DSDM-Bab 15

"Rin" panggil Pandu.

Arina menoleh, menatap wajah Pandu kemudian tersenyum "Ada apa Mas ? bicaralah jika memang ada hal penting !" balas Arina.

"Aku mencintai seseorang Rin"

Sedikitpun Arina tak mengalihkan tatapan matanya, ia terus menatap wajah tampan Pandu dan lagi-lagi tersenyum. "Benarkah ? lalu apa kau sudah menyatakan perasaan mu ?" tanya Arina penuh keingin tahuan.

"Sudah, tapi aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu"

Kening Arina mengkerut, pertanyaan apa yang akan Pandu katakan ?.

"Pertanyaan apa Mas ? katakan saja ! jika aku bisa menjawab pasti akan aku jawab"

Pandu tersenyum kemudian kembali berkata "Jika aku menjalin hubungan dengan seseorang apa kamu akan marah ?"

Detik itu juga Arina tertawa kencang, bagaimana mungkin ia akan marah jika Pandu menjalin hubungan dengan seorang wanita, karena selama ini Arina tidak pernah mencintai Pandu, ia hanya menganggap pria itu sebagai teman ataupun Kakaknya.

"Kamu ini lucu sekali Mas, bagaimana mungkin aku akan marah, bahkan aku akan sangat bahagia jika kamu memiliki kekasih" balas Arina kemudian.

"Tapi dia khawatir padamu Rin, dia tidak ingin menjalin hubungan dengan ku karena takut kamu akan marah"

Arina kembali menatap Pandu dengan tatapan aneh "Apa aku mengenal wanita itu ?" tanya Arina.

"Ya, dia teman dekat mu Rin" jawab Pandu.

"Apa yang kamu maksud Bunga ?"

"Hemmm"..

Mendengar hal itu kedua mata Arina berkaca-kaca "Kenapa Bunga berpikiran seperti itu ? aku sudah jelaskan padanya kalau aku tidak mencintai siapapun termasuk Mas Pandu"

Arina masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Bunga, untuk pertama kalinya ia merasa tersinggung dengan sahabatnya itu. Padahal waktu itu Arina sudah menjelaskan kalau ia tidak menginginkan seorang laki-laki kecuali anaknya Ghazi.

Selama ini ia menganggap Pandu hanya sebagai seorang kakak, lalu apa dirinya salah karena dekat dengan pria itu, Arina hanya ingin membalas semua kebaikan Pandu selama ini walau Arina sendiri tidak tau caranya.

Kepala Arina menunduk, menahan cairan bening supaya berhenti menetes. Sementara Pandu diam seribu bahasa, sejak semalam ia sudah ragu untuk mengatakan hal ini, tapi Bunga terus saja menolak cintanya karena takut Arina akan kecewa dan marah.

"Maafkan Bunga !, Rin... Wajar jika dia merasa seperti itu karena kita sudah lama dekat, orang lain pun pasti akan merasakan hal yang sama seperti Bunga" ucap Pandu

"Iya aku mengerti, apa aku harus menjauhi Mas supaya Bunga mau menerima cinta Mas ?" tanya Arina.

"Ja-ngan, kalau kamu melakukan itu, Bunga pasti tidak akan pernah melirikku, dia itu sayang sama kamu Rin"

Kepala Arina mendongak, ia ingat betul bagaimana dulu Bunga merawatnya saat ia kehilangan semuanya. Bagaimana dulu Aria menolongnya saat ia hampir saja tertabrak mobil.

"Nanti aku akan bicara pada Bunga, kalian berdua sangat cocok jika menjalin hubungan, pasti akan sangat serasi"

"Terima kasih Rin"

Arina kembali tertawa, ia berharap hubungan Pandu dan Bunga nanti akan sejalan. Dan keduanya mendapatkan kebahagiaan.

*

*

*

Dua Minggu Kemudian....

Setelah mendapatkan penjelasan dari Arina, akhirnya Bunga bisa tenang, ia bisa dengan nyaman menjalin hubungan dengan Pandu tanpa adanya perasaan khawatir.

Dan hari ini Arina di beri tugas untuk bertemu dengan klien penting, wanita itu masih terlihat ragu namun Rafan mengatakan kalau Arina pasti bisa melakukannya.

"Ayolah nona Arin, anda pasti bisa melakukannya. Tuan Arga belum bisa kembali dari Jerman makanya Anda saya utus" ucap Rafan kembali meyakinkan.

"Apa saya sendiri yang akan kesana ?" tanya Arina

"Tidak, saya yang akan menemani"

"Baiklah kalau begitu"

Rafan kembali keruangannya, sementara Arina sedang kebingungan, jika ia pergi lalu siapa yang akan menjemput Ghazi di sekolah nanti.

"Apa aku minta bantuan Bunga saja ?" batin Arina

Ingin mencoba, akhirnya Arina menghubungi Bunga, cukup sekali panggilan langsung terhubung.

"Halo Rin, ada apa ?" tanya Bunga di seberang sana.

"Apa aku bisa minta tolong padamu Nga ?"

"Tentu saja, katakan apa yang bisa aku bantu !"

"Tolong jemput Ghazi di sekolah, soalnya aku tidak bisa, siang ini aku di utus untuk menemui klien penting"

"Baiklah Rin, kamu kerja saja, Ghazi aman bersamaku"

"Sekali lagi terima kasih Nga"

"Sama-sama"

Panggilan pun terputus, Arina bisa bernapas lega karena akhirnya Ghazi ada yang menjemput. Putranya itu pasti sudah menunggu dirinya saat ini.

*

*

*

Setelah mendapat tugas dari Arina dengan cepat Bunga menghidupkan motor untuk menjemput Ghazi, saat di perjalanan Bunga berhenti sejenak untuk membeli ice cream.

Setiba di sekolah benar saja dugaan Bunga kalau Ghazi sudah menunggu, beruntung ada seorang satpam yang menjadi teman Ghazi saat itu.

"Zi..." panggil Bunga

Ghazi menoleh "Tante Bunga"

"Maaf ya tante lama jemputnya"

"Mommy kemana ? kenapa Tante yang jemput ?" tanya Ghazi

"Mommy sedang banyak pekerjaan nak, jadi hari ini Zi pulang sama tante, mau kan ?"

"Mau" jawab Ghazi, ia selalu mengerti jika sang Mommy sedang banyak kerjaan.

Bunga mengelus puncak kepala Ghazi, kemudian menatap satpam yang sejak tadi menemani Ghazi.

"Makasih ya pak udah jagain ponakan saya" ucap Bunga.

"Sama-sama mbak, jangan khawatir ! saya belum akan pulang jika ada anak-anak yang belum di jemput"

"Sekali lagi terima kasih pak, kalau begitu saya pamit" Bunga kemudian beralih menatap Ghazi "Ayo sayang" ajaknya.

Ghazi tampak sangat senang di ajak naik motor oleh Bunga, anak itu tertawa dengan kencang seraya merentangkan kedua tangannya.

*

*

*

Di sebuah kafe ternama, Arina dan Rafan baru saja tiba, tak pernah Arina duga kalau disana ia akan bertemu dengan Carissa. Begitupun dengan Carissa, ia begitu terkejut saat melihat Arina apalagi melihat penampilan Arina saat ini.

"Maaf kami datang terlambat" ucap Rafan .

Seorang pria yang sudah berumur berdiri dari duduknya, menyambut kedatangan Rafan dan Arina dengan hormat.

"Silahkan duduk tuan Rafan" ucap Pria itu.

"Terima kasin Tuan Lenson"

Acara meeting itu berjalan dengan lancar, Arina berhasil meyakinkan tuan Lenson agar bergabung dengan perusahaan tempatnya bekerja, dan itu membuat Rafan sangat bahagia apalagi tuan Lenson tak tanggung-tanggung menanam saham.

"Aku yakin tuan Arga pasti akan sangat senang". batin Rafan.

"Persentasi Nona Arina sangat memuaskan, Tuan Arga pintar sekali mencari sekretaris" puji Tuan Lenson.

"Terima kasih atas pujian anda tuan" jawab Arina.

Sementara Carissa terus menatap tajam ke arah Arina, apalagi saat meeting tadi semua orang selalu memuji Arina membuat telinga Carissa terasa panas.

"Jadi tuan Lenson membatalkan kerja sama dengan perusahaan kami ?" tanya Carissa sembari melirik Mirza yang juga ada disana.

"Tidak nona Carissa, tapi saya akan mengurangi saham saya disana" jawab Tuan Lenson.

"Brengsek" umpat Carissa kesal

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

calissa kesal lihat arin

2024-01-04

0

Miya Wibowo

Miya Wibowo

kapokkk wee clariza

2024-01-03

0

KupRetz KecilEzz

KupRetz KecilEzz

mzh datar critanya..blom ada gregetnya

2023-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!