Satu kamar

"Hehehehe." Pria berambut coklat itu tertawa saat melewati Elsa yang duduk di sofa. Masih dengan memakai pakaian yang sama ketika hendak pergi ke kampus tadi. 

Mengejutkan lagi ada pria yang menjadi suaminya di sini. Dia menyebalkan sekali, menertawakannya dirinya. 

"Nanti salim kalau suami kamu udah pulang dari masjid. Terus ngobrol."

"Ngapain sih dia ke sini, Ma?"

"Jangan kayak gitu, Elsa. Dia suami kamu. Mama denger kamu ngomong gak sopan sama dia, Mama jitak kepala kamu." Menatap tajam sang anak. "Sana ganti baju, terus sholat."

Elsa melangkah menuju ke kamarnya, mengganti baju dengan pikiran melayang antara sadar dan tidak. Juga terbelah karena memikirkan Tama yang ada di sini. Dia mau apa sih? Sudah tenang hidup Elsa sendirian, dia berharap pria itu pulang pulang menjadi almarhum supaya Elsa bisa melepas tali pernikahan ini. 

"Aduh lapar." Ingat tadi ada makanan yang enak di meja, jadi Elsa bergegas sholat sebelum turun lagi ke bawah. Tenang, sekarang dia sudah berganti pakaian. 

"Jangan makan duluan. Nanti nunggu suami kamu."

Mamanya selalu datang di saat yang tepat ketika Elsa hendak mengambil cumi. "Udah kadung lapar, Ma. Nanti kalau Elsa pingsan gimana."

"Nanti nunggu suami kamu dulu. Jangan makan sekarang." Mama Wina melepaskan mukena dan membawanya ke belakang untuk dicuci. Ini kesempatan untuk Elsa mencicipi menu yang sangat menggiurkan. Menusuk dengan garpu dan memakannya. "Enak banget," Ucapnya dengan mata berkaca kaca. 

"Enak ya? Itu buatan aku."

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Kenapa pria ini dimana mana? Kapan dia masuk dan kenapa sekarang menatap Elsa dengan datar dan tajam, tapi bola matanya menyiratkan kalau dia itu predator wanita. 

***

"Elsa kamu pulang sama Tama, barang barang kamu bisa dibawa ke dalam mobilnya suami kamu."

"Males, Ma. Besok lagi aja. Elsa mau bobo di sini."

"Iya tidur di sini aja, Ma. Gak papa," Ucap Tama menyela. "Kasian Elsa juga, lagi betah betahnya di sini."

"Duh, untung kamu punya suami yang baik, Elsa. Kadang Mama suka insecure kalau liat kamu yang gak ada apa apa bisa dapet jodoh yang kayak Tama, yang banyak apa apanya."

Elsa memutar bola matanya malas. Di liriknya sangat suami yang makan dengan lahap. Selesai makan, Elsa langsung naik ke kamarnya. "Makasih makanannya, Elsa mau siapin buat besok dulu," Ucapnya meninggalkan dua orang itu. 

"Hei, suami kamu ketinggalan. Elsa!"

"Gak papa, Ma. Biar Tama yang nanti nyusulin."

"Haduh, maaf ya, Tam. Anaknya emang kayak gitu. Dia kadang gak ideng," Ucap Mama Wina meminta pengertian. Untung sekali dia memiliki menantu yang pengertian bahkan membantunya mencuci piring. "Udah, Tam. Kamu ke kamar aja istirahat. Biar Mama yang cuci. Sekalian mau ngevlog ini."

"Oh iya siap, Ma." Tama baru ingat kalau mertuanya ini seorang vlogger makanan. Diusianya yang senja, Mama Wina masih aktif. 

Memberikan ruang untuk mertuanya, Tama naik ke lantai dua. Dia mengetuk pintu kamar sang istri sebelum masuk. 

"Heh! Ngapain?"

"Tidur di sini lah. Kan kita suami istri."

"Ih gak mau. Tidur di kamar lain aja." Elsa beringsut mundur dengan bibir mengerucut. 

"Mau dosa? Nanti Mama marah, mau? Sana bilang sama Mama kalau berani."

"Minggir." Elsa melangkah menuju pintu. Baru juga dia membukanya. Kriettt… hingga menimbulkan suara, Mama Wina yang ada di lantai bawah itu langsung menoleh ke kamar Elsa setajam silet. 

Bruk! Elsa langsung menutupnya dan berbalik menatap Tama dengan berkaca kaca. "Takut Mama."

"Yaudah Terima aja. Ngomong ngomong bikinin teh dong, aku gak bisa tidur kalau gak minum air anget."

"Di kamar mandi ada water heater." 

Ketika Tama menatapnya tajam, langsung Elsa beranjak dari atas ranjang. "Iya iya ini dibikinin!"

***

"Elsa, ngapain kamu turun lagi?"

"Minta dibikinin teh anget dia." Datang ke dapur sambil menghentakan kakinya. "Males banget."

"Jangan gitu, itu kadang pahala buat kamu, Elsa."

"Pahala apanya." Teringat kalau mereka akan tidur satu kamar, Elsa menatap Mamanya dengan berkaca kaca. "Ma, Elsa gak mau bobo bareng Tama. Gak siap punya anak. Elsa gak mau. Mama jangan maksa buat punya cucu."

"Lah? Emang Mama maksa kamu buat hamil sekarang? Enggak, Elsa. Lagian suami kamu itu udah dewasa, dia gak bakalan macem macem sama kamu."

"Masa gak macem macem. Kan udah suami istri!" Teriak Elsa panik. 

"Cie yang mau di macem macem sama Tama. Tar deh mama bilangin sama anaknya."

"Mama!"

"Jalani aja dulu kenapa. Lagian kamu udah satu bulan jadi istrinya. Semuanya aman aman aja tuh. Rekening kamu aman kan?"

Ya memang aman, tapi mereka baru satu atap sekarang. Elsa juga tidak tertarik pada pria yang sudah matang itu.

"Kalau kamu ngebantah, bukan cuma satu kutukan yang kamu dapet. Tapi dua. Satu dari Mama karena jadi anak pembangkang, dua dari suami kamu karena jadi istri yang gak nurut."

Sudah, Elsa kalah kalau berdebat dengan Mamanya. Saat kembali ke kamarnya, Elsa mendapati Tama yang sedang mengganti sprei. "Kenapa diganti?"

"Ini bau banget sprei nya. Kamu suka ileran ya?"

Bola mata Elsa membulat. Iya dia suka ileran, tapi enggan mengakui dan memilih mengatakan, "Suka ada kucing tetangga ke sini! Jadinya suka pipis dimana mana! Enak aja ngatain aku ileran!"

****

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Elsa kocak yg ada pak Dekan awet muda 🤣

2025-02-27

0

Lala_lela067

Lala_lela067

janda muda dong🤣

2024-03-30

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

berasa jaga adik ya Tama... bandel beut.. 😅😅

2023-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!