Elsa kaget karena kedatangan temannya. Dia meminta Tama untuk bersembunyi dulu, sementara dirinya membuka pintu.
"Lu ngapain malah pulang bukannya senang-senang?"
"Gue khawatir banget sama lu tahu. Sebenarnya pengen rebahan juga sih. Nggak ada yang menarik di sana, yang lainnya sibuk sendiri."
Ketika Ira hendak masuk, Elsa merentangkan tangannya. "Antar gue ke bawah dulu yuk, pengen jajan sesuatu."
"Gue pengen rebahan dulu. Nanti aja ke bawahnya."
"Pokoknya sekarang."
Mendorong Elsa dan membawanya pergi dari sana. Setelah dirasa aman, baru Tama keluar. Menarik nafasnya dalam merasa sesak karena bersembunyi dengan cara tengkurap. Tama kembali ke kamarnya, memilih mengawasi Elsa di sini daripada kembali. Mungkin dia akan pergi saat jam makan siang bersama dengan Elsa, untuk melanjutkan perjalanan.
"Lu mau beli apa?" tanya Ira ketika sudah sampai di lantai dasar.
"Nggak jadi deh, gue lupa mau beli apa."
Ira menutup mulutnya tidak percaya. "Kayaknya ini emang efek dari pusing deh. Ayo cepetan ke kamar lagi." merangkul bahu Elsa dan membawanya pergi. "Gue kesel banget sumpah, tapi kasian lu lagi sakit."
Ira langsung merebahkan dirinya di atas ranjang begitu sampai. "Kok wangi banget ya? Lu pakein parfum di sini?"
"Enggak tuh."
"Ini mah parfum mahal, mana bau laki juga." matanya melotot menatap Elsa yang berhasil membuat lawan bicaranya itu gugup. Elsa khawatir Ira akan curiga. "Apa jangan-jangan ada yang masuk ke sini? Selama kita keluar?"
"Nggak mungkin. Pasti itu khayalan lu doang." bergegas pergi ke kamar mandi untuk menanyakan keberadaan sang suami.
Tama malah mengirimkan pesan, "nanti malam ke sini lagi ya. Kita jalan-jalan di Jogja soalnya ada agenda kita punya waktu luang."
Satu malam lagi tersisa di Jogja, sepertinya akan terasa menyenangkan. Dan malam itu, Elsa benar-benar beralasan kalau dirinya akan mengunjungi salah satu kerabat di daerah ini.
****
Malam itu, Elsa bersama dengan Tama berjalan di trotoar yang dipenuhi oleh makanan. Seperti yang Tama juga, kalau istrinya akan memekik senang. Menunjuk beberapa hal yang menarik perhatiannya.
"Mau jajan itu."
Tama menurut saja dan membelikannya.
"Mau itu juga."
"Ini juga belum habis."
"Sambil jalan juga pasti habis." bahkan sekarang di tangan Elsa sudah ada dua makanan, dengan satu lagi yang sedang dia pesan. "Pegangin dulu ya." meminta Tama melakukannya.
Dari stand ke stand lainnya, Elsa selalu membeli. Berulang kali Tama menghentikan, karena sekarang tangannya sudah penuh.
"Wah udah nggak bisa dipegang lagi ya?" Elsa mengerucutkan bibirnya. "Ya udah deh. Ayo kita makan di sana." menunjuk bangku yang tidak jauh dari keramaian.
Tama sama sekali tidak ikut memakannya, makanan-makanan ini terlihat asing di matanya. "Cobain deh, Mas."
"Nggak mau, kamu aja."
"Tapi aku kenyang, kalau di buang nanti mubazir."
"Kan udah dibilangin tadi, belinya jangan banyak-banyak."
"Kenyang yang ini doang kok, yang lainnya mah nggak."
Ketika mata bulat itu menatap dengan berkaca-kaca, Tama hanya bisa menarik nafasnya dalam dan mulai memakannya. Untung rasanya tidak terlalu buruk.
"Enak kan? Coba deh yang ini." memberikan sisa makanan yang lainnya.
"Simpan aja di sini dulu."
"Kalau udah nggak anget mah nanti nggak enak loh. Cobain deh. Ini itu terbuat dari ikan yang digiling, dikasih kuah enak banget."
Iya tahu kan namanya bakso ikan."
Elsa tertawa, "kirain orang yang nggak pernah jajan di luar nggak tahu."
"Aku kan dekan, pengetahuannya harus luas." ketika memakan itu, Tama malah tersedak dan terbatuk-batuk.
"Aku lupa nggak beli minum."
"Nggak papa aku aja. Kamu tunggu di sini. Jangan ke mana-mana ya. Kalau ada orang asing yang ngajak ngomong, nggak usah tatap matanya."
Elsa mengangguk sambil mengunyah. Sama benar-benar merasa sedang mengasuh anak kecil.
Ketika ditinggal sendirian, Elsa melihat seorang wanita yang terjatuh. Dia langsung berlari untuk menolongnya. "Ibu nggak papa?"
"Nggak papa. Makasih ya." berdiri dan membersihkan kotoran di bajunya. "Kayaknya ini durhaka dari suami. Soalnya saya nggak bilang-bilang mau datang ke sini."
Elsa hanya terkekeh mendengarnya. "Ngeri ya, Bu."
"Iya, Neng kalau suatu saat nanti nikah sama orang sholeh, hati-hati ya. Jangan pernah durhaka sama suami, soalnya balasannya nggak main-main. Ibu dulu pernah Kehilangan emas waktu nolak suami hubungan badan tau."
Elsa hanya tertawa hambar karena bingung. Dia harus menanggapi apa? Setelah ibu itu pergi dan Elsa kembali duduk, barulah terpikirkan tentang dirinya yang belum memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.
"Dosanya segede gimana ya." segera melakukan pencarian di Google. "Segede gunung," gumamnya mulai khawatir ketika membaca artikel-artikel tersebut.
"Nih minum dulu." tahu-tahu Tama sudah ada di sampingnya saja menyodorkan minuman.
"Makasih."
"Kamu kalau pakai sepatu gini, harus sering dicek. Nanti kalau keinjek talinya, kamu jatuh." Tama berjongkok di sana dan menyimpulkan tali sepatu Elsa.
Suami mana yang mau melakukan ini pada istrinya? "Kenapa liatin kayak gitu?" pertama kembali duduk di samping Elsa.
"Mas orang sholeh bukan?"
"Maksudnya? Kamu kenapa sih?" tangannya menjauhi hidung Elsa. "Cepetan makan lagi, habisin ini. Kamu sendiri yang mau."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
gia nasgia
Nah lho kepikiran juga kan klau belum memenuhi kewajiban
2025-02-27
0
gembulers
kirain genggenya dicopot lo
2023-07-10
0
lyani
eh?
2023-01-31
0