Manis

"Elsa. Jangan malu maluin lu. Bangun."

Ketika hidungnya mencium aroma yang menyengat, Elsa langsung membuka matanya dan mendudukan dirinya seketika. "Gak mau! Gue gak mau beli itu! Ogah! Mahal hiks."

"Udah kadung dikemas, Elsa. Emang beneran gak ada duit?"

Elsa lemas mendengar penjelasan dari temannya kalau dirinya pingsan dan dibawa ke ruang VIP dari toko ini. "Malu, udah dikemas, udah dibantu juga. Masa iya gak beli sih, Sa?"

"Gua sayang banget sama duit gue," Ucapnya sambil terisak kesal. 

"Yaudah patungan aja dulu. Tapi nanti lu kudu ganti." Yulia menyarankan. 

"Gak papa, gue punya kok. Tapi gak tau cukup gak tau enggak." Elsa ingat dengan kartu yang diberikan oleh Tama. Ada beberapa kartu di dompetnya. 

Ketika sang pelayan toko datang membawa teh hangat, meraka langsung menyingkir membiarkan Elsa menghadapi tagihan. "Ini untuk anda."

"Makasih." Benar juga sih, malu kalau tidak jadi beli. Tadi Tama bilang beli saja apa yang dia inginkan, jadi Elsa akan membelinya saja. Mungkin nantinya hanya akan ada pertengkaran kecil, tapi Elsa pasrah saja. "Mau bayar sekarang, Mas." Elsa mengeluarkan dompetnya. Menunjukan beberapa kartu di sana. "Saya gak tau yang mana yang duitnya gede. Kalau dipisah bayarnya gak papa?"

Beberapa detik kemudian hanya ada keheningan. "Kenapa?" Tanya Elsa mengedarkan pandangannya. 

"Bisa pakai yang ini saja, Kak." Mengambil kartu yang berwarna hitam. Elsa segera memasukan pin dengan tatapan yang masih heran, kenapa teman temannya menatapnya seperti itu? 

"Kakak apa tertarik jadi member?" 

"Nggak," Ucap Elsa menggelengkan kepalanya kuat. 

Keluar dari toko tersebut, baru teman temannya menjerit bersamaan. "Lu kok gak bilang punya kartu kredit item?!"

"Elsa ngaku! Lu orang kaya kan?! Iya kan?!"

"Kenapa banyak juga? Mana prioritas semua! Elsa gilaaaa ih, bapak lu presiden ya?"

Elsa memundurkan langkahnya bingung ketika dirinya dikerumuni teman temannya. Untungnya mereka segera teralihkan ketika melihat ada toko diskon dan sedikit melupakan tentang Elsa yang memiliki kartu itu. 

Saat teman temannya berbelanja, Elsa hanya diam. Dia tidak mau menghabiskan uang lagi. Meskipun bertanya tanya memangnya ini kartu apa sampai membuat teman temannya menggila. 

Elsa malas membahasnya, dia memilih tidur saja ketika di dalam mobil menghindari pertanyaan mereka. Elsa juga diturunkan di depan gerbang kompleks elite yang membuat mereka semakin penasaran dengan dirinya. 

"Gak! Jangan ikut gue! Hewan peliharaan gue galak!"

"Tapi gue mau main ke rumah lu. Asli ih lu orang kaya ya tinggalnya di kompleks elite?" Tanya Ira masih bertanya tanya

Elsa hanya melambaikan tangannya. "Dadah guys, makasih hari ini." Dan dia masuk ke salah satu kedai es krim yang ada di dekat gerbang kompleks tersebut. 

***

Untuk menghindari pertengkaran dengan tama, Elsa memutuskan untuk membuatkan makan malam, menyiapkan air hangat. Pokoknya dia akan menjadi istri yang baik karena telah menghabiskan lebih dari 300 juta dalam sehari. Bahkan sekarang ini, kaki yang dibeli oleh Elsa tidak dipakai dan dimasukkan ke dalam brankas berbentuk buku yang Elsa beli dari aplikasi orange.

Elsa bahkan menahan laparnya untuk menyelesaikan masakan ini.

Memasak pun membutuhkan waktu berjam-jam, dimulai dari pukul 02.00, Elsa menyelesaikannya ketika Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Memang terdengar ekstrem, tapi Elsa sangat berhati-hati ketika memasak supaya tidak gagal.

Tidak ingin membuat mamanya menjadi ikut campur, Elsa mengikuti tutorial dari YouTube.

"Kayaknya enak deh," menatap masakannya sendiri tapi enggan mencicipi, menciumnya saja sudah membuat Elsa mual. Kini Elsa mengerti kenapa Mamanya selalu memesan makanan dari luar, sementara Elsa sendiri memakan hasil Masakan mama Wina.

"Pengen pesen aja deh, Ini mah buat suami aja." karena aromanya sudah tercium enak. Saya yakin kalau masakannya itu menakjubkan, terlebih lagi dia memasukan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh video.

Karena Tama akan pulang sedikit lebih malam. Pukul sembilan malam, baru Elsa mendengar suara mobil yang memasuki pekarangan.

Assalamualaikum," ucap pria itu memasuki rumah.

"Waalaikumsalam."

"Lah tumben belum tidur?"

Elsa menatap pada tangan Tama yang memegang sesuatu. "Itu apa?"

"Beli Bento tadi di jalan, mau hubungin kamu tapi HPnya mati, sudah makan?"

Elsa tidak menjawab karena lebih fokus pada makanan yang dibawa oleh Tama. Kenapa?"

"Nggak apa-apa," ucap Elsa. "Aku udah makan kok."

Tama mendekat pada Elsa di mana perempuan itu peka dan langsung mencium tangan suaminya. Barulah pria itu sadar dengan makanan yang ada di atas meja. "kamu masak?"

Awalnya Elsa ingin membalas dengan Ketus, tapi dia sadar sudah menghabiskan banyak uang. "Iya coba-coba aja, nggak usah dimakan kayaknya nggak enak."

"Jangan gitu dong, kan kamu udah capek-capek bikin ini, masa nggak dimakan?"

"Itu kamu bawa makanan? Mau diapain?"

"Yang ini dimasukin aja ke kulkas. Bisa diangetin besok." Tama langsung duduk di ruang makan menghadap semua masakan yang dibuat oleh Elsa.

Dengan jantung yang berdetak kencang, Elsa ikut duduk di depan Tama. "Nggak mau mandi dulu?"

"Nggak usah, laper Ini." masakan yang ada di hadapannya itu terlihat menggoda. "Hebat banget kamu masak."

"Coba-coba doang soalnya sayang banyak makanan di dalam kulkas."

Ketika suapan pertama terjadi, Elsa menatap lekat pada suaminya. Sedetik kemudian Tama terdiam dengan mata yang melotot.

"Kenapa? Enak ya?" Elsa langsung tersenyum melihat ekspresi itu. Dia menyandarkan punggungnya pada kursi dan tersenyum penuh kemenangan, dengan ceria juga dia bertanya, "Kayaknya aku harus buka warung makan ya? Seenak itu?"

Belum sempat Tama menjawabnya, pria itu lebih dulu berlari ke kamar mandi sambil membungkam mulutnya. Kemudian tidak lama, terdengar suara muntah. Elsa terkejut, langsung mencicipi masakannya, "huek! ko pahit sih?!" menatap dengan horor pada sambal Ati yang baru saja dia buat.

***

"Cuma kurang satu hal aja kok, kamu lupa buang empedunya jadi pahit."

"Tapi masakan yang lain juga nggak enak," ucap Elsa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Namanya juga lagi belajar, ke depannya pasti makin ahli." mengusap rambut sang istri yang sedari tadi hanya menunduk memainkan jemarinya.

Selama Tama makan kemudian mandi, dia masih mendapati Elsa dalam suasana hati yang sama. "Bayi juga nggak ada yang tiba-tiba jadi hebat."

"Sebenarnya ada yang mau aku omongin." Hal inilah yang menjadikan Elsa diam sejak tadi.

"Apa?"

Aku beli sesuatu yang harganya nggak terhingga, nggak tahu kalau itu mahal. Kamu punya temen nggak yang suka beli barang-barang mewah, mungkin ini bisa dijual ke dia." kini matanya berani menatap Tama. "Punya nggak?"

"Mana coba lihat gelang kakinya."

Elsa mengambilnya dari brankas buku. Dia tidak sadar kalau utama sudah mengetahui hal ini. "Ini gelang kakinya, aku pikir harganya cuma 15.000-an. Tapi mahal banget. Nanti kita bisa makan nggak ya buat setahun ke depan?"

Elsa yang terlihat menggemaskan di mata Tama itu berhasil membuat sang suami tertawa, menjawil pipi Elsa tanpa mendapatkan perlawanan. Tanpa diduga Tama malah berjongkok dan memakaikan gelang kaki itu pada Elsa.

"Kok malah dipakein sih?"

"Kamu suka nggak?"

"Ini mahal banget tahu. Mending kita jual aja daripada suatu saat kita kehabisan uang terus harus jual ginjal."

"Kamu suka nggak?" tanya Tama lagi dengan suaranya yang lembut.

Elsa menatap gelang kaki yang dipakainya, begitu lucu dan juga bersinar. Jadi dia mengangguk.

"Ya udah ngapain dijual, buat kamu aja."

"Tapi ini mahal banget loh."

"Nggak apa-apa, sekali-sekali beli barang mewah kan nggak masalah." Tama berdiri dan mengulurkan tangannya pada Elsa. "Belum beli gaun kan buat nanti inagurasi? Kita keluar sekarang yuk."

Sebelum mengalihkan pembicaraan Elsa kembali bertanya, "nggak papa aku pakai gelang kaki ini? Emang kamu tahu berapa harganya? Kalau kamu tahu pasti bakalan pingsan?"

"Harganya itu pantas karena dipakai sama perempuan yang cantik kayak kamu."

Kalimat itu berhasil membuat Elsa ingin segera mengalihkan pembicaraan.

"Mau nggak beli gaun?" tangannya masih terulur menunggu Elsa menggenggamnya.

"Emang gak papa? Ini udah malam loh, di mana yang masih buka?"

"Ayo kita keluar aja dulu."

Ini sudah lebih dari jam 10.00. Mengajak Elsa karena sang istri terlihat belum mengantuk, dan suasana hatinya sedang tidak baik.

"Udah pada tutup tau. Ngapain kita ke sini."

Tama tetap menggenggam tangan Elsa ketika turun dari mobil, membawanya ke salah satu toko yang ada di jajaran brand mewah. Mata Elsa membulat ketika Tama membawanya toko brand yang tadi membuatnya pingsan, hanya saja sekarang lokasinya berbeda.

Belum juga mereka sampai di depan toko, seorang sudah keluar dengan menggunakan jas yang rapi. "Selamat datang, tuan."

Ketika mereka dipersilahkan masuk, Elsa terkejut ketika melihat banyak gaun yang berjajar di sana dengan manekin.

"Kami sudah mempersiapkan beberapa barang yang sangat cantik untuk anda," ucap pelayan itu lagi.

**** 

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

cuma ada di dunia halu😂

2025-02-27

0

gembulers

gembulers

wah...320 JT cm dipaketkan dikaki.jiwa msiquin ku meronta "

2023-07-10

0

Alanna Th

Alanna Th

palagi aq, yg kupunya cuman ktp n kartu bpjs gratis 😱🤣😂👍😘

2023-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!