DSDM-Bab 17

Setiba di perusahaan Arina bertemu dengan Rafan. Tampak pria itu begitu cepat melangkahkan kakinya menuju mobil.

"Anda sudah datang nona" ucap Rafan

"Iya tuan, anda hendak kemana ? sepertinya buru-buru sekali"

"Saya akan ke Bandara untuk menjemput tuan Arga"

"Oh" Arina menganggukkan kepalanya, ia yakin pria yang akan di jemput Rafan adalah bos tempat dia bekerja selama ini.

Arina melanjutkan langkahnya setelah mobil yang di bawah Rafan hilang dari pandangan. Para pegawai kantor sudah banyak yang kenal dengan Arina, tapi ada juga yang seperti tidak menyukai Arina.

*

*

*

Di Bandara seorang pria tampan dengan setelan jas berwarna hitam berjalan dengan langkah tegap, di kiri dan kanannya ada dua pengawal yang setia menjaga dan mengikuti kemanapun langkah kaki pria itu.

Arga Raharja berusia 30 tahun, pria tampan dan merupakan anak pertama dari keluarga Raharja. Hari ini adalah kepulangan nya ke Indonesia setalah hampir 4 tahun lebih berada di negara lain.

Bukan tanpa alasan Arga menetap di luar negeri selama empat tahun ini, empat tahun yang lalu tanpa sengaja ia meniduri seorang perempuan yang sampai saat ini tidak Arga ketahui siapa wanita itu. Padahal Rafan sudah mencari siapa wanita itu, tapi sepertinya ada yang menutup akses wanita itu dengan sengaja.

"Silahkan tuan !" ucap Rafan seraya membukakan pintu mobil untuk Arga.

Sebelum masuk Arga melepaskan kaca mata hitam yang sejak tadi ia pakai, lalu memasuki mobil super mewah itu.

"Kita langsung pulang atau tuan ingin ke suatu tempat dulu ?" tanya Rafan sembari menatap kaca spion dalam mobil.

"Saya ingin ke restoran favorit saya dulu !"

"Baik tuan"

Tidak perlu bertanya lagi, karena Rafan sudah tau restoran favorit yang di maksud Arga. Sepanjang perjalanan tak ada kata yang keluar dari mulut Arga, pria itu diam membisu seolah begitu banyak memikul beban.

"Apa tuan Arga belum bisa melupakan kejadian itu ? padahal ini sudah empat tahun". batin Rafan.

*

*

Sementara itu, sejak mendapat kabar kalau Pandu ingin mengajaknya makan siang, Bunga sudah bersiap dan tampil sangat cantik. Hari ini ia ingin menjemput Ghazi untuk menemaninya dan Pandu nanti. Ia pun sudah minta izin pada Arina.

"Sudah siap ?" tanya Pandu.

"Hemm" jawab Bunga "Tapi kita jemput Zi dulu, kamu gak papakan kalau Zi ikut ?"

"Tentu saja aku tidak keberatan, bocah menggemaskan itu selalu membuatku rindu"..

Mereka pun pergi ke rumah Arina, sesampai disana Ghazi juga sudah siap. Sepertinya Arina mengabari Bibi Sum agar membantu Ghazi bersiap.

Tidak berapa lama mereka tiba di sebuah restoran terkenal enak. Pandu sengaja membawa mereka kesana karena ada pusat bermain khusus untuk anak-anak.

"Zi mau main kesana Om" ucap Ghazi semangat seraya menunjuk pusat bermain.

"Silahkan nak ! Om sama Tante tunggu disini" balas Pandu.

Ghazi menganggukkan kepalanya, sementara Bunga tampak khawatir karena takut Ghazi hilang di sana, apalagi pusat bermain itu sangat ramai.

"Mas, sebaiknya aku ikut Zi dulu deh, aku takut dia hilang" kata Bunga.

"Tidak apa-apa dek, Disana ada satpam yang menjaga Ghazi, kamu tenang saja, kita awasi dia dari sini"

"Tapi....."

"Sudah ayo !"

Pandu menarik tangan Bunga dan membawanya ke meja yang tidak terlalu jauh dari pusat bermain, supaya mereka masih bisa mengawasi Ghazi dari jauh.

*

*

"Anda mau kemana tuan ?" tanya Rafan saat melihat Arga berdiri dari duduknya, padahal pesanan mereka belum tiba.

"Ke toilet" jawab Arga singkat.

Rafan tak lagi menjawab, ia menatap Arga yang kini sudah menjauh. Dalam hati Rafan berpikir semoga saja Arga kembali ceria seperti dulu.

Setelah buang air kecil Arga kembali keluar, ia berjalan dengan pelan hingga tiba-tiba seorang anak laki-laki menabrak dirinya, membuat anak itu terjatuh karena tubuhnya yang kecil.

Arga berjongkok hendak membantu anak itu. "Kau tidak apa-apa ?" tanya Arga pelan.

Anak itu menggeleng seraya membersihkan celananya, saat anak itu mendongakkan kepalanya dan bertatapan dengan Arga, detak jantung Arga begitu kencang.

Deg..

Deg..

Wajah anak itu seperti tak asing bagi Arga, dan entah kenapa ia seperti ada ikatan batin dengan anak itu.

"Maafkan aku Om, aku tidak senagaja" ucap Ghazi dengan nada takut.

Karena masih dalam keterkejutannya Arga tak menjawab, membuat Ghazi takut karena mengira Arga marah.

"Tolong jangan marah Om, aku sungguh tidak sengaja"

Barulah Arga sadar setelah mendengar suara Ghazi yang mulai terisak, ia kembali menatap Ghazi dengan intens.

"Kenapa dia mirip sekali dengan foto ku waktu kecil". batin Arga.

"Tidak apa-apa, Om tidak marah" ucap Arga

"Benarkah ?" tanya Ghazi.

"Iya, siapa namamu ?"

"Ghazi"

Arga membantu Ghazi berdiri sehingga keduanya saling sejajar, tatapan Arga tidak bisa teralihkan dari wajah tampan Ghazi, anak itu berhasil membalikkan dunia dan membuat detak jantungnya begitu kencang.

"Maaf kalau Om lancang, boleh Om tau siapa nama Ayah mu ?"

"Kata Mommy, Zi tidak punya Ayah"

Arga tertegun dengan kening berkerut. "Maksudnya ?"

"Tapi kalau kata Om Pandu, Daddy nya Zi sedang kerja, dia belum pulang makanya belum bisa menemukan Aku dan Mom"

Ucapan Ghazi sungguh membuat Arga kebingungan, kenapa bisa Mommy nya bilang kalau Ghazi tidak punya Ayah, sedangkan ada orang lain yang mengatakan kalau Daddy nya kerja. Apa yang sebenarnya terjadi ?, begitu yang ada di pikiran. Arga.

"Maaf Om, Zi ke kamar mandi dulu" tanpa menghiraukan Arga lagi, Ghazi langsung berlari ke kamar mandi.

Arga masih mematung di tempat, ia akan menunggu Ghazi keluar dan akan mengajukan pertanyaan lain pada anak itu. Sungguh Ghazi sudah membuat ingatan Arga kembali pada kejadian empat tahun lalu.

"Tuan" tiba-tiba Rafan memanggil membuat Arga menoleh.

"Ada apa ? kenapa kau menyusul kesini ?" tanya Arga.

"Tuan sudah terlalu lama di toilet, saya khawatir makanya saya menyusul" jelas Rafan.

"Cih, kau pikir saya ini anak kecil" cibir Arga.

"Lalu kenapa tuan masih disini ? apa di dalam sana mengantri ?"

"Tidak, aku sedang menunggu seseorang"

"Sia....." belum sempat Rafan melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Ghazi keluar dan membuat bola mata Rafan membulat sempurna. Ia menatap Ghazi dan Arga secara bergantian.

"Kenapa anak ini mirip sekali dengan tuan Arga". batin Rafan

"Apa yang kau pikirkan ?" tanya Arga saat melihat Rafan terdiam.

"Tu-an, anak ini kenapa --"

"Tidak usah kau teruskan ! aku sudah tau kau mau bicara apa ?" potong Arga cepat.

Arga mendekati Ghazi lagi, membuat anak itu heran kenapa Arga belum juga pergi, pikirnya.

"Sayang boleh Om tanya lagi ?" Arga berkata dengan sangat lembut membuat Ghazi mengangguk pelan

"Siapa nama Mommy mu ?"

Terpopuler

Comments

Nuroden Lina

Nuroden Lina

confisu kan..siapa yang di tabrak arin di depan lift kantor tempat arin kerja

2024-02-14

0

Ani

Ani

iy siapa yg nabrak Arin di lift

2024-01-15

0

Ani

Ani

iy siapa yg nabrak Arin di lift

2024-01-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!