Karena pada hari minggu Elsa masih belum mendingan, Tama membatalkan janji dengan kedua orang tuanya. Mereka memang datang ke Jakarta untuk urusan bisnis, jadi kemungkinan tidak bisa mampir karena harus langsung pergi dengan partnernya tersebut.
Dibiarkan nya Elsa tidur setelah subuh. Tadinya Tama hendak melarang, tapi melihat bagaimana mata merah dan demam yang cukup tinggi, jadi Tama membiarkannya saja.
Untungnya sebelumnya Elsa sudah makan roti dan minum obat. Jadi mungkin dia bisa tidur lebih lama. Tama sendiri menghabiskan hari liburnya dengan membaca buku di perpustakaan pribadinya.
Mengambil salah satu buku yang dipenuhi oleh kenangan. Bahkan di beberapa halamannya, terdapat sebuah foto yang begitu bermakna. "Gimana kabar kamu?" Tanya Tama pada foto tersebut. Dia menarik napasnya dalam.
Selama di sana, Tama juga menyusun ulang rak. Yakin Elsa akan membutuhkan buku buku ini jadi mengisi di rak khusus untuk Elsa nantinya. Sampai dering ponsel berbunyi, Tama segera mengangkatnya. "Hallo assalamu'alaikum, Mah?"
"Waalaikumsalam. Tam, Mama mau tanya keadaan Elsa. Dia gak bisa dihubungi soalnya."
"Masih kayak kemaren, Ma. Sekarang aja dia tidur lagi, tapi udah minum obat kok."
"Kasih minuman herbal juga, Tam." Saran sang mertua. "Mama gak perlu ke sana kan?"
"Gak usah, Ma. Kan Mama ada arisan hari ini.
"Hehehehe iya. Pasti repot ya ngurus Elsa?"
"Enggak kok, Ma. Elsa anaknya lucu, periang."
"Makasih ya, Tama. Udah mau jagain Elsa."
"Sama sama, Ma. Udah kewajiban. Kan Elsa istrinya Tama."
"Iya sih. Terus kalau kamu mau minta jatah sama dia, minta aja. Mama udah ajarin gimana caranya dia baca bacaan sebelum hubungan."
Tama sampai tersedak oleh salivanya sendiri.
"Mama tutup dulu ya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." Tama menarik napasnya dalam. Menggemaskan memang kalau dirinya mengukung Elsa di bawahnya, tapi Tama khwatir Elsa depresi.
Kembali membaca lagi, Tama mendengar suara seseorang terjatuh. Dia bergegeas keluar dan memeriksa.
"Aduh sakit." Elsa mengusap lututnya dan segera berdiri.
"Gak papa?" Tama mendekat.
Elsa melihat penampilan Tama yang masih memakai kaos santai, membuat matanya memicing.
"Kamu mau kemana udah rapi gini?"
Elsa membuka mulutnya tidak percaya. "Kan katanya mau ketemu mertua, gimana sih?"
"Hah? Gak jadi. Bunda sama Ayah udah pergi ketemu partnernya. Aku batalin soalnya kamu masih sakit."
"Ih aku udah mandi." Menatap Tama dengan kesal dan menghentakan kakinya dan kembali ke kamar dengan wajah yang kesal. Elsa duduk di depan meja rias. "Yaudah kalau gak jadi, mau hapus make up dulu," Ucapnya menggosok gosok wajah dengan kapas.
Lihatlah bagaimana perubahan mood remaja berusia 18 tahun ini. Tama gemas melihatnya. "Elsa itu bukannya toner ya? Yang katanya mahal dan aku gak boleh sentuh?"
Elsa langsung tersadar. "Huaaa barang mahal!" Teriaknya segera menghentikan gerakannya. "Huaaa perih!" Lalu berlari ke kamar mandi.
Tama terkekeh, dia mendekat pada meja rias Elsa. "Pantesan marah marah gak jelas. Lagi ada tamu." Sambil menatap kursi yang sekarang sudah ternodai oleh warna merah di sana.
****
Sebagai bentuk permintaan maaf, Tama membiarkan Elsa shoping online. Mereka kini ada di ruang tengah, menonton TV sambil memakan beberapa camilan. Panas Elsa sudah agak menurun, jadi Tama tidak khawatir seperti sebelumnya.
"Bunda yakin gak bisa mampir ke sini?"
"Nggak, mereka ke Jakarta emang ada bisnis doang. Terus langsung pulang karena eksekusi proyek."
Elsa mengangguk anggukan kepalanya. "Beli ini juga gak papa?"
"Gak papa. Sekarang keuangan di kartu ini semua biar gak ribet. Aku gak pegang tunai selamanya soalnya."
Mata Elsa langsung berbinar.
"Jangan boros." Tama mengangkat kartu itu ketika Elsa hendak mengambilnya.
"Enggak ih, masa boros." Elsa check out beberapa barang dan diperhatikan oleh Tama yang ada di sampingnya.
"Itu doang?"
"Iya dong."
"Kamu gak mau buru buru nikah kan? Check out juga pengaman."
Pipi Elsa langsung memerah, dia langsung connect karena sebelumnya Elsa pernah ketahuan sang Mama menonton film dewasa. Jadi hal seperti ini sangat mudah dipahami.
"Oh udah paham ya, Ca? Jadi kamu ngerti dong apa yang harus kita lakuin?"
Elsa berdehem dan beranjak pergi ke dapur. "Mau ganti camilan. Yang manis manis ada gak ya?" Elsa tidak bisa marah marah pada Tama meskipun dirinya ingin. Jika melakukannya, maka dirinya akan dalam masalah. Apalagi Elsa sekarang sudah diberikan ATM untuk uang jajannya.
Sementara Tama datang untuk menggoda. Dia berjalan perlahan pada Elsa yang membelakangi. Kemudian berbisik, "Atau mau KB aja, Ca? Jangan deh. Biar nanti kamu cepet hamil kalau udah siap."
"Aaaaa! Jangan ngomong yang kayak gitu."
"Emangnya kenapa? Kan sah sah aja. Kita suami istri loh. Kamu mau durhaka?"
"Ya… ya bukan gitu! Kan… Kan… . Kan aku masih datang bulan!" Membalikan tubuh dan menatap Tama yang semakin mendekat menghimpit nya.
"Berarti kalau udah beres datang bulan boleh ya?"
"Gak gitu juga, kan aku masih kecil."
"Kecil apanya. Udah gede gitu." Tatapannya jatuh ke buah gunung Elsa.
Seketika membuat perempuan itu menyilangkan tangannya. "Gak usah liat liat. Awas."
Tapi Tama menghalangi Elsa yang hendak keluar dari hadapannya. Dia sampai memegang tangan Elsa dan membuat perempuan itu merengek dengan kesal.
"Lepas!" Elsa kemudian mendorong kuat bahu Tama.
Hingga Tama kehilangan keseimbangan dan jatuh. Tangannya masih menggenggam Elsa hingga perempuan itu ikut terjatuh menimpa tubuh Tama. Dan yang sialnya, bibir Elsa langsung bersentuhan dengan bibir Tama. Keduanya sama sama mematung, terdiam.
"Astaghfirullah! Kok di dapur sih?!" Teriak seseorang yang membuat Tama juga Elsa menoleh.
"Bunda?" Tama kaget bukan main.
"Atuh Tama masa di dapur sih. Kasur kalian masih aman kan? Atau roboh makannya pindah ke sini."
"Udah biarin, Bun. Kan namanya juga anak muda," Ucap sang ayah yang sedari tadi ternyata sedang memegang ponsel dan merekam keduanya. "Bunda mah malah dikasih tau, tadinya buat bukti ke group keluarga."
"Ayah jangan gitu!" Tama segera bangun, sementara Elsa yang memalu itu refleks memegang tangan Tama dan bersembunyi di balik tubuhnya karena malu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
gia nasgia
Ternyata pak Dekan di kelilingi orang "gesrek 🤣
2025-02-27
0
Lala_lela067
duh, gini aja udh nyesek aku
2024-03-30
0
gembulers
tp syg ny Tama masih inget mantan trs.mn nyimpen foto nya segala lg
2023-07-10
0