"Ishe … aku …." Perkataan Diego tertahan.
Tenggorokannya mendadak kering kerontang, hingga terasa amat mencekat. Membuatnya kesulitan meneruskan kalimat yang ingin diutarakan. Pria tua itu mendekatkan diri pada Aishe, lalu menyandarkan kening di pundak kanan sang istri.
“Maaf, aku tidak berpikir jauh. Selama ini aku mengira sudah memberikan yang terbaik untuk anak-anakku.”
Suara yang keluar dari mulut pria itu terdengar begitu sendu, hingga membuat emosi di dalam tubuh Aishe perlahan padam. Setiap kata yang keluar, terdengar penuh dengan penyesalan.
“Tidak! Kau sudah memberikan yang terbaik untuk anak-anak, Die. Sekarang sudah saatnya bagi mereka, untuk belajar sebuah taktik dalam bisnis, juga kehidupan.”
“Eem. Biar aku yang akan menjelaskan ini pada mereka.”
Aishe menggeleng perlahan. “Tidak!” ucap Aishe.
“Aku yang membuat keputusan, maka aku yang akan menjelaskan masalah ini pada mereka. Suruh saja mereka masuk,” lanjutnya.
Diego menegakkan kepalanya kembali, menatap raut wajah Aishe yang kembali tenang seperti biasanya. Entah mengapa, melihat wajah tenang sang istri, dirinya pun juga merasa sedikit tenang.
“Beri aku sedikit kecupan,” pinta Diego sembari mengusap lembut pipi Aishe.
Sebuah pukulan ringan mendarat dengan cantik di dada bidang Diego. Bersamaan dengan makian yang keluar dari bibir tipis Aishe. “Kau, dasar pria tua! Ingat dengan umur!”
Namun Diego justru menaikkan dua sudut bibirnya, seperti menjelaskan, jika dirinya sama sekali tidak keberatan dengan makian sang istri.
“Jangan meragukan kemampuanku. Aku masih bisa membuatmu berteriak, Sayang.”
Diego mendekatkan dirinya, semakin dekat hingga tidak ada satu jarak pun di antara mereka. Lantaran sekelumit jarak telah dipangkas habis oleh pria itu dengan bibir dan dekapannya.
“Sudah cukup!” berontak Aishe mendorong tubuh Diego, hingga pria itu dengan terpaksa melepaskan pagutan bibir mereka.
“Tuan John dan anaknya akan segera datang. Kita masih harus menyelesaikan acara pertunangan sebelum mereka tiba!” protes Aishe ketika mengingat tamu penting dari benua Asia akan datang berkunjung.
Hela napas panjang Diego sempat terdengar. Pasrah? Yah, sepertinya pria tua itu harus merasakan itu hari ini. Diego pun berbalik pergi, meninggalkan kamar dengan wajah kecewa yang terukir jelas.
Begitu pintu kamarnya dibuka, Diego langsung disambut oleh ketiga anak-anaknya yang sudah menunggu sejak tadi. Termasuk juga Elder, yang dirundung rasa penasaran dengan keputusan sang ibu.
“Ibu menunggumu, Elder!”
Pesan dari sang ayah langsung membuat pria itu berlari masuk ke dalam kamar. Sedangkan Zavier dan Zehra masih berdiri dengan wajah heran menatap sang ayah. Berharap, pria tua itu akan memberikan jawaban kepada mereka.
“Kenapa dengan wajah kalian?” tanya Diego yang sebenarnya sudah bisa menebak rasa ingin tahu anak-anak mereka.
“Kalian meragukan keputusan ibu kalian?” lanjutnya.
“Tentu saja! Ayah, katakan jika itu hanya kebohongan semata. Aku tidak ingin punya kakak ipar seperti wanita itu!” keluh Zehra meluapkan keseganan dirinya menerima Diana.
Diego tidak langsung memberi Zehra jawaban. Pria itu justru menoleh, menatap wajah Zavier yang terlihat santai meski ada raut wajah penasaran yang tergambar samar-samar.
“Aku hanya punya satu pertanyaan. Ayah hanya perlu mengangguk atau menggelengkan kepala, maka aku sudah puas!” tegas Zavier.
“Apa ini hanya sebuah negosiasi kosong yang ditawarkan ibu?”
Mendengar pertanyaan Zavier, Diego sontak tercengang. Dua bola matanya membulat, tetapi hanya sepersekian detik saja. Lalu pria itu memamerkan seulas senyum sembari mengangguk.
Respon Diego akhirnya membuat Zavier menghela napas lega. Pria berumur 25 tahun itu akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan ayah dan Zehra, untuk menemui menyapa paman serta bibinya.
Sedangkan Zehra yang belum memahami situasi, masih mencoba mengorek dan mencari informasi dari sang ayah. Akan tetapi, pria bernama Diego itu tidak merespon. Dia bahkan mengalihkan pembicaraan dan mengajak sang putri untuk ikut menyapa bibi dan pamannya.
Elder menghentikan langkah kakinya yang sempat berlari tergopoh-gopoh, ketika manik matanya melihat sang ibu sedang merias diri di depan cermin. Langkah kaki yang sempat terdiam beberapa detik, akhirnya kembali melangkah dengan pelan, mendekati Aishe.
“Kamu kecewa pada ibu, Nak?” tanya Aishe tanpa menoleh ke belakang, tetapi bisa menebak jika yang datang adalah putra pertamanya.
“Bukan … maksudku —”
“Kamu tidak mencintai gadis itu?” potong Aishe tiba-tiba.
Elder menjadi ragu ketika sang ibu bertanya demikian. Pada awalnya, dia menerima Diana hanya untuk percobaan saja, tetapi lama-lama, pria itu menjadi terbiasa lantaran Diana bisa memahami kesibukannya.
Yah, berbeda dengan gadis-gadis lain yang selama ini menjalin hubungan dengannya. Alasan itulah yang membuat Elder bisa menjalin hubungan sedikit lama bersama Diana dengan wanita yang lain.
“Kenapa diam? Tidak tahu apa itu cinta, Nak?” tanya Aishe sekali lagi.
“Aku pikir, itu hanyalah perasaan nyaman yang datang karena terbiasa,” jawab Elder.
Aishe bangkit berdiri dari duduknya, lalu berbalik menatap wajah sang putra yang terlihat kebingungan. Hanya dengan melihat ekspresi wajah sang putra, Asihe dengan mudah menebak jika putranya tidak mencintai Diana.
“Yah, itu memang salah satunya. Tapi salah satu itu, bukan menjadi faktor utama. Banyak hal yang mendukung, seperti ketika kamu diam-diam merindukan atau menghayalkannya. Juga ketika kamu bergantung dalam hal yang amat kecil.”
Penjelasan Aishe membuat Elder tiba-tiba tertegun. Entah mengapa, ketika sang ibu menjelaskan apa itu cinta, bayangan yang muncul dalam otaknya bukanlah Diana, melainkan Beyza.
Seulas senyum dari sang pembantu yang diam-diam membuatnya terbengong ketika sedang bekerja. Tawa renyah dari gadis bernama Beyza yang sesekali terdengar samar di telinganya ketika dia sedang rapat.
Oh, ****! Konyol sekali!
“Baiklah, aku akui tidak mencintai gadis itu, Ibu! Aku hanya merasa nyaman karena dia bisa mengerti tentang kesibukanku,” jelas Elder mengakui perasaannya pada Aishe.
“Ya, Ibu tahu.”
“Ibu tahu?” serunya kaget. “Jika ibu tahu, kenapa membiarkan aku menikah dengannya?”
“Menikah? Kapan ibu berjanji akan menikahkan kalian?” jawab Aishe santai.
“Dengar! Ini hanyalah sebuah pertunangan. Pertunangan yang bisa batal kapanpun.”
Elder semakin bingung, tidak mengerti dengan pemahaman sang ibu. Memang, sang ibu tidak menjanjikan pernikahan, hanya sebuah pertunangan yang bisa batal kapan pun. Hanya saja, Elder masih tidak mengerti maksud Aishe mau menerima tawaran itu.
“Tapi kenapa Ibu melakukan itu? Maksudku, alasannya.”
Aishe menghela napas panjang lebih dulu, sebelum akhirnya dia menjelaskan dengan perlahan agar putra pertamanya bisa mengerti.
“Dengar, keluarga gadis itu memang bukan apa-apa bagi keluarga kita. Hanya saja, dia seorang model Internasional. Semua tentangnya akan mendapatkan perhatian banyak orang. Jika dia mati disini, kita memang mudah menyingkirkannya. Tapi bagaimana jika dia selamat dan justru cacat?” jelas Aishe.
“Perusahaan milikmu sedang berkembang. Sedangkan perusahaan ayahmu? Tidak boleh ada hal buruk sebelum adikmu naik ke kursi presdir. Kita akan mendapatkan sorotan dari banyak pihak jika gadis itu cacat. Dan pada akhirnya, kamu akan dipaksa publik untuk bertanggung jawab menikah dengannya.”
DEGH
Alasan yang diucapkan sang ibu terdengar cukup masuk akal dan sangat logis. Namun sialnya, Elder tidak bisa memahami hal yang sesederhana itu dengan jelas. Pertunangan memang lebih baik dibandingkan dengan pernikahan.
“Sekarang pikirkanlah sebuah alasan yang membuat publik berpihak padamu, Nak. Alasan yang membuat mereka mendukung pembatalan pertunanganmu.”
Benar. Ini hanya sebuah pertunangan yang bisa batal kapan pun pun. Kenapa aku tidak memikirkan hal ini sejak tadi?
...☆TBC☆...
Hemmm, babang El terngiang² sama Neng Bey nii🤭
Sajennya di tabur dulu, kita gas lagi nanti malem ye guys. 💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Bunda
Keren idenya mommy el...
" Bertunangan hanya untuk dibatalkan " 😆😆
2024-02-17
0
Radi
yes yes yes. Anne Ishe emang top . itu semua karena mu duhai author. love you aahhh 😁😁😁💃💃
2024-01-29
0
𝕸y💞 ﺃꪗꪖꫝ ᵏᵉᵐᵇᵃʳᵃⁿ
nah El dah jatuh cintrong sama be nih
2024-01-06
2