Kedatangan Ine dan suaminya mengagetkan Elsa bahkan Tama. "Bunda gak mungkin gak mampir ke sini. Masa udah punya menantu gak bisa mampir sih." Bunda Ine mengatakan hal itu sambil mencubit pelan pipi Elsa. "Katanya sakit, udah mendingan?"
"Udah kok, Bun. Tadinya juga mau berangkat, udah siap siap tapi taunya Mas Tama malah gak jadi. Bilang kalau Bunda sama Ayah mau pergi kerja." Elsa mengatakannya dengan menggebu gebu. Entah mengapa mertuanya ini selalu memberikan kenyamanan untuk Elsa hingga tidak jaim jaim. "Mana udah pake make up."
"Hahahahah. Gak papa kan Bunda yang mampir sekarang. Bawain makanan tuh. Nanti kamu susun aja ke kulkas ya."
Karena Tama sedang bicara dengan ayahnya, jadi Bunda Ine memiliki ruang untuk bicara dengan Elsa. "Elsa, kamu mau cepet cepet punya anak gak?"
"Hah? Ih gak tau, Bun."
"Gak papa buat sekarang mah tunda aja dulu. Orang kamunya juga masih kecil sama baru masuk kuliah. Tapi buat ke depannya, langsung aja ya. Biar nanti rame di sini."
Elsa langsung memalu karenanya. Dia bahkan baru mengenal Tama, belum mendapatkan chemistry dengan pria itu. Yang ada malah rasa kesal padanya. Tapi Tama juga sumber penghasilannya, dia bahkan membantu Mama Wina untuk memulai usaha cabang makanan baru.
"Gak tau liat nanti aja, Bun."
"Bunda sih ngarepnya cepet cepet biar kamu sama Tama makin erat hubungannya."
"Kita kan baru kenal, Bun. Ketemu aja pas akad nikah. Abis itu langsung ditinggal pergi. Satu atap juga baru beberapa hari. Gak mudah buat memulainya."
"Iya gak papa. Bunda gak bermaksud apa apa kok. Buat sekarang. Kamu nikmatin aja wajah gantengnya Tama ya."
Nah kalau itu Elsa juga tidak bisa menolak. Kalau Tama memang sangat tampan, bisa untuk memperbaiki keturunan apalagi Elsa adalah type wanita yang orang pendek.
Karena Tama dan ayahnya masih membicarakan seputar bisnis, Bunda Ine mengajak Elsa memasak. Terpaksa Elsa harus menarik napasnya dalam dalam. Tidak Mamanya, tidak Bunda Ine yang terus mengajak memasak. Padahal Elsa tidak tertarik menyentuh sesuatu yang berbau minyak seperti itu.
Tapi karena gengsi dan takut jadi buah bibir keluarga Adhiatama, makannya Elsa ikut saja.
"Bikin terong crispy nih yang sehat. Mau?"
"Mau aja deh, Bun. Elsa mah gak bisa masak. Tapi mau bantuin kok."
"Hehehe. Bagus itu." Bunda Ine memegang salah satu terong ungu yang besar. "Nah, kayaknya Tama juga kedapetan deh."
"Dapet apa, Bun?"
Menunjukan terong pada Elsa. "Bunda sempet ngobrol sama mertua, kalau punya suaminya segede gini, punya suami bunda juga segede gini, malah lebih gede. Punya Tama pasti gede juga, soalnya itu turunan."
Mata Elsa membulat. Terong sebesar itu masuk ke dalam tubuhnya? Apa tidak sakit?
***
Bunda Ine baru pulang setelah maghrib, menyenangkan juga bisa sholat berjamaah seperti ini. Sayangnya, Elsa tiba tiba memiliki beban pikiran tentang Mama Wina. Pasti di sana dia kesepian sendirian, tidak seperti dirinya di sini.
Dan kekhawatiran Elsa itu dirasakan oleh Tama ketika dirinya masuk ke kamar. "Kenapa?" Tanya Tama berbaring di sisi Elsa.
"Gak papa." Elsa enggan untuk mengakui rasa sedihnya.
Namun, Tama inisiatif memulai percakapan terkait hal yang Tama curigai sebagai objek dari hal yang membuat Elsa sedih. "Aku kirim seseorang buat Mama Wina. Dia seorang juru masak sekaligus pernah kerja sebagai pembantu. Buat nemenin Mama Wina di sana. Kebetulan juga katanya Mama Wina kenal si Mboknya karena dulu pernah ketemu di circle kerja yang sama. Jadi meraka bisa akrab cepet."
"Hah? Kok kamu gak bilang bilang sih kalau mau kirim pembantu buat Mama?"
"Kan ini baru bilang. Lagian baru datang pembantunya." Tama menunjukan ponselnya. Ada foto selfie dari sang pembantu dan Mama mertuanya. "Kebetulan juga si Mbok ini pernah kerja di keluarga aku sebagai tukang masak. Jadi pas lah buat Mama Wina. Buat jadiin partner."
Elsa cukup terkejut dengan Tama yang begitu peduli dengan mamanya. Dia meneteskan air matanya diam diam.
"Udah siapin buku buat besok?"
"Udah," Jawab Elsa dengan suara yang parau.
"Elsa kamu nangis?"
"Enggak," Ucap Elsa.
Tama tidak membiarkan sang istri menangis sendiri. Dia menarik Elsa ke dalam pelukannya dan itu berhasil membuat Elsa meneteskan air matanya tanpa suara. Tapi dia membalas pelukan Tama dengan kencang, berterima kasih dalam hati karena sudah membantu mamanya.
Sampai Elsa tidur di dalam dekapan hangat Tama. Begitu terbangun di pagi harinya, Elsa masih berada dalam pelukan Tama. Pria itu tidur saja masih terlihat tampan.
Melihat jam di dinding, ini masih pukul setengah empat. Ada kesempatan untuk Elsa membuat sesuatu karena setelah sholat subuh, Tama jarang tidur lagi.
Elsa melakukan ini sebagai bentuk rasa Terima kasihnya pada Tama yang sudah membantu dirinya dan sang Mama.
Namun baru juga Elsa satu langkah menjauh dari ranjang, Tama bergerak dan bangun. "Mau kemana?" Tanya Tama.
Tidak mungkin Elsa secara terang terangan bilang akan membuatkan sesuatu untuk Tama, kan dia gengsi. "Mau ke kamar mandi."
Tama malah bangun. Menyebalkan untuk Elsa itu ketika Tama bangun dan tidak pernah tidur lagi. "Yaudah sana kamu dulu aja."
Akhirnya Elsa gagal menyiapkan sesuatu untuk Tama. Karena Tama membuatkan camilan untuk dirinya sendiri setelah sholat subuh. "Aku ke ruang kerja aku dulu ya."
Elsa mengangguk, dia biasanya tidur lagi tapi sekarang memikirkan menu sarapan yang mungkin bisa dia buat. Memang ada makanan buatan Bunda Ine dan Mama Wina, tapi Elsa ingin memberikan sesuatu yang lebih spesial. Dia terus scroll sampai tidak sadar waktu berputar.
"Ih kok udah jam enam aja. Perasaan bari scroll lima menit deh," Ucapnya memilih untuk mandi dulu. Sambil mandi, sambil memikirkan menu yang akan dia buat. "Oke, gampang itumah tinggal pake saus tiram."
Namun sayangnya, lagi lagi Elsa gagal karena begitu dirinya turun ke lantai satu, dia melihat Tama yang sudah menghangatkan makanan yang dibuatkan mertua dan mamanya kemarin. "Sini makan dulu, Sa. Banyak banget nih."
"Kamu udah mandi?"
"Udah, tadi di kamar kerja."
Benar benar membuat Elsa merasa tidak berguna sebagai seorang istri.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
gia nasgia
pak Dekan paket komplit ehhh 😍
2025-02-27
0
gembulers
tp Tama ngg ja'im y...pdhl si Echa chidis bgt
2023-07-10
0
Jumadin Adin
ya sha cepat berubah...masak gk malu dgn suami yg pinter masak
2023-03-11
1