Mencurigakan

"Kalau kamu mau ikut UKM, mau ikut apa?"

Elsa belum memikirkan itu, dia tidak tau mau ikut apa. "Liat aja nanti."

"Jangan lebih dari dua, soalnya nanti malah bikin kamu capek."

Elsa mengangguk paham. Karena Elsa tetap tidak mau hubungannya dengan Tama diketahui orang orang di sini, jadi Elsa meminta diturunkan agak jauh dari fakultas hukum. Tama menyetujui saja, mencoba paham kalau tidak mudah untuk Elsa berbaur dengan yang lain dengan status yang sudah menikah. 

Berjalan dengan gembira menuju kelas, Elsa tidak sabaran untuk mulai belajar. Cita cita nya seperti ayahnya yaitu seorang pengacara. Namun saat di jalan menuju ruang 33, Elsa malah dicekal oleh seseorang. "Aaaaa!" Teriaknya refleks. 

"Elsa, ini Kakak."

"Ya Allah kak Rizky." Mengusap jantungnya yang berdetak kencang. "Kenapa kak?"

"Kamu gak bales chat dari kakak waktu itu."

"Waktu kemaren sakit, Kak. Jadi males buka ponsel. Maaf ya."

"Kamu sakit?" Wajahnya terlihat khawatir. 

"Iya, kecapean kayaknya bamba kemaren."

"Maaf ya."

"Jangan minta maaf orang bukan salah kakak. Hehehe." Elsa menatap jam di tangannya. "Aku mau ke kelas dulu, Kak. Takut telat."

"Udah sarapan?"

Haduh kenapa pria itu terus saja bertanya padanya. Elsa kan ingin segera masuk kelas. "Udah, Kak."

"Bagus bagus. Nanti kakak chat lagi ya. Sekalian kalau kamu mau ada yang ditanyain gitu, perihal organisasi atau perkuliahan."

"Iya, Kak."

Ketika Elsa hendak kembali melangkah, Rizky malah berucap, "Oh iya, kamu tau gak mau ada inagurasi?"

"Inagurasi? Apaan kak?"

Rizky kemudian menjelaskan kalau akan ada inagurasi atau study wisata dengan satu angkatan yang akan dilakukan minggu depan. Nantinya, panitia ospek yang kembali membimbing. "Kirain udah beres, Kak."

"Belum loh. Ini baru mau diumumin sekarang. Emang kamu gak tau? Orang orang udah pada gosipin loh."

Elsa menggelengkan kepalanya, dia tidak tau menahu tentang hal ini. Berlelah lelah lagi membuatnya malas. Tapi ketika Rizky mengatakan inagurasi akan diadakan di Yogyakarta dengan menginap di hotel selama 2 malam, Elsa jadi exited. "Gak akan ada pos pos lagi kan, Kak?"

"Aman kok. Ini cuma party aja. Persyaratannya juga bawa gaun sama beberapa hal yang mudah pokoknya."

"Okey, makasih infonya, Kak."

"Tunggu, Sa." Pria itu kembali menahan tangan Elsa. Benar benar membuatnya kebingungan. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Rizky? 

"Kak, nanti telat masuk kelas."

"Bentar dulu. Kamu dulu ngasih hadiah buat siapa? Yang pas Bamba?"

"Gak tau random, Kak." Kemudian Elsa bergegas pergi setelah membungkukan badannya. Namun dilihat dari luar, sepertinya kelas sudah dimulai. Membuat Elsa enggan untuk masuk. Dia takut jika nanti akan dihukum

Ini hari pertamanya kuliah tapi sudah dihadapkan dengan situasi seperti ini.  Ketika hendak berbalik, Elsa langsung dihadapkan dengan Rizky yang ada di belakangnya. "Ayo kakak anter. Soalnya ini juga salah kakak yang nahan kamu dari tadi."

Rizky berjalan lebih dulu, dia mengetuk pintu sebelum membukanya. "Maaf, Pak. Ada mahasiswa yang mau masuk, tadi saya nahan dia sebentar karena ada perlu."

Kemudian Rizky memberi isyarat supaya dirinya masuk. Elsa pun melangkah masuk ke dalam kelas dan lumayan kaget. Di sana bukan hanya ada satu dosen, ada dua bersama dengan Tama yang kini menatapnya dengan tajam. 

***

Tapi karena Elsa tidak melakukan hal yang aneh, jadi dia tidak merasa takut sama sekali. Pulang menggunakan taksi online. Teman temannya mengajak Elsa untuk yang out, tapi dia belum terlalu sehat dan ingin istirahat. 

Dirasa bosan juga di rumah, apalagi Tama pulang sore hari, Elsa meminta izin pada sang suami untuk pergi ke rumah Ibu Wina. "Boleh ya?"

"Iya boleh nanti aku jemput ke sana."

"Okay! Makasih!" Teriak Elsa dengan riang. Dia segera bergegas ke rumah sang Mama dengan menggunakan taksi online. Sengaja tidak mengatakanya pada Ibu Wina. 

Ketika Elsa datang, ternyata pintu rumah dikunci. Tapi Elsa yakin kalau ibunya ada di dalam karena sandalnya masih ada. Karena ingin tetap mengejutkan Ibu Wina, Elsa memilih untuk memutar langkah ke belakang. Berharap pintu bagian sana tidak tertutup. Sayangnya pintu tetap dikunci. Saat Elsa mengintip ke dalam jendela dirinya bergumam, "Ada kok di dalam. Kenapa pintunya harus pada dikunci sih? Biasanya juga nggak?"

Elsa juga melihat wanita lain di dalam sana. Sepertinya itu pembantu yang dimaksud oleh Tama. Memutar lagi ke halaman depan berharap jendelanya tidak tertutup hingga Elsa bisa masuk lewat sana. "Ini mah udah nggak ada celah lagi buat masuk."

"Guk guk guk!"

Elsa menoleh ke belakang karena kaget, melihat ada seekor anjing hitam yang menggonggong padanya.

"Mama Mama buka!"

Bruk bruk! Elsa memukul dengan kencang pintu ketika Anjing itu mulai berlari ke arahnya. "Mama!"

Teriaknya lagi hingga pintu tiba-tiba terbuka.

Bruk! Elsa langsung terjatuh dengan posisi tengkurap karena sebelumnya dia menempel pada pintu. "Hua ada anjing!" teriaknya seperti itu sambil masuk dan segera menutup pintu sebelum anjing masuk. "Kok ada anjing sih, Ma?"

"Kamu ngapain disini? Bukannya diem di rumah nyiapin makan malam buat suami. Kenapa malah ke sini."

"Anak baru datang kok dimarahin, mentang-mentang cari duit sendiri," ucap Elsa sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit. "Udah izin kok sama suami kalau Elsa mau ke sini. Elsa kangen sama Mama."

"Tapi mama enggak. Mama bosen lihat kamu tahu."

"Mama mah gitu ih mentang-mentang udah ada temennya." Elsa menatap sosok yang lebih tua dari ibu Wina yang sejak tadi memperhatikan dirinya. Elsa menyalami sosok tersebut.

"Panggil Mbok aja ya."

"Iya mbok."

"kamu cantik banget."

Elsa langsung tersipu malu mendengarnya. Dia segera mendekati sang Mama yang ternyata sedang membuat Cookies. Sepertinya sang Mama Memang berniat untuk membuka cabang menu makanan yang ada di aplikasi. "Nanti suami Elsa juga mau ke sini. Katanya dia mau makan malam di sini."

"Kenapa nggak di rumah kalian aja? Kamu harus belajar bikin suami kamu nyaman, Elsa."

"Terima kasih atas nasihatnya, Ana."

Ibu Wina sampai memegang kepalanya yang terasa sakit, menatap Elsa yang naik ke kamar lamanya. "Di rumah bosen sendirian, Ma, tetangga juga belum pada kenal. Jadi Elsa mau ke sini buat tidur. Seenggaknya kalau nanti ada orang jahat pas Elsa tidur, korban pertama pasti Mama sama si mbok. Bukan Elsa."

Ibu Wina hanya bisa menarik nafasnya dalam mendengar hal itu. Dia harus meminta maaf secara resmi pada Tama nantinya.

Karena tidak ingin sang anak malas-malasan saja, Ibu Wina menyusul ke kamar. Dia juga belum selesai memberikan nasihat.

"Mama kenapa masuk kamar? Elsa baik-baik aja kok, sekarang udah enggak demam lagi."

"Mama bukan mau ngomong itu. Mama mau minta tolong kamu buat beliin gula ke minimarket depan."

"Nggak mau ah nanti ada anjing lagi. Kalau Elsa dikejar atau terus jatuh. Siapa yang mau tanggung jawab?"

"Itu anjing tetangga yang baru. Makanya kamu jangan mencurigakan." Ibu Wina mengusap kepala sang anak. "Dengerin mama kamu itu harus sama Tama, nurutin apa yang suami kamu bilang dan jadi istri yang sholeh."

"Oke Elsa beliin sekarang." langsung beranjak dari tidurnya, lebih baik Elsa membeli gula ke toko depan daripada harus mendengarkan ocehan sang mama.

Geram juga lama-lama, ibu Wina hanya bisa mengepalkan tangannya supaya tidak menjitak kepala sang anak. "Kalau aja kamu tahu betapa pentingnya Tama di hidup kamu, mungkin kamu udah kayak monyet yang ngikutin Tama kemana-mana."

***

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Aura persaingan tuh pak Dekan vs ketua BEM

2025-02-27

0

jee ah

jee ah

wkwkwk dikira lagi nonton Frozen kali

2024-03-17

0

Dewi Ariyanti

Dewi Ariyanti

lanjut

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!