon mamanya. "Ma, misi beres," lapor Daisy pada mam Cindy.

"Bagus. Fara tidak boleh terlihat jelek di depan Cello. Dia harus selalu tampil cantik karena mama tahu kalau seleranya itu selangit," ucap mama Cindy memberi tahu anak bungsunya.

"Siap, Ma. Tapi habis ini bayaran aku jangan lupa ditransfer ya, Ma."

"Hish kamu ini sama mama sendiri minta bayaran," protes Cindy setelah itu menutup telepon.

"Daisy," panggil Fara. Daisy menoleh. Dia terpesona melihat tampilan baru Fara. "Ya ampun cantik sekali. Kalau aku cowok pasti langsung naksir Kak Fara," puji Daisy.

"Daisy," panggilan itu datang dari seseorang.

Hayo kira-kira siapa yang manggil?

Terpopuler

Comments

Ana Wiwid

Ana Wiwid

waaaah cello bisa klepek klepek nii

2023-01-15

0

Warini Blitar

Warini Blitar

apa mungkin rendy teman kampusnya daisi

2023-01-14

1

Warini Blitar

Warini Blitar

mungkin cowok mahasiswa yg pernah antar fara makan

2023-01-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!