Keget

Jam istirahat, Elsa bersama dengan Ira dan Abdul. Saat kedua temannya memesan makanan, Elsa tidak. Dia menatap pengumuman yang dilakukan oleh anak ormawa terkait inagurasi. Elsa benar benar malas, dia ingin fokus kuliah. 

"Udah sih jangan liatin itu mulu. Lagian gak akan ada yang berubah. Lu gak tau gimana serunya di sana."

"Yang ada capek, gue males. Mana nanti pasti ada senioritas lagi. Ogah banget."

"Gak ada," Ucap Abdul sambil memainkan ponselnya. 

Tidak exited karena Elsa merasa tidak berdaya jika bersama dengan senior. Mereka seperti haus dihormati seperti saat Bamba. "Males ketemu senior senior, mana udah mulai kuliah tar pulang pulang pasti capek."

Ketika dirinya tidak digubris, Elsa memilih merogoh ponselnya yang disimpan di saku sejak tadi. Ternyata ada pesan dari Tama. 

Mas Tama : makan siang, nanti lemes. 

Keningnya berkerut, bagaimana pria itu tau kalau dirinya belum makan? 

Me : iya, nanti aja.

Mas Tama : Makan, biar gak sakit lagi, Elsa. 

Tiba tiba saja bibi kantin datang ke arahnya dengan membawa nampan berisi makanan. "Bi, kita gak pesen lagi kok," Ucap Ira. 

"Ini buat Neng Elsa."

"Loh, bibi kenal sama Elsa?" Tanya abdul terkejut. 

"Kenal, makannya ngasih ini."

"Tapi saya gak kenal sama Bibi, saya juga gak pesen ini," Ucap Elsa panik. Dia memang memiliki banyak uang dari Tama, tapi tetap saja Elsa harus memakainya untuk sesuatu yang penting. 

"Bukan gitu, Neng. Ini hadiah buat, Neng. 

Tadi ada yang minta bibi bikinin ini buat Neng, jadinya gak perlu bayar. Silahkan dimakan ya."

"Eh, Bi. Tunggu, Bi!" Elsa berteriak. Saat semua orang menoleh padanya, Elsa langsung bungkam. Dia menunduk menatap ayam bakar bersama dengan nasi di depanya. Bahkan paket lengkap, ada gorengan dan juga ikan asin di sana. 

"Siapa yang ngasih, Sa?"

"Lu udah punya pacar ya diem diem?"

"Atau lu emang punya penggemar rahasia?"

Saat Abdul dan Ira sibuk dengan pemikirannya, Elsa mendapatkan pesan dari sang suami lagi. 

Mas Tama : Makan yang banyak. Nanti dibeliin kinderjoy lagi kalau itu habis. 

Senyuman Elsa langsung mengembang. 

"Tuh kan dia punya penggemar rahasia! Atau lu udah punya pacar! Jangan bilang kalau itu Kak Rizky! Dia beneran naksir ya sama lu?"

Seketika Elsa langsung menatap tajam Ira, dia tidak mau menjadi bahan bullyan dari kakak seniornya karena rumor yang beredar. Udah gue bilangin berapa kali kalau gue nggak ada hubungan sama sekali sama itu ketua BEM."

"Terus yang barusan nge-chat lu itu siapa? Yang mana? Kenapa nggak cerita sama kita?" tanya apa dulu ikut penasaran.

Elsa hanya menarik nafasnya dalam dan menggelengkan kepala. "Bukan siapa-siapa kok, pokoknya kalian gak boleh kepo."

"Lu mah gitu Ih katanya kita temenan."

"Ya nanti aja kasih tahunya. Lagian ini belum apa-apa." Elsa mencoba berakting kalau dirinya dan sosok yang sedang chatting bersama dirinya itu dalam tahap pendekatan.

"Tapi bilang kalau udah jadian ya, gue mau minta traktir soalnya. Kalau nggak nanti gue gigit lu." Ira mengancam.

Elsa hanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang tidak lepas dari ponsel. Tama memang menyebalkan tapi dia memiliki sisi mengejutkan lainnya, terkadang perhatian dan juga dingin. Tapi dingin itu hanya berlaku di kampus saja.

"Nih lihat ini semua senang-senang, nggak ada yang namanya senioritas." Abdul memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan video inagurasi tahun sebelumnya. Sebuah Vlog pendek yang mampu membuat Elsa tersenyum. Kini dia percaya kalau inagurasi hanya ajang untuk bersenang-senang. "Senyum kan lu."

"Gue nggak tahu bakalan seru itu ternyata." menatap pada Ira yang mengadah sejak tadi.

"Lu lagi liatin apa sih?" tanya Elsa.

"Itu Pak Tama bukan sih? Kenapa sejak tadi dia berdiri di sana? Atau itu jelmaan dia aja? Makhluk jadi-jadian yang menyerupai dia?"

Elsa mengikuti arah pandang Ira, tau betul kalau itu adalah Tama yang berdiri di lantai tujuh bangunan Fakultas Hukum. Karena kaca jendela itu besar jadi mudah untuk mengenalinya. Apalagi Elsa tahu apa yang dikenakan oleh Tama.

"Dari tadi dia liatin mulu."

"Lu kepedean kali." Abdul menyenggol bahu temannya. "Mana mungkin dia lihatin kita, palingan juga lagi mikir dia itu."

"Dia lihatin kita sejak kita masuk kantin loh. Atau jangan-jangan itu beneran makhluk jadi-jadian? Pak Tama kan sibuk banget, masa kerjaannya cuma berdiri di sana."

Sampai akhirnya semua itu terjawabkan oleh pesan yang masuk ke dalam ponsel Elsa.

Mas Tama : Aku nggak akan pergi sebelum kamu habisin makanannya.

***

Karena dalam salah satu persyaratan inagurasi harus memiliki gaun, Elsa dan Ira memutuskan untuk pergi ke mall. Kini circle mereka bertambah, dengan kedatangan dua perempuan lainnya.

Abdul tidak ikut karena dia mulai mengikuti kegiatan UKM, lagi pula dia tidak membutuhkan gaun. Sebelumnya Elsa sudah meminta izin dulu pada Tama, untungnya pria itu mengizinkan tapi melarang Elsa untuk pulang malam.

Jadinya mereka berangkat menggunakan mobil milik Anisa dengan Yulia yang menyetir. Entah bagaimana mereka tiba-tiba saja akrab saat jam terakhir, pembicaraan mereka juga nyambung dan membuat Elsa nyaman meskipun karakter dua orang itu jauh berbeda darinya.

Dia suka berbicara, sementara yang lainnya lebih banyak mendengarkan.

Memasuki salah satu toko di dalam mall, Elsa kaget karena dibawa ke toko yang memiliki brand terkenal di dunia. "Kayaknya gue nggak bakalan kebeli deh, ini kan mahal-mahal semua." Elsa mendekati salah satu jam tangan kemudian menanyakan harganya.

"Karena jam tangan ini dibuat khusus saat musim gugur dan terbatas di seluruh dunia, harganya adalah 84 juta."

"Tuh kan gue nggak mampu beli di sini deh! Ntar gue miskin!" teriak Elsa yang membuat temannya datang dan langsung membungkam bibir itu.

"Maaf ya, teman saya emang suka seenaknya kalau ngomong," ucap Anisa menyeret Elsa menjauh dari sana.

"Lepasin ih tangan lu asin. Habis ngupil ya?"

"Elsa, lu lihat-lihat aja dulu, di sini gaunnya cantik-cantik loh. Kalau lu mau ngutang, nggak papa pinjem sama gue aja."

"Enteng banget lu bilang, gue mana mau bayarnya."

"Jangan malu-maluin. Kalau kaget sama harganya tutup mulut aja, nggak usah teriak."

"Kalian serius mau beli di sini?" tanya Elsa pada ketiga temannya yang sama-sama mengangguk.

"Kapan lagi kita bisa caper sama kakak tingkat."

"Bener banget." Ira menyetujui.

"Ya udah deh sana kalian nyari. Gue mau duduk di sini aja." daripada membeli barang yang mahal seperti itu, Elsa memilih untuk membeli yang lebih murah dan sisa uang bisa dia simpan.

80 juta untuk jam, Elsa mungkin merasa akan membawa harta kemana-mana.

Namun ketika dirinya diam sendirian di sana, ada sebuah gelang kaki yang menarik perhatian. Begitu cantik dan juga lucu.

"Aduh siapa sih yang nelpon?" Elsa merasa terganggu ketika dirinya sedang fokus. Ternyata itu Tama. "Assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam, sa, aku pulangnya telat. Ada kerjaan yang harus diselesaikan di sini."

"Oh nggak papa. Aku lagi di toko baju tau, di sini mahal-mahal semua. Mana ada yang 80 juta, gila banget mereka. Aku nggak beli kok, jadi uangnya aman."

"Beli aja apa yang kamu suka. Buat inagurasi kan?"

"Iya tapi sayang uangnya."

"Nggak apa-apa beli aja kalau kamu suka."

Saat teman-temannya kembali datang dengan pakaian yang ada di tangan mereka, Elsa langsung berucap, "Udah dulu ya nelponnya Assalamualaikum."

"Siapa yang nelpon?"

"Seseorang pokoknya," jawab Elsa seperti itu. "Gue juga mau beli gelang kaki ini. Lucu banget soalnya. Kayaknya ini mah nggak bakalan mahal deh."

Dengan percaya dirinya Elsa membawa gelang tersebut untuk dikemas. Ketika melakukan pembayaran, teman-temannya lebih dulu melakukannya.

Elsa cukup terkejut karena rata-rata uang yang harus mereka keluarkan Itu di atas 50 juta tapi masih dibawah 100 juta.

"Gila banget kalian, bisa-bisanya beli barang begituan. Mending jajan seblak tahu nggak? Pasti bisa awet nyampe 5 tahun berturut-turut."

"Elsa mulutnya diam dulu, nanti kita dikira kampungan."

Elsa tidak mempedulikan perkataan Yulia, dia memilih untuk fokus membayar barang miliknya. Sampai Elsa terkejut dengan kalimat, "Untuk harganya ini 320 juta."

Setelahnya Elsa tidak lagi mendengar kalimat yang dikatakan oleh Pelayan toko tersebut saking terkejutnya, matanya membulat dan penglihatannya terasa semakin buram.

"Elsa!" teriak Ira ketika temannya pingsan.

***

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

🤣🤣🤣🤣🤣🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2025-02-27

0

liari sandi

liari sandi

😄😄😄

2024-11-07

0

RizQiella

RizQiella

🤣🤣🤣

2024-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!