Terkejut

Nyatanya Elsa tidak bisa beristirahat di sana, mamanya terus saja menyuruh Elsa. Bahkan mendadak Ibu Wina membuat menu-menu masakan yang aneh. Katanya supaya Elsa bisa belajar memasak setidaknya untuk mereka berdua.

Kamu jangan keseringan pulang ke sini. Sekarang rumah kamu itu di sana Elsa. "Jangan bikin Mama malu."

"Orang baru juga sekali ke sininya. Kedepannya juga Elsa bakalan tinggal di sana. Kan Bosen di sana sendirian Ma. Mana Mas Tama belum pulang."

"Kenalan dong sama tetangga sebelah Apa susahnya."

Jika saja ada yang seumuran dengannya mungkin Elsa sudah melakukan itu sejak awal. Itu adalah Kompleks elit di mana orang-orang yang tinggal di sana hanya menjadikan rumah sebagai tempat tidur saja. Jarang ada di rumah hingga suasananya terasa sepi. Tukang dagang keliling juga tidak pernah ada, mereka menyediakan minimarket sendiri di setiap Ujung jalan.

"Sebelum-sebelumnya juga kamu suka sendirian di sana, sekarang kenapa enggak?"

"Dulu kan ke sana minggat soalnya lagi ribut sama mama karena nggak dibolehin makan timun."

"Ya situ nggak normal Elsa, kamu makan timun hampir sekilo tiap harinya."

Elsa terkekeh mengingatnya. Jika sedang menyukai sesuatu, rasa memang tidak pernah mudah untuk lepas darinya. Sekarang Elsa memaksakan dirinya untuk jatuh cinta dan suka pada kegiatan memasak. Menatap sang Mama yang bibirnya terus aja komat-kamit mengeluarkan nasihat.

"Bentar ya, Ma mau cek dulu HP takutnya Mas suami ngehubungin."

Ternyata benar ketika dilihat, Tama menelponnya dua kali dan mengirimkan pesan.

Mas Tama : Ini mau otw jemput kamu ke sana, mau titip sesuatu nggak?

"Nggak ada yang mau dibeli," ucap Elsa memilih untuk pergi sendiri ke depan. "Mama, Elsa mau ke depan dulu ya."

"Jangan kabur kamu, ini belum beres masaknya Elsa."

"Elsa mau beli es krim dulu yang ada di kedai depan."

Ekspresi Ibu Wina langsung berubah. "Titip satu dong tapi jangan yang rasa duren. Bebas rasa apa aja asal jangan coklat sama strawberry juga."

"Dia maunya yang vanilla?"

"Iya itu aja."

Meskipun keduanya sering bertengkar, tapi Elsa tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang anak. Dia mencium dulu tangan sang mama sebelum pergi.

Sayangnya kedai yang ada di depan itu tutup. Sebenarnya masih ada cabang kedai es krim ini tapi cukup jauh. Karena Elsa sangat menginginkannya, dia memilih pergi ke sana dengan memesan taksi online.

****

Elsa juga bilang pada ibu Wina kalau kedai itu tutup dan ya harus pergi ke kedai yang lain. Namun sayangnya, tempat tersebut memberikan kenangan yang manis sekaligus pahit dalam pikiran Elsa.

Apalagi sekarang sudah sore, tempat ini biasanya didatangi oleh Elsa bersama dengan ayahnya ketika masih hidup. Mereka berdua selalu kabur dari amukan ibu Wina ke tempat ini. Menarik nafasnya dalam-dalam dan memejamkan mata sesaat. Dia rindu dengan ayahnya.

Memutuskan untuk pergi ke makam sang ayah, sebelumnya Elsa juga membeli bunga. Untung saja dia sekarang kaya jadi bisa memilihkan bunga yang mahal untuk sang ayah.

Pergi ke makam dengan taksi online. Saat Elsa mendekat pada tempat peristirahatan terakhir sang ayah, dia melihat sosok yang tidak asing sedang membelakanginya. Elsa tahu siapa itu, dia adalah Tama. Elsa ingat apa yang dipakai oleh suaminya pagi ini.

Dan apa yang sedang dilakukan pria itu di sini? Dia berdoa, dan menyimpan bunga di sana.

Ketika membalikan badannya, Tama terlihat terkejut dengan keberadaan Elsa "kamu sejak kapan di sana?"

"Bikin kaget aja."

"Barusan." Habis dari kedai depan terus keinget sama ayah jadinya datang ke sini

Mendekat pada makam yang sudah ditinggal di sang ayah beberapa tahun yang lalu. Menarik nafas dalam dan menyimpan Bunga itu di sana. Elsa mengadakan tangan berdoa pada Tuhan Semoga ayahnya berada di tempat terbaik bersama Tuhan.

Ketika dirinya mendapatkan usapan di kepala, seketika air matanya menetes. Selalu saja seperti ini, ketika Tama memberikan perhatian padanya saat hatinya sedih, Elsa akan menangis. Apalagi sekarang pria itu memeluknya, yang segera Elsa dorong pelan. "Malu ih ada papa."

Tama terkekeh dan merangkul sang istri. "Ayo pulang."

"Mama udah nyiapin makan malam, kita makan di sana aja dulu."

"Iya, bareng aja sama aku itu si Mang taksinya suruh pergi aja."

"Kasihan udah nungguin aku dari tadi."

"Biar aku yang bilang sama dia, kamu masuk mobil duluan sana." memberikan kunci pada sang istri. Elsa segera masuk ke dalam mobil milik Tama. Terlihat sang suami sepertinya memberikan uang tambahan untuk sopir taksi itu.

Sampai Tama kembali, Elsa baru ingat.

"Mau ke mana?" tanya Tama ketika Elsa dengan panik membuka pintu dan berlari mengejar mobil di depannya.

"Es krim!" berteriak seperti itu, tapi tidak membuat mobil di depannya berhenti. "Es krim aku di dalam mobil itu loh."

"Kita beli aja lagi ayo."

"Sayang banget uangnya."

"Nggak papa itu rezekinya sopir taksi."

****

Pengumuman tentang kegiatan inagurasi itu baru Elsa dapatkan ketika dirinya sudah sampai di rumah. Seperti biasa Ibu Wina membekali Elsa dengan beberapa nasihat dan juga makanan.

"Kamu deket sama ketua BEM itu?"

"Deket kayak gimana?" tanya Elsa sambil fokus pada ponsel di genggamannya, dia membaca interaksi antara lembaga dan juga mahasiswa yang sedang berdiskusi perihal inagurasi.

"Kamu sampai dianterin sama dia ke kelas."

"Ya soalnya aku telat gara-gara dia, ngajak ngomong mulu."

"Ngomongin apa?"

Elsa menurunkan ponselnya dan menatap Tama yang terlihat tidak suka. Sejujurnya Tama sudah menyimpan hal ini sejak tadi, karena Elsa sedang dalam kondisi sedih jadi dia baru bisa menanyakannya sekarang.

"Tentang kuliah, sama yang lainnya, nggak penting juga."

Tapi dari gelagat Elsa terlihat kalau perempuan itu tidak menyukai Rizky, jadi Tama bisa mandi dengan tenang.

"Aku dulu deh yang mandi, boleh nggak? Gerah banget soalnya."

"Ya udah kamu pakai kamar mandi di sini aja, aku yang di kamar satunya."

"Oke makasih." Elsa juga tidak nyaman karena dirinya sedang datang bulan.

Dia masuk ke kamar mandi, dan mulai membuka pakaian. Sampai tiba-tiba lampu padam.

"Aaaaaaa!" Elsa refleks berteriak yang mana membuat Tama ikut panik di luar.

"Elsa jangan panik, ada perbaikan mendadak di depan."

"Aku nggak bisa lihat apa-apa," teriaknya dari dalam.

Pintunya dikunci jadi tamat tidak bisa masuk. "Ikuti suara aku."

"Aku takut hiks hiks hiks." menangis seperti itu.

"Sini datang ke sini, pelan-pelan aja nanti kebentuk."

Elsa melakukannya, sambil terus terisak dan berharap tangannya tidak menyentuh makhluk astral. Mama juga terus berbicara untuk membantu Elsa menemukan pintu keluar.

Begitu mendapatkan pintunya, Elsa langsung membukanya dan langsung memeluk Tama tanpa sadar kalau dirinya hanya memakai pakaian dalam saja.

***

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

waduh pak Dekan untung bayak dehh 😂

2025-02-27

0

Dewi Ariyanti

Dewi Ariyanti

jangan2 tama menikahi elsa karena hutang budi

2023-08-25

0

gembulers

gembulers

kocak semua ini karya ny...tp yg istri untuk Alan MH penuh dengan air mata

2023-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!