Setelah menghabiskan sarapannya, Pandu mengajak Bunga untuk kembali ke mobil, dia berniat untuk mengungkapkan perasaannya disana nanti.
Keduanya memasuki mobil, Pandu menggenggam tangan tangan Bunga dengan lembut. Membuat wanita itu gelagapan dan tubuhnya bergetar.
"Bunga, boleh aku jujur sesuatu padamu ?" tanya Pandu.
Bunga menganggukkan kepalanya, jangan tanyakan bagaimana detak jantungnya saat ini, sudah pasti berdegup sangat kencang.
"Aku menyukai mu, sejak pertama kita bertemu. Aku ingin kita menjalin hubungan lebih dari sekedar seorang teman" ucap Pandu dengan sangat tulus.
Bunga tak menjawab apa-apa, sebenarnya ia juga menyukai Pandu sejak pertama bertemu.
"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu dengan sabar"
"Ja-ngan" jawab Bunga dengan cepat.
Pandu menyipitkan matanya "Maksudnya ?"
"Jangan menunggu jawaban dariku, karena aku tidak ingin menjalin hubungan dengan mu"
Jawaban Bunga langsung membuat Pandu terdiam, hatinya terasa sakit dan sesak karena langsung di tolak mentah-mentah.
"Boleh aku tau alasannya ?" tanya Pandu lirih.
"Aku tidak ingin menyakiti hati seseorang Mas"
"Apa maksud kamu Bunga ? hati siapa yang akan kamu sakiti ? bukankah tadi kamu bilang kalau kamu tidak punya pacar"
"Aku memang tidak punya pacar mas"
"Terus siapa yang kamu maksud ?"
"Arina"
"Ada apa dengan Arina ?"
Bunga menarik napas panjang, lalu menatap Pandu dengan intens. "Selama ini kalian sudah sangat dekat, aku yakin Arina pasti jatuh cinta sama mas Pandu"
Mendengar jawaban Bunga membuat Pandu tertawa keras, jadi itu alasan Bunga menolaknya tadi.
"Pikiranmu terlalu berlebihan Bunga, selama ini Arina tidak pernah mencintaiku, begitupun sebaliknya. Jika memang kami saling mencintai sudah lama kami menjalin hubungan ataupun menikah" jelas Pandu.
"Tapi mungkin saja Arina mencintai mas, tapi mas tidak sadar hal itu"
"Dengarkan aku Bunga" kembali Pandu menggenggam tangan Bunga "Arina tidak pernah mencintaiku, dia hanya menganggapku seorang kakak, percayalah !!" ujar Pandu meyakinkan.
Bunga terdiam, entah ia harus percaya atau tidak dengan penjelasan Pandu. Ia ingat betul waktu itu Arina selalu menceritakan tentang Pandu padanya.
"Tapi mas..."
"Kalau kamu tidak percaya nanti kita temui Arin"
"Ja-jangan" cegah Bunga cepat, ia tidak ingin Arina marah karena dirinya. Arina sudah sangat baik padanya, sebelum pindah kerumah baru wanita itu memberi kan uang yang sangat banyak pada Bu Jumini.
"Apa kamu akan percaya padaku sekarang ?" tanya Pandu lagi.
Perlahan namun pasti kepala Bunga mengangguk, membuat Pandu tersenyum, ia yakin kalau Bunga juga mencintainya sama seperti dirinya saat ini.
"Apa sekarang kamu mau menjadi pacarku ?" tanya Pandu.
"I-ya mas" jawab Bunga malu-malu
*
*
*
Setelah jam makan siang, Arina hendak menjemput Ghazi di sekolah. Ia minta izin pada Niti untuk keluar sebentar. Karena sampai sekarang Arina belum bertemu dengan Bosnya.
Setiba di sekolah Ghazi hal tak terduga terjadi, disana ia bertemu dengan Carissa yang entah sedang menjemput siapa. Tapi dalam pikiran Arina kalau kakaknya itu sedang menjemput anaknya.
"Kenapa aku tidak tau kalau Ghazi satu sekolah dengan anak Carissa". batin Arina, ia menyesal kenapa tidak mencari tau dulu.
Arina bersikap santai, ia berjalan seperti biasanya seolah tak pernah bertemu dengan Carissa. Melangkah menuju dimana Ghazi duduk saat ini.
"Hai sayang, maaf membuatmu menunggu" ucap Arina pada putranya itu.
"Tidak apa-apa Mom" jawab Ghazi.
"Ya sudah yuk pulang"
Ghazi menganggukkan kepalanya, lalu meraih tangan sang Mommy sambil berjalan menuju mobil.
Di sisi lain, Carissa pun juga terkejut saat melihat Arina dengan seorang anak laki-laki yang sangat tampan.
"Anak siapa itu ?" batin Carissa.
Tiba-tiba ingatannya kembali pada kejadian waktu itu, saat dimana suaminya selalu menyebut nama Arina padahal sedang bercinta dengannya. Sekarang Carissa mendapatkan jawabannya, iya yakin Mirza sudah bertemu dengan Arina tanpa sepengetahuannya.
Dengan menggandeng tangan seorang anak perempuan, Carissa lantas berjalan cepat mengejar Arina. Ia ingin memaki wanita itu dan memperingatkan agar jangan mendekati Mirza lagi.
"Arina" panggil Carissa dengan suara menggema.
Arina tetap berjalan dengan santai menuju mobilnya, ia bukan tak mendengar panggilan Carissa, hanya saja ia ingin anaknya masuk mobil dulu.
"Ada apa ?" tanya Arina setelah Ghazi duduk di dalam mobil. Ia berjalan mendekati Carissa yang berdiri tidak jauh darinya.
Carissa menyipitkan matanya, Saat ini Arina sudah berubah, wanita itu sudah berani dan tidak pemalu lagi di hadapannya. Tapi bukan berarti dirinya takut, begitu pikir Carissa.
"Aku ingin memperingatkan kamu, jangan pernah mendekati Mirza lagi" ucap Carissa to the point.
"Mas Mirza sekarang suamiku, dan aku tidak akan pernah membaginya dengan mu ! jadi sebelum aku kembali menghancurkan hidupmu jauhi dia !" ancam Carissa
"Kamu masih ingatkan kejadian beberapa tahun silam ?, aku bisa saja melakukan hal yang lebih jika kamu masih muncul di hidup mas Mirza"
Arina menatap Carissa dari atas sampai bawah, menurutnya wanita itu tidak berubah sama sekali. Tentu saja ia masih ingat kejadian empat tahun silam dimana hidupnya hancur karena perbuatan Carissa.
Tanpa menjawab sepata katapun, Arina meninggkan Carissa dan memasuki mobilnya. Meladeni Carissa tidak ada gunanya pikir Arina, hanya membuang-buang waktu dan energi.
Carissa kesal saat Arina meninggalkan dirinya begitu saja, ia menatap mobil yang tadi di masuki Arina sudah menjauh.
"Sialan ! dia sudah berani padaku" umpat Carissa marah.
"Awas saja kalau ketemu lagi"
*
*
*
Sementara itu di perjalanan, Arina melajukan mobilnya dengan pelan. Ia selalu berhati-hati saat bersama Ghazi, ia tidak ingin putra kesayangannya itu kenapa-napa.
"Mommy, siapa wanita itu tadi ? kenapa dia marah-marah sama Mommy ?" tanya Ghazi, rupanya ia mengintip saat Arina di caci maki oleh Carissa.
"Bukan siapa-siapa sayang, dia tadi salah orang" jawab Arina berbohong, ia tidak akan memberi tahu Ghazi kalau Carissa adalah kakak tirinya. Baginya Ghazi tidak perlu tau siapa saja masalalu nya, apalagi Carissa karena wanita itu yang membuat hidupnya hancur.
"Berjanjilah padaku Mommy, jika nanti ada yang marah-marah sama Mommy lagi katakan padaku ! aku akan membalasnya"
Arina tertawa pelan, ucapan Ghazi berhasil membuat dirinya bahagia.
"Tentu sayang, nanti akan Mommy beri tahu Zi"
Tidak berapa lama Arina dan Ghazi tiba di rumah, disana sudah ada Asisten rumah tangga yang bekerja dengan Arina. Sengaja Arina melakukan itu supaya ada yang menemani Ghazi saat ia bekerja.
"Mommy kerja lagi ya ! kamu di rumah sama Bibi !" ucap Arina
"Baik Mom" jawab Ghazi
Arina melambaikan tangannya sembari berjalan memasuki mobil, senyum ketulusan yang selalu Ghazi berikan membuat Arina selalu semangat menghadapi apapun.
Karena Ghazi ia bisa menghadapi semua ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Clarissa anak perempuan siapa yang di jemput dari sekolah
2024-01-04
1
Miya Wibowo
sopo to CEO neee penasarN aq
2024-01-03
0
Dini Lestari
kelamaan thor arin ktemu sm yg hamilin nya ,kapan bls dendam nya arin sm orang2 yg udh menghancurkan hidup nya ,
2023-12-30
0