Sepertinya Elsa tidak sadar kalau pakaiannya hanya mengenakan dalaman saja. Jadi dengan inisiatif, Tama meraih handuk yang terlipat di dekatnya kemudian menutupi tubuh Elsa dengan itu.
Baru ketika handuk melilit tubuhnya, Elsa tersadar kalau dirinya hanya mengenakan pakaian dalaman saja.
"Nggak papa ayo ke sini dulu." membawa Elsa menuju jendela rumah, memperlihatkan ada perbaikan di kabel bawah tanah. "Bentar lagi juga nyala lagi kok."
"Takut banget, pokoknya nggak suka sama kegelapan."
"Kita tidur biasanya digelapin loh, sa."
Tapi kan itu beda ada yang nemenin.
Karena seingat Tama, Elsa selalu memperingati dirinya supaya mematikan lampu ketika hendak tidur. Jika Elsa tidur lebih dulu pun lampu sering dimatikan. "Kamu kalau tidur duluan juga lampunya suka mati."
"Kenapa bahas mati lampu sih?" Elsa berdecak dan menatap sinis pada sang suami.
Melihat itu Tama menjadi gemas sendiri. Dia mengusap rambut Elsa dan tidak mendapatkan perlawanan dari sang istri. Baru ketika lampu menyala lagi, Elsa menarik nafasnya dalam. "Bisa nggak sih kita pasang sesuatu dimana kalau mati lampu, semua lampu masih nyala? Kayaknya nggak mungkin nggak bisa deh selama ada uang." menatap Tama dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya nanti kita cari tahu."
Elsa langsung tersenyum dengan riang. Kali ini dia masuk ke kamar mandi dengan membawa ponsel yang dinyalakan, supaya tidak terjadi lagi hal mengerikan seperti tadi.
Sementara Tama menarik nafasnya dalam, dia juga pria normal yang melihat tubuh Elsa membuatnya sedikit terbangun, apalagi begitu halus dan juga putih. Elsa itu tiba-tiba orang yang memiliki berat badan yang pas. Memiliki lemak di beberapa bagian yang mana membuatnya semakin menggemaskan.
Menggelengkan kepala supaya menghilangkan pikiran itu, Tama bergegas kembali ke ruangan kerjanya. Dia ingin mandi dan juga membereskan beberapa hal. Supaya bisa tidur bersama dengan Elsa dan mengobrol ringan.
Sayangnya ketika Tama menyelesaikan semua itu, dia tidak mendapati Elsa di dalam kamar. Biasanya di jam seperti ini sang istri selalu terlelap dengan lampu yang sudah mati.
"Elsa?" Panggil Tama.
"Di sini di bawah."
"Ngapain?"
"Nungguin tukang tahu bulat."
"Di sini mah nggak akan ada tahu bulat yang lewat."
Sebenarnya Elsa tahu, hanya mencari alasan supaya tidak tidur lebih dulu. Percakapannya tadi bersama dengan Tama membuat Elsa sedikit was-was. Bagaimana jika dia tidur lebih dulu dengan posisi mulut yang terbuka, kemudian Tama melihatnya. Itu alasan sebenarnya Elsa tidak ingin menyalakan lampu ketika bersama dengan orang lain.
****
"Emang nggak ngantuk?" tanya Tama. "Mata kamu udah merah gitu.
"Enggak." Elsa menjawab sambil menatap televisi yang ada di hadapannya, pahanya memangku camilan dengan mulut yang penuh. "Kalau kamu udah ngantuk tidur duluan aja."
"Nggak ah nemenin kamu aja di sini." Tama memainkan ponselnya. "Gimana udah ada ikut masuk UKM?"
"Kayaknya nggak tertarik deh. Males. Pengen Fokus aja sama kuliah."
"Aku nggak mau difokusin nih?" goda Tama.
"Maksudnya?"
"Fokus sama suami, kayak melayani. Hal-hal yang kayak gitu lah."
"Oh jadi kamu nyindir aku yang nggak bisa apa-apa? Ya maaf, orang aku masih 18 tahun harusnya masih main loncat-loncatan. Tiba-tiba harus nikah aja, aku juga butuh proses buat menerima semua ini. Kamu pikir mudah?"
Tama tidak tersindir sama sekali, dia tahu wanita yang sedang menstruasi itu sama dengan 10 Harimau. "Nggak gitu aku nggak nuntut kamu buat apa-apa kok, kamu nyaman di sini aja. Aku udah bersyukur."
Elsa menghentikan kunyahannya, dan menatap pada Tama. "Emang kamu nggak punya pacar gitu? Kok tiba-tiba mau sama aku?"
"Ya gimana nggak mau, orang dikasihnya yang muda kayak gini. Nggak bisa nolak." tangannya mencolek dagu Elsa menggoda.
Yang berhasil membuat perempuan itu menatap geram pada Tama, tapi tidak melakukan perlawanan.
"Masa nggak punya pacar?"
"Nggak punya, ada juga mantan pacar."
"Punya berapa?"
"Cuma Satu." Tama mengalihkan pembicaraan dengan bertanya. "Kamu sendiri punya mantan nggak?"
"Nggak ada yang mau sama aku, orang kribo sama gemuk kayak gini. Jadi aku tuh curiga, pasti lama-lama kamu selingkuh soalnya di luar sana banyak cewek yang cantik. Terus kamu dekan juga."
"Mana ada kayak gitu." Tama langsung memutuskan pandangan dan menatap keluar jendela. Tuh tukang tahu bulat udah datang."
"Apa?" Elsa langsung kaget, dia tahu kalau pedagang tidak diizinkan datang ke sini. "Kamu yang manggil?"
"Iya biar istri bisa tidur, kasihan ngidam tahu bulat."
Saking senangnya, Elsa memekik dan memeluk Tama. Kemudian berlari dengan cepat menuju pintu. Sayangnya, Elsa tersandung dengan kaki sendiri.
Bruk! Terjatuh dengan posisi tengkurap. Ketika Tama hendak membantunya Elsa langsung berdiri lagi. "Aku nggak papa!" teriaknya sambil berlari menuju keluar.
***
Sepertinya Elsa sudah mulai terbiasa mendapati dirinya di dalam pelukan Tama setiap pagi. Karena dirinya tidak shalat, saat subuh Elsa hanya memandangi Tama yang sedang melakukan ibadah.
Tersenyum sendiri dan bergumam, "adem banget lihat cowok ganteng lagi ibadah."
Elsa juga tau diri kalau dirinya itu jelek, tidak mungkin seorang Tama suka padanya. Maka dari itu Elsa selalu berjaga-jaga, dia juga tidak ingin membawanya ke dalam perasaan dan membuat mood-nya naik turun.
"Pengen makan sama nasi kuning," ucap Elsa begitu Tama selesai.
"Iya nanti dibeliin. Atau mau keluar aja bareng? Sekalian aku mau jogging."
"Nggak mau ah males."
"Jangan gitu, kamu rebahan mulu. Ayo ikut jogging."
"Jangan sekarang kan aku ada kuliah."
"Kuliahnya juga nanti, masih pagi loh."
Elsa tetap menggelengkan kepalanya, tapi ketika Tama tiba-tiba menarik kakinya, Elsa menjerit dan berucap, "nanti kalau hari libur aku janji bakalan ikut jogging. Jangan sekarang, kan aku lagi datang bulan! Lagi lemes! Minggir nggak!"
Kakinya menendang-nendang. Tama terkekeh gemas melihatnya, tangannya terulur untuk mengusap rambut Elsa. Tapi perempuan itu menepisnya. "Gak usah pegang-pegang!"
Kemudian segera pergi ke kamar mandi meninggalkan Tama yang tertawa di sana.
Pagi itu Tama benar-benar pulang dengan membawa nasi kuning, mereka memakannya bersama-sama. Saat Elsa memandangi telur orak arik milik Tama yang masih banyak, pria itu langsung peka dan memberikannya pada Elsa.
"Aku nggak minta loh," ucap Elsa dengan nada yang sini.
"Nggak papa aku nggak terlalu suka. Punya kamu udah abis berarti kamu suka kan?"
"Nggak terlalu sih." berdusta sambil memakan telur tersebut dalam satu kali suapan.
Mereka berangkat bersama-sama, dalam perjalanan Elsa terus mengoceh tentang kegiatan yang kembali dilakukan saat perkuliahan sudah mulai berjalan. "Maksudnya itu kenapa nggak dari dulu-dulu aja gitu? Sekarang aku pengennya fokus ke perkuliahan, tapi malah harus inagurasi."
"Itu kan program dari mahasiswanya sendiri."
"Emang kamu nggak berperan penting di sini, kalau kamu yang minta berubah jadwal pasti bakalan di terima."
"Udah telat, lagian kan inagurasi itu cuma main-main aja. Kamu nantinya nginep di hotel, pokoknya bakalan seru di Jogja. Tiap tahun juga kayak gini. Nantinya di sana ada party."
Ketika Elsa hendak berbicara lagi, Tama mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Tapi tetap aja---- wahh! Koleksi telur Barbie!" wajahnya langsung ceria, mengambil itu dari tangan Tama dan segera membukanya.
Membuat Elsa diam itu cukup mudah, berikan saja dia mainan anak-anak.
"Hehehe." terkekeh ketika melihat isi hadiah di dalamnya. "Suka banget. Tau nggak ini karakter apa?"
Elsa yang cerewet dan juga random, memberikan warna tersendiri untuk Tama. "Emangnya karakter apa?"
"Ya ampun, generasi old emang nggak pernah tahu ya yang kayak ginian." kemudian bibirnya yang keriting itu mulai membicarakan karakter yang ada di tangannya, membuat Elsa terlihat seperti DJ dan juga penyiar radio di saat bersamaan. Ih "ada tukang crepes!"
"Jangan sekarang, nanti kamu telat."
"Tapi nanti pulangnya keburu enggak ada."
"Ada, aku yang jamin." bibirnya mengerucut sebel, tapi Sedetik kemudian Elsa kembali ceria hanya dengan hal-hal kecil. "Itu mobil lucu banget nggak sih warnanya?"
Bukan tipe pendiam, kalau ada saja topik di dalam pikiran Elsa. Daripada sebagai istri, Tama memandang Elsa seperti anak kecil.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
gia nasgia
satu kata gokil 🤣🤣🤣
2025-02-27
0
RizQiella
🤣🤣🤣🤣
2024-02-18
0
Ran Aulia
😁😁😁😁
2023-08-03
0