Langka kaki Arina terhenti tepat di depan pintu rumah besar itu, ketika telinga nya dengan jelas mendengar pembicaraan orang-orang dari dalam rumah.
Arina kembali tidak menyangka kalau Mama tirinya juga ikut adil dalam penjebakan malam itu. Mengingat bagaimana perlakuan Lulu selama ini terhadap Arina.
Walau tidak di perlakukan terlalu baik, setidaknya selama ini Lulu selalu menjaga Arina. Bahkan jika Carissa membeli baju baru, ia pun di belikan.
Sementara di dalam rumah, semua orang tengah berkumpul tanpa perduli apa yang sedang di alami Arina.
"Akhirnya aku mendapatkan semua harta suamiku lagi. Harusnya sejak awal wanita itu jangan masuk ke keluarga ini, dan mengambil hak Carissa" ucap Mama Lulu
"Sekarang Arin sudah kehilangan semuanya, ia kehilangan keperawanan dan seluruh hartanya. Aku yakin tidak akan ada pria yang mau menikah dengan wanita miskin seperti Arin" Mirza ikut menyahut, ia bahkan membanggakan dirinya sendiri karena berhasil merebut seluruh harta Arina.
"Sekarang Mirza sudah membuktikannya kan Ma, dia layak menjadi suamiku" Carissa menatap sang Mama dengan senyum penuh kebahagiaan. bergelayut manja di lengan Mirza.
Dari luar, rasanya Arina sudah tidak tahan mendengar semuanya. Ia memutar kenop pintu hingga pintu besar itu terbuka. Arina memasuki rumah itu membuat semua orang langsung terdiam selama beberapa detik.
Arina menatap satu persatu wajah orang-orang yang sudah menghancurkannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri suatu hari nanti ia akan membalas perbuatan mereka.
"Lihatlah siapa yang datang ini" Mama Lulu berjalan mendekati Arina seraya bertepuk tangan. "Istri yang sudah berzina dengan pria lain, ternyata masih memiliki keberanian untuk datang kesini. Apa urat malu mu baru saja putus" sambung Mama Lulu sembari tersenyum mengejek.
Semua orang tertawa terbahak-bahak, menatap penampilan Arina dari atas sampai bawah. Sangat berbeda dari Arina yang biasanya. Sekarang wanita itu berwajah pucat dan kedua mata yang sembab.
"Kamu pasti sudah mendengar semuanya kan ?, baiklah aku akan memberi tahumu lagi. Kalau aku yang merencanakan semua ini" ucap Mama Lulu lagi.
"Aku yang memaksa kedua orang tuamu untuk menjodohkan mu dengan Mirza. Dan apa kau tau kalau Mamanya Mirza itu adalah sahabat baikku. Kami berdua sudah bersekongkol untuk menjebakmu dari awal"
"Makanya saat perjodohan itu Mirza tidak menolak sedikitpun, karena ini adalah sandiwara kami. Dan untuk alasan kenapa selama ini Mirza tidak mau menyentuhmu itu karena dia ingin hanya Carissa wanita yang akan ia sentuh"
"Malam itu Carissa yang memasukan obat kedalam minuman mu dan membawamu ke sebuah kamar, hingga kamu berakhir dengan seorang pria yang tidak di kenal"
"Dan satu lagi jangan harap kamu akan bisa tinggal di rumah ini, karena kamu bukan anggota keluargaku"
Ucapan demi ucapan yang di lontarkan oleh Mama Lulu membuat perasaan Arina begitu sakit..Ia ingin menangis namun sekuat tenaga Arina menahannya. Arina tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang-orang yang sudah menindasnya.
"Apa salahku, sehingga kalian tega melakukan ini ?" tanya Arina, ia ingin tahu kenapa Mama Lulu dan Carissa sampai melakukan ini. Apa karena Sang Papa yang menjadikan dirinya pewaris. Tapi bukankah Carissa juga mendapatkan bagian.
"Karena Mama kamu sudah merebut kebahagiaan kami" jawab Mama Lulu dengan sorot mata yang tajam.
Arina langsung terdiam, ia tidak tahu jelasnya cerita tersebut. Dulu kedua orang tuanya pun tidak pernah menceritakan semuanya.
Carissa berjalan mendekati Arina, ia memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya "Hari ini aku sudah bertunangan dengan Mirza. Sebentar lagi kami akan menikah"
"Selamat Caris, semoga kalian berdua bahagia" ucap Arina tanpa menyematkan panggilan kakak lagi pada Carissa.
Lagian mereka semua tidak pernah menganggap Arina keluarga, jadi mulai sekarang Arina pun tidak akan menganggap Carissa dan yang lainnya keluarga.
Sekarang apalagi yang di tunggu Arina, ia sudah kehilangan semuanya. Wanita itu berbalik dan berjalan menuju pintu utama. Meninggalkan rumah yang selama ini banyak meninggalkan kenangan.
*
*
*
Arina menyusuri jalanan yang terlihat cukup padat, tanpa tujuan dan arah kemana kakinya melangkah.
Tiba-tiba...
"Arina" seseorang menarik tangannya sedikit kuat membuat kesadaran Arina pulih. Wanita itu menatap sekeliling dimana begitu banyak orang yang menatap ke arahnya. Hingga tak berapa lama sebuah mobil berkecepatan tinggi melintas.
"Apa yang kamu lakukan Arin ? apa kamu ingin mati ?"
Arina menatap wanita yang saat ini tengah memeluknya, ternyata dia adalah teman masa SMA nya.
"Kenapa kamu menyelamatkan aku ?, harusnya kamu biarkan saja aku mati" balas Arina
Arina pikir mati adalah jalan terbaik, karena ia akan berkumpul dengan kedua orang tuanya di surga. Lagian kemana lagi tujuannya saat ini, hidup sendiri tanpa tau arah bukankah itu sangat menakutkan.
Semua orang kembali menatap Arina, ada yang merasa kasihan dan ada juga yang merasa kesal.
"Harusnya kamu tidak perlu menyelamatkan aku Bunga" kembali kata itu yang Arina ucapkan.
Bunga tak menjawab, ia membawa Arina ke pinggir lalu mendudukkan Arina di trotoar jalan.
"Kamu mau kemana ?, kenapa jalan kaki ? biasanya kamu selalu bawa mobil ?" tanya Bunga setelah memberikan sebotol Aqua yang selalu ada di dalam tasnya.
Arina menerima botol Aqua itu, lalu meneguk isinya sedikit. "Aku tidak tahu" balas Arina, ia memang tidak tau kemana tujuannya saat ini. Rumah dan seluruh hartanya sudah di rebut oleh Carissa dan Mirza.
"Kenapa tidak tau, dimana alamat rumahmu ? biar aku yang antar" Bunga kembali bertanya. Ia tahu kalau Arina sudah menikah setahun yang lalu.
"Aku tidak punya rumah lagi Bunga. Aku hanya seorang gelandangan. Harusnya tadi kau tidak perlu menyelamatkan aku" ucap Arina dengan mata berkaca-kaca.
Bunga terdiam, ia tak lagi menjawab atau bertanya lebih lanjut. Mungkin saat ini pernikahan Arina sedang ada masalah begitu pikir Bunga.
Tak berapa lama Bunga menghentikan mobil taksi lalu menarik tangan Arina untuk ikut masuk.
Arina tak berontak ketika Bunga membawanya naik ke mobil taksi.
Beberapa menit kemudian mobil taksi berhenti tepat di depan rumah kecil. Bunga membawa Arina kerumahnya karena tidak punya tujuan lain. Apalagi saat di tanya Arina hanya diam jadi terpaksa Bunga membawa Nya kerumah.
Bunga tinggal bersama adik laki-laki dan ibunya. Saat melihat Bunga pulang bersama wanita cantik membuat ibunya bertanya-tanya. Wanita paruh baya itu mendekat.
"Siapa ini nak ?" tanya Ibu Jumini
"Dia Arin Bu, teman SMAnya Bunga. Maaf aku bawa ke rumah soalnya Bunga gak tau kemana hendak membawanya"
"Memangnya dimana keluarganya ?"
Bunga menggeleng karena ia sendiri tidak tau kemana keluarga Arina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Hai kakak author permisi saya mau membagikan cerita saya disini
Hai kakak cantik maaf menganggu waktu nya saya mau membagikan novel saya judulnya : DI KEJAR CINTA PAK GURU
Thank you All
2024-01-28
2
Soraya
ktanya gak mau jadi wanita lemah tp kok mau bunuh diri
2024-01-26
0
Wirda Lubis
bunga baik
2024-01-04
0