Sisa yang berlalu

Ini benar benar hari yang menyebalkan untuk Elsa. Mamanya pergi ke rumah temannya dan berniat menginap di sana, pintu rumah terkunci dan Mama Wina bilang kalau semua barangnya sudah ada di dalam mobil Tama. Untungnya saat Elsa pulang ke rumahnya dan Tama, pria itu belum pulang. 

Elsa langsung mandi dan merebahkan dirinya di kasur. Dua hari lagi BAMBA selesai sampai hari Kamis. Tapi tetap saja, hari Jumat dia harus tetap ke kampus untuk perwalian. 

Oh iya, tentang Tama, Elsa masih kesal dengan pria itu. Ketika sedang rebahan, Elsa mendengar suara mobil memasuki pekarangan. Oh itu dia si pria menyebalkan. 

"Assalamu'alaikum," Ucapnya saat masuk rumah. 

"Wa'alaikumussalam." Elsa menjawab sambil tengkurap, dia malas untuk memberi tanda kalau dirinya ada di sana.

"Sa?! Turun sini makan. Aku bawain makanan nih!"

Elsa tetap tidak mau keluar dari kamarnya. 

"Elsa?! Nasi padang nih!"

Kruyukkkk! Perutnya berbunyi. Mungkin dirinya bisa keluar sembari marah pada Tama. 

"Makan nih," Ucap Tama saat melihat Elsa turun tangga. 

"Tadi apa apaan sih! Gak suka kayak gitu! Masa iya disuruh orasi terus dipermaluin di depan banyak orang! Jangan mentang mentang berkuasa bisa seenaknya!" 

"Kan biar terbiasa, biar dikenal juga sama dosen yang lain. Bisa jadi nilai plus itu."

"Gak gitu caranya! Aku gak suka! Bapak jangan seenaknya ya mentang mentang jadi dekan!"

"Kok bapak sih nyebutnya? Mas dong, Sa. Kan kita suami istri."

"Bodo amat." Melangkah mendekati nasi padang di meja, tapi Tama malah mengangkat makanan itu tinggi. 

"Jangan gitu sama suami. Panggil Mas dulu, jangan marah marah juga."

"Ya situ pikir aja! Aku gak bakalan marah kalau gak disuruh orasi terus dipermalukan kayak gitu."

"Yaudah maaf ya." Tama menurunkan nasi padang ke meja, dan merogoh  sesuatu dari dalam saku jasnya. "Sebagai ganti permintaan maaf. Ini koleksi baru, isinya minion." Memberikan kinderjoy pada Elsa. 

Ternyata berhasil juga, Elsa terdiam sejenak. "Jangan kayak gitu lagi." Mengambil kinderjoy tersebut. 

"Dimaafin kan?"

"Iya"

"Panggilnya Mas dong, Sa. Biar gak kerasa lagi ngomong sama anak."

"Gimana nanti aja. Mau makan dulu."

"Yaudah makan yang banyak." Tama mengusak rambut Elsa sebelum naik ke lantai atas. Perempuan itu mengibaskan rambutnya dan menatap kesal pada sang suami. 

****

"Kok tidur di sini sih?" Elsa melihat suaminya di kamar yang sama dengannya, dia bahkan baru keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar. 

"Emang tidur di sini. Kamu mau pisah kamar? Jangan ngadi ngadi. Ribet banget."

"Tapi baju kamu di kamar yang itu, semuanya di kamar itu." 

"Emang iya, itu buat tempat kerja. Kalau tidur di sini."

"Kenapa gitu?" Tanya Elsa kesal. 

Namun Tama lebih dulu menerima telpon, "Hallo, Pak? Iya saya sudah di rumah. Silahkan kirim saja filenya." Sebelum meninggalkan Elsa seorang diri di sana, Tama lebih dulu mengusak rambut Elsa. 

"Ish jangan sentuh sentuh."

Elsa menarik napasnya dalam, mana yang katanya dingin? Tidak ada sama sekali. Daripada marah marah tidak jelas, Elsa memastikan persyaratan untuk besok hari ketiga. 

Juga mempersiapkan untuk membuat kado untuk kakak tingkat. Sayangnya Elsa belum tau siapa yang akan dia beri hadiah. Belum ada yang kena di hatinya. 

"Ciki simpan, permen kaki, ikan merah," Ucapnya mengabsen keperluan untuk besok. Sudah selesai sih, harunya Elsa tinggal tidur saja. Tapi masih ada satu yang membuatnya bingung. Hari jumat akan diadakan kreasi seni, katanya persiapan harus membuat puisi. Jadi Elsa bergadang menulisnya. 

Berjam jam dia tengkurap memikirkan kata yang tepat. 

"Ngapain?"

"Ih kaget!" Teriak Elsa saat pria itu tiba tiba masuk. "Lagi bikin puisi."

"Mau dibantuin gak?"

"Gak usah."

"Yakin? Mantan juara loh ini."

"Enggak, Makasih," Ucap Elsa sekali lagi. "Mau kemana? Udah rapih gitu?"

"Keluar bentar, ketemu temen."

"Oh oke." Menatap pria itu pergi dari sana. Elsa sih sudah terbiasa sendirian di rumah ini. 

Sampai Abdul mengirim pesan, katanya dia mendapatkan gosip dari kakak tingkat kalau kreasi seni akan menampilkan dari tiap kelompok, bukan individu. "Ahh nyebelin banget. Udah gadang juga," Ucapnya menatap jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam. "Tidur dah."

****

Tama pergi menemui salah satu temannya di sebuah cafe. Bukan sekedar bertemu saja, tapi juga membicarakan tentang pekerjaan. "Jadi gimana? Mau gak ngajar di Fakultas Hukum? Lagian cuma satu hari dalam seminggu. Gue butuh isi hukum bisnis soalnya," Ucap Tama. 

"Gue pikirin lagi deh." Pria bernama Yuda itu menyalakan rokoknya. 

"Lu masih bisa handle perusahaan juga."

"Gue takut gak kepengang, Tam. Nanti kalau gue ada perjalanan bisnis, gue takut gak bisa ngajar."

"Gak selamanya juga. Sampe akreditasi udah keluar aja sih."

Mengalihkan pembicaraan dengan memberikan rokok. Tama menggeleng. "Gue udah enggak."

"Sholeh banget lu." Sampai Yuda ingat. "Masih karena kejadian waktu itu?"

"Kagak, emang rokok gak baik buat kesehatan."

"Tam, lu belum move on ya? Padahal lu udah nikah kan?"

Pernikahan yang tertutup tapi diketahui beberapa teman dekat Tama, itu juga mereka tidak tahu siapa yang menjadi pengantinnya. "Gak gitu."

"Lupain dia, Tam. Waktunya lu move on, hidup terus berjalan. Gue curiga lu kemaren dinas satu bulan pas abis nikah ya karena dia."

Keterdiaman Tama membuat Yuda tidak percaya. "Beneran karena dia? Ya ampun, Tam. Its time to move. Lu gak bisa selamanya terjebak di masa lalu. Kasian juga jatuhnya ke cewek lu nantinya."

"Gue ketemu sama lu buat ngajakin ngomong tentang kerjasama. Bukan buat ngurusin hidup gue."

Yuda mengangguk paham. "Gue kasian aja sama istri lu yang sekarang. Gak seharusnya lu kayak gitu, Tama. Come on, Man. Lupain dia."

***

Terpopuler

Comments

RizQiella

RizQiella

🤣🤣🤣 ya alloh

2024-02-18

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Hadeh.. menjadikan Rasa sebagai istri Cuma buat status, Tam... nyatanya hatimu masih tertinggal dlm cerita lalu... kasian banget Elsa harus terjebak antara hidupmu dan masa lalu.. 🤔🤔

2023-12-05

0

Dewi Ariyanti

Dewi Ariyanti

oh ....jadi elsa hanya pelarian tama untuk dinikahkan

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!