DSDM-Bab 20

Setelah mendapat kabar kalau sang Kakak sudah kembali ke Indonesia malam itu, Danis ingin langsung ke Villa.

"Sayang kau mau kemana ?" tanya seorang wanita yang kini masih tidur di balut selimut di atas ranjang.

"Aku mau ke Villa" jawab Danis.

"Ikut"

"Kau mau aku di cekik kakak ku ?, kalau dia tau aku seperti ini bisa mati aku sama dia"

Wanita cantik tanpa busana itu mengerucutkan bibirnya, ia masih tidak mau di tinggalkan oleh Danis. Baru satu ronde mereka bermain dan sekarang ia akan di tinggalkan.

"Tapi kamu akan kembali kan ?" tanya wanita itu lagi.

"Aku tidak bisa janji...." balas Danis "nanti aku kabarin" sambungnya lagi.

Danis meninggalkan kamar hotel yang beberapa jam yang lalu ia sewa bersama seorang gadis yang ia dapatkan di klub malam. Begitulah kehidupannya saat sang Kakak memutuskan meninggalkan Indonesia empat tahun yang lalu.

*

*

Beberapa saat kemudian Danis sudah tiba di Villa keluarganya, senyum pria itu langsung mengembang saat melihat mobil yang sering di bawah Rafan terparkir disana.

Danis memasuki Villa itu, saat di ruang tamu ia terkejut melihat sang Kakak sedang memangku seroang anak kecil.

"Kak Ar" panggil Danis.

Arga menoleh, ia heran kenapa adiknya bisa tau kalau dirinya ada di Villa ini.

"Dari mana kau tau aku ada disini ?" tanya Arga.

"Pandu, tadi kami tak sengaja bertemu di restoran dan dia memberi tahuku kalau Kakak sudah kembali"

Arga kembali diam, sementara Danis menatap anak Ghazi dengan tatapan heran.

"Anak siapa ini kak ? kenapa tiba-tiba kakak membawa anak kecil ?"

"Dia anak ku"

"Hah...." Danis melongo, sejak kapan kakak nya memiliki anak padahal belum menikah.

"Sejak kapan kakak punya anak ?, apa disana kakak diam-diam menikah ?"

Arga melengos mendengar ucapan adiknya itu, sebelum menjawab Arga berbisik di telinga Ghazi.

"Zi main sama Bibi dulu ! ada yang mau Om sampaikan sama Om ini"

Ghazi mengangguk, untuk sementara Arga masih menyematkan panggilan Om, karena Arga ingin memastikannya dulu sebelum menyuruh Ghazi memanggilnya dengan sebutan Daddy.

Setelah Ghazi pergi, kini di ruang tamu ada Arga, Danis dan juga Rafan.

"Jelaskan Fan !" pinta Arga.

"Baik tuan" jawab Rafan.

Danis bersiap mendengarkan penjelasan Rafan, ia tidak ingin kelewatan sedikitpun.

"Empat tahun yang lalu tuan Arga tidak sengaja tidur dengan seorang wanita, tuan Arga sudah mencari wanita itu tapi tidak juga menemukan, hingga tuan Arga meninggalkan Indonesia untuk membuang rasa bersalahnya" jelas Rafan.

"Jadi ini alasan kakak sampai pergi" Danis menatap sang Kakak dengan intens.

"Hemmmm" jawab Arga

"Lalu apa sekarang kakak sudah menemukan wanita itu ?"

"Belum"

"Terus kenapa kakak bilang kalau anak itu anak kakak ?"

"Apa kau tidak bisa melihat kalau wajah kami mirip, aku juga bisa merasakan keanehan saat menatap mata anak itu"

Rafan mengerti, memang benar adanya kalau wajah Ghazi sangat mirip dengan Arga.

Tidak berapa lama seseorang yang sangat Arga tunggu datang juga, Pandu masuk dengan langkah tegap.

"Kenapa kau lama sekali ? kau sudah membuatku menunggu" ucap Arga.

Pandu memilih duduk dulu, ia memang telat datang karena tadi masih berusaha mencari Ghazi, sungguh sebelum Ghazi di temukan perasaan Pandu tidak akan tenang.

"Ada apa ? apa kau sedang ada masalah ?" tanya Danis saat melihat wajah Pandu yang tampak khawatir.

"Aku sedang mencari seseorang"

"Siapa ?" tanya Arga, Danis dan Rafan serempak.

Pandu menatap ketiganya secara bergantian "Dia anak temanku, tadi dia ikut kami makan siang, karena aku tidak terlalu mengawasi dia akhirnya dia di bawah seseorang"

"Bo-doh" hardik Arga cepat "Harusnya kalau kau membawa seorang anak kecil, kau harus menjaganya"

Pandu terdiam, ia mengaku sangat salah. Harusnya tadi ia menemani Ghazi dulu sebelum makan. Namun sekarang penyesalan tidak ada gunanya lagi untuk Pandu.

"Tenang saja, besok aku akan membantumu" ucap Danis.

Pandu mengangguk, hingga ia baru ingat kalau Arga membutuhkan bantuannya.

"Tadi kau bilang sedang butuh bantuan ku ? kira-kira apa yang harus aku lakukan ?" tanya Pandu pada Arga.

"Aku ingin melakukan tes DNA"

Kening Pandu mengernyit "Untuk apa ?"

Namun sebelum Arga kembali menjawab, tiba-tiba Ghazi memanggilnya dan mendekati Arga. Sontak saja Pandu terkejut saat melihat Ghazi di sana, jadi yang menculik Ghazi adalah Arga.

"Zi.." panggil Pandu.

Ghazi menoleh "Om Pandu"

"Jadi kau yang menculik Ghazi ?" ucap Pandu dan melayangkan tatapan tajam pada Arga.

"Kenapa kau bisa mengenal Zi ?" tanya Arga heran.

"Jelas saya kenal, karena Zi anak temanku" jawab Pandu.

Arga merasa ini sangat kebetulan, ternyata Ghazi anak teman Pandu, jadi otomatis Pandu mengenal siapa Ibu nya Ghazi.

"Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu" kata Arga.

Sama seperti yang tadi Rafan jelaskan pada Danis, Kini Arga pun menjelaskan hal yang sama pada Pandu kalau dulu ia tidak sengaja tidur dengan seorang wanita. Yang membuat Arga sangat merasa bersalah orang itu ternyata masih perawan.

Pandu mendengarkan semuanya, ada kelegaan di hatinya karena akhirnya penantian Arina segera terbayarkan. Laki-laki yang di tunggu wanita itu sudah kembali dan akan segera menjemputnya.

"Jadi kamu mengenal wanita itu Pan ?" Arga menatap Pandu, berharap pria itu akan menceritakan semuanya.

"Iya aku mengenalnya, aku yang merawatnya selama dia mengandung Zi, saat itu keadaannya sangat kacau dan berniat menggugurkan kandungannya" jelas Pandu.

"Apa..., jadi wanita itu berniat membunuh anakku" pekik Arga.

"Dengar dulu !, Arina mana tau kalau kau Ayah dari anaknya. Dia sebenarnya sudah menikah namun ternyata suaminya hanya memanfaatkan Arin saja, bahkan selama satu tahun menikah suaminya tidak pernah menyentuh Arin, makanya saat kau tidur dengannya, dia masih perawan" Pandu kembali menjelaskan.

"Saat aku mendengar kalau dia ingin menggugurkan kandungannya, aku menawarkan bantuan, aku membawanya ke Amerika dan berharap dia melupakan masalalunya"

Arga mendengarkan dengan cermat, ada rasa ngilu di hatinya saat mendengar bagaimana Arina di perlakukan oleh keluarganya. Tanpa terasa kedua tangan Arga mengepal, rasanya ia ingin segera menemui wanita itu sekarang.

"Jadi begitu ceritanya" ujar Pandu setelah menyelesaikan cerita masalalu Arina.

"Gadis yang malang" sahut Danis.

"Jadi kau ingin melakukan tes DNA pada Ghazi ?" tanya Pandu lagi

"Hemmm"

"Besok akan aku lakukan, tapi tanpa tes pun kau sudah tau jawabannya kan, wajah kalian sangat mirip"

Arga tersenyum, semua orang selalu mengatakan kalau Ghazi sangat mirip dengannya. Bahkan mereka sama-sama memiliki mata berwarna cokelat.

"Tapi malam ini aku harus bawa Zi pulang, Arina pasti akan mencarinya"

"Tidak boleh, dia akan pulang bersama ku besok" bantah Arga

Terpopuler

Comments

Nuvia Tiway

Nuvia Tiway

ahh seruuu lanjut 🥰🥰🥰👍🏻

2024-01-19

1

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Arga jangan di tahan besok pulang si ghazi ntar si arina sedih ngak ketemu anak nya

2024-01-04

1

Miya Wibowo

Miya Wibowo

Arga kok egois sihhh

2024-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!