Sejak perbincangan malam hari itu, mereka berdua menjadi semakin dekat. Namun meski begitu, keduanya tetap berada dalam batas masing-masing. Beyza sendiri masih berbicara dengan sopan ketika berhadapan dengan Elder.
Satu minggu berlalu tanpa terasa. Entah mengapa, bagi keduanya, waktu seakan berjalan begitu cepat. Pagi datang dalam beberapa jam, lalu dengan cepatnya berubah menjadi malam.
Elder baru saja pulang bekerja, setelah melakukan pekerjaan ekstra yang tiba-tiba jadwalnya dimajukan. Dalam keadaan lelah, mata sayu setengah mengantuk, pria itu berjalan masuk ke dalam sambil melepaskan dasinya.
Namun tiba-tiba, manik mata Elder dikejutkan oleh sosok wanita berpakaian maid yang menyapanya dengan suara lembut. Suara yang tidak asing ditelinga, membuat kedua mata Elder membelalak.
“Selamat malam, Tuan. Apa Anda membutuhkan sesuatu?” tanya Beyza yang kebetulan berada di lantai pertama, pada saat Elder datang.
Entah, hal apa yang membuat Elder tiba-tiba kehilangan fokusnya selama beberapa detik. Dia terlihat linglung, seperti orang yang sedang kebingungan, tidak tahu harus menjawab apa.
“Tuan, Anda tidak apa-apa?” tanya Beyza sedikit khawatir dengan kebingungan Elder.
“Ti-Tidak! Bawa saja dirimu ke ruang kerjaku,” ucap Elder kemudian pergi meninggalkan Beyza begitu saja.
Perkataan ambigu yang berhasil membuat Beyza kebingungan dalam beberapa saat. Namun percayalah, gadis itu jelas tahu apa yang Elder maksudkan, lantaran ini memang sudah waktunya.
“Sial! Kenapa aku bertindak seperti orang idiot?” gumam Elder sambil berjalan menaiki tangga.
“Bawa saja dirimu. Perkataan apa itu?”
Elder berjalan menuju ruang kerja yang ada di lantai dua sambil memijat keningnya. Tiba-tiba saja, bayangan wajah Beyza mampir sepintas.
Wajah polos tanpa riasan, tetapi terlihat bersih bercahaya. Bibir berwarna pink tanpa berpoles lipstik, entah mengapa membuatnya tergoda.
Bayangan wajah Beyza seketika membuat Elder menelan salivanya kasar. Pria itu berusaha menepis dengan berbagai cara, tetapi sia sia saja. Bahkan, tindakan konyol membenturkan kepala di pintu juga tidak ada gunanya.
Elder hanya bisa pasrah dengan pikiran liar yang tidak bisa dikendalikan. Pikiran-pikiran yang terkadang membuatnya kesal, tetapi juga berhasil menyulut hasrat yang telah lama terpendam.
Dia sedang duduk di kursi sambil memangku dagu, ketika suara ketukan pintu terdengar. Tanpa menebak, Elder sudah tahu siapa yang datang.
"Masuk saja!"
Elder yang pada awalnya bertekad untuk tidak menoleh ke arah pintu, entah mengapa, manik matanya reflek. Dia melihat Beyza melangkah masuk sambil membawa nampan berisi kudapan dan cay dengan uap masih mengepul.
"Bukankah aku bilang, bawa saja dirimu?" ucap Elder terdengar sedikit garang.
"Maaf, saya berpikir Anda mungkin sedikit lapar dan butuh cemilan," jawab Beyza seolah tidak peduli dengan perkataan ketus Elder. Dia berjalan mendekat, lalu meletakkan nampan tepat di hadapan Elder.
"Terserah kau saja. Sekarang, berikan aku service terbaikmu!"
Nada bicara Elder masih terdengar ketus. Sikap yang tiba-tiba berubah menjadi otoriter, membuat Beyza sedikit heran. Namun gadis itu tidak terlalu mengambil pusing, lantaran ketika pertama bertemu, majikan nya sudah seperti itu.
Dengan kasar Beyza menelan salivanya sembari melangkah mendekati Elder. Dari sekian banyak film romance yang sudah ditonton selama beberapa hari ini. Dia memutuskan mengambil dua bagian dari sana untuk dipraktekan.
Dengan lembut, diimbangi tatapan yang berubah tajam, tetapi sedikit binal. Beyza meletakkan tangan kirinya di dada bidang Elder. Lalu tangan kanannya membelai salah satu pipi dengan bulu-bulu tipis milik Elder.
Jangan lagi ditanya bagaimana kondisi jantung Beyza. Lantaran sejak kakinya melangkah masuk ke dalam, degup jantungnya sudah berdebar tak menentu. Bahkan jika jantung itu memiliki kaki, mungkin ia akan lari dengan cepat.
Gadis itu masih berdiri, sedangkan Elder tetap duduk di kursinya. Beyza membungkukan badannya, sambil mengangkat dagu Elder agar ia bisa meraih bibir pria itu.
Hanya sepersekian detik, kedua bibir mereka bertemu. Berawal dari beberapa kecupan yang diberikan Beyza. Hingga dua lidah tak bertulang mereka bertemu satu sama lain.
Napas yang menderu hangat, membuat sesuatu dalam diri Elder meluap. Membuatnya lepas kendali dan menarik tangan Beyza, hingga gadis itu jatuh duduk di pangkuannya.
Beyza yang semula mendominasi, kini tersisihkan oleh kekuatan Elder. Dia tak bisa berkutik, terutama saat tangan Elder mulai menggerayangi menyentuh tengkuk lehernya.
Hasrat yang membara, sepertinya membuat Elder lupa diri. Seakan-akan wanita yang sedang ia nikmati kenikmatan bibir ranumnya itu adalah sang kekasih.
Sampai Beyza mendorong tubuh Elder, barulah pria itu tersadar dari gairahnya. Dia langsung melepaskan ciumannya, sedangkan Beyza langsung bangkit dari pangkuan Elder.
"Maaf!" ucap pria itu singkat.
"Ji-jika sudah selesai, saya izin undur diri, Tuan."
"Emm, ya. Kamu boleh pergi!"
Entah mengapa, keduanya menjadi salah tingkah dan gugup. Padahal sebelumnya, mereka tidak bertingkah seperti itu setelah melakukan Lips Service.
Elder bahkan terlihat menunduk. Menekan kepala dengan kedua tangan sambil menyandarkan keningnya ke meja, setelah Beyza pergi.
Beyza sendiri juga bertingkah sama seperti Elder. Dia langsung berlari pergi ke kamar sambil menepuk-nepuk keningnya.
...☆TBC☆...
Duh kalian ini ya, salting abis anu ya 🤭🤭
Ketagihan gitu ceritanya?
Sajen sajen, jangan lupa disebar sajennya 💋💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Lily Miu
aduh aneh ya emang😅
2024-12-20
0
Radi
bilang aja sudah ada rasa nyut nyut enak bg El. hmmm.
2024-01-29
0
komalia komalia
tapi lebih ganteng diego sang ayah
2024-01-15
1