DSDM-Bab 12

Carissa memiringkan tubuhnya sehingga membelakangi sang suami, baru kali ini ia merasakan sakit di lubuk hatinya. Mirza sudah menanamkan luka yang teramat besar.

Masih teringat dengan jelas oleh Carissa, bagaimana Mirza terus menyebut nama Arina sepanjang permainan, tadi Carissa ingin menyudahi saja tapi ia terpaksa menerima lantaran sudah lama Mirza tak menyentuhnya.

Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Mirza beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Suara gemericik air semakin menimbulkan rasa sakit di hari Carissa.

"Apa yang terjadi, kenapa mas Mirza selalu menyebut nama Arin" gumam Carissa lirih. Air matanya terus menetes di pipi mulusnya.

"Aku harus cari tau semuanya".

*

*

*

Dua hari kemudian....

Hari ini adalah hari pertama Ghazi sekolah di tempat yang baru, kemaren saat Arina mendaftarkan anaknya pihak sekolah langsung menerima.

Ghazi sudah sangat tampan dengan pakaian sekolahnya, rambut yang sudah tersisir rapih membuat Arina begitu gemas. Begitupun dengan Arina yang sudah siap dengan pakaian kerjanya, kemaren saat ia memasukan lamaran di perusahaan Raharja grup ia langsung di terima tanpa harus wawancara dulu.

"Mommy apa di sekolah nanti ada banyak teman Zi ?"

"Tentu nak, kau boleh berteman dengan siapa saja ?"

"Apa disana juga ada Rafael ?"

Arina kembali tersenyum, Rafael adalah teman akrab Ghazi saat masih di Amerika. Mungkin bukan mudah untuk Ghazi melupakan Rafael.

"Tidak sayang, tapi nanti ada banyak teman Zi yang baru"

Ghazi tak lagi menjawab, ia menyandang tas nya yang di berikan Arina..

Keduanya langsung keluar rumah dan menuju mobil, pertama Arina mengantarkan Ghazi ke sekolah dulu barulah ia akan ke perusahaan.

"Jangan kemana-mana sebelum Mommy jemput !" ucap Arina setelah menurunkan Ghazi dari mobil.

"Iya Mom"

"Belajar yang rajin dan jangan nakal !"

"Iya Mom"

"Anak pintar"

Sebelum pergi Arina mencium kening Ghazi dengan lembut, kemudian seorang wanita datang dan membawa Ghazi ke dalam kelas. Saat pendaftaran kemaren Arina sudah menjelaskan kalau Ghazi belum terlalu lancar berbahasa indonesia jadi harap di maklumi.

Setelah memastikan Ghazi masuk kelas, Arina kembali memasuki mobilnya dan menuju perusahaan. Ia harus keluar dari butik karena memilih jadi sekretaris disini, alasan utamanya pasti karena gaji.

"Permisi, saya Arina sekretaris baru di sini ! bisakah tunjukan ruangan saya dimana ?" ucap Arina pada seorang wanita yang bekerja sebagai resepsionis.

"Silahkan lewat sana Mbak ! itu adalah lift khusus untuk Ceo dan sekretarisnya"

"Oh baik, terima kasih"

Arina berjalan menuju lift itu, namun karena buru-buru Arina tak sengaja menabrak seorang pria. Beruntung pria itu berhasil menangkap tubuh Arina sehingga Arina tidak sampai jatuh.

Deg....

Detak jantung Arina berdegup kencang saat mencium aroma parfum yang di pakai pria itu, entah kenapa wanginya mengingatkan Arina pada kejadian beberapa tahun silam.

"Kalau jalan pakai mata" ucap pria dengan nada dingin, ia mendorong tubuh Arina dengan pelan.

"Maaf" baru saja Arina hendak menatap wajah nya, pria itu sudah pergi.

"Enggak mungkin kalau pria itu yang bersama ku malam itu ?" batin Arina segera menepis pikirannya.

*

*

*

Sementara itu pagi ini Pandu menjemput Bunga di rumah untuk mengantarnya bekerja, Pandu juga berniat ingin mengungkapkan perasaanya pada Bunga, ia tidak bisa menundanya lebih lama lagi.

"Kenapa tidak masuk dulu ?" tanya Bunga setelah masuk kedalam mobil.

"Tidak apa-apa, lain kali aku akan mampir" jawab Pandu.

Bunga merapihkan pakaiannya, meletakkan tas nya ke jok belakang.

"Tidak ada yang ketinggalan ? apa kita bisa berangkat sekarang ?" tanya Pandu

"Bisa"

Sepanjang perjalanan Bunga hanya terdiam mendengarkan cerita dari Pandu, hingga mobil berhenti tepat di sebuah rumah makan yang sudah cukup ramai pengunjung padahal masih pagi.

"Kenapa berhenti ?" tanya Bunga.

"Kita makan dulu, kamu masuk jam 10 kan ?..."

Bunga mengangguk sebagai jawaban.

"Ini masih jam 09, jadi masih ada waktu satu jam" sambung Pandu lagi.

"Tapi aku sudah makan di rumah"

"Please temenin aku ! ada yang ingin aku bicarakan padamu"

Karena paksaan, akhirnya Bunga menyetujui ajakan Pandu, wanita itu turun setelah Pandu membukakan pintu. Mereka berdua memasuki rumah makan itu dan memilih duduk di kursi paling belakang.

Pandu memesan makanan, sementara Bunga hanya memesan Mie instan dan minuman, perutnya masih terlalu kenyang jika harus makan nasi lagi, ini karena ia merasa tidak enak dengan Pandu makanya ia memesan mie.

Sembari menunggu pesanan mereka jadi, Pandu menatap Bunga dalam, membuat wanita itu menjadi salah tingkah sendiri.

"Boleh aku tanya sesuatu ?" tanya Pandu.

"Boleh, memangnya mas Pandu mau nanya apa ?"

"Apa tidak ada yang marah jika aku dekat denganmu ?"

"Tidak, memangnya siapa yang akan marah ?"

"Pacarmu mungkin"

Bunga terkekeh kemudian kembali berkata "Aku tidak punya pacar, mungkin mas Pandu sendiri yang punya pacar"

"Kalau aku punya pacar mana mungkin aku akan dekat denganmu" balas Pandu

Bunga membenarkan ucapan Pandu, jika pria itu punya pacar pasti dia tidak akan dekat dengan nya. Tapi Bunga tidak ingin percaya begitu saja, bisa saja Pandu berbohong.

"Katanya tadi ada yang mau kamu omongin" ucap Bunga.

Sebelum Pandu berhasil menjawab seorang pelayan sudah datang dan menyajikan makanan yang mereka pesan.. membuat obrolan itu terhenti untuk sejenak.

"Makan dulu, nanti kita bicara lagi " pinta Pandu setelah pelayan tadi pergi.

Keduanya makan dengan diam, Pandu seperti orang kelaparan saja membuat Bunga ingin tertawa namun ia tahan karena tidak enak.

*

*

*

Seorang wanita yang memperkenalkan diri dengan nama Niti mengantarkan Arina keruangannya, sejak tadi Arina bingung dimana ruangan khusus sekretaris CEO.

"Ini ruangannya mbak Arin" ucap Niti sembari membuka ruangan.

Arina menatap ruangan itu, sangat luas dan mewah, ia masih tidak percaya kalau dirinya yang akan menempati ruangan itu

"Apa mbak Arin sudah bertemu dengan CEO kita ?" tanya Niti

"Belum, kemaren aku memasukan lamaran saja dan tidak menyangka kalau akan di terima" jawab Arina.

"Wah hebat dong, biasanya pemilihan sekretaris khusus CEO ada seleksi ketat"

Arina juga tidak menyangka kalau akan di terima secepat ini, padahal kemaren dia iseng saja.

"CEO kita itu sangat kejam mbak, sudah berapa kali dia berganti sekretaris, mudah-mudahan mbak Arin betah ya"

"Aamiin, jangan takut lah sama dia, kan masih sama-sama makan nasi"

Niti terkekeh, sejak pertama berkenalan tadi ia sudah menyukai Arina, wanita itu memiliki senyum yang indah dan sangat ramah.

"Ya sudah aku balik ke ruangan, kalau ada yang ingin di tanyakan temui aku saja"

"Ok, makasih ya Ti atas bantuannya"

"Sama-sama mbak"

Niti meninggalkan Arina sendiri di ruangannya, dan setelah kepergian Niti seorang pria melewati ruangan tersebut, detik itu juga detak jantung Arina kembali berpacu kuat.

"Kenapa pria tadi mirip Ghazi ?"

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

mungkin papa ghazi

2024-01-04

0

Miya Wibowo

Miya Wibowo

lhaaadalaahhhh..... berarti kui ayah e ghazi

2024-01-03

0

Dini Lestari

Dini Lestari

pantesan arin sm dokter pandu gk menjalin hubungan serius , mungkin arin mencari dedy nya Ghazi ,pdahal dokter pandu yg menolong arin ,ini alasan nya kali ya .

2023-12-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!