"Aku harus mengenal orang tuamu, aku harus tahu asal usul keluargamu, dan aku juga harus mengetahui semua tentangmu. Jika seperti ini, rasanya seperti membeli kucing dalam karung. Suruh bapakmu menemuiku secepatnya!" tegas Subrata. “Kamu harus pertemukan aku dengan orang tuamu! Kapan kamu bisa pertemukan aku dengan besanku?”
“Secepatnya.” Kaisar berharap secepatnya ia menemukan bukti bahwa ia tidak bersalah, supaya secepatnya pula bisa terbebas dari pernikahan pura- pura ini. Jangan sampai ayahnya mengetahui kasus memalukan ini.
Kalau ayahnya tahu bahwa ia menikah dengan gadis selain pilihannya, pasti semuanya akan menjadi kacau. Bahkan bagaimana pula jika Jihan, gadis yang dia cintai mengetahui pernikahan gila ini? Pasti semuanya akan salah paham.
Apa lagi kasus yang menimpa Kaisar juga buruk sekali. Akan sulit meyakinkan mereka bahwa ini hanyalah sebuah kesalah pahaman. Pasti malah terjadi kesalah pahaman yang baru.
Pokoknya Kaisar tidak ingin ada satu orang pun dari anggota keluarganya yang mengetahui hal ini. Akan ada banyak pihak yang tersakiti, ada banyak hati yang perlu dijaga.
“Setelah kedua orang tuamu kemari menemuiku, maka aku akan ke rumahmu juga supaya aku tahu seluk beluk keluargamu. Dimana rumahmu, apa pekerjaan orang tuamu, bagaimana silsilah keluarga mereka. Aku harus tahu semuanya.” Subrata berbicara seakan- akan ia bebas dari yang namanya cacat moral, dia melupakan kasusnya sendiri yang sering membuat warga heboh.
Mendengar pembicaraan yang tidak asik, Kaisar mulai jengah. “Aku permisi duluan!”
Kaisar bangkit berdiri.
“Hei, kamu mau kemana?” tegur Subrata menghentikan langkah Kaisar.
Hanya kedikan bahu yang ditunjukkan oleh Kaisar. Ia pun tidak tahu mau kemana. Ia hanya sedang ingin menghindari pembicaraan di ruangan yang terasa formal dan tak memihak kepadanya.
"Kamarmu di sebelah sana!" tunjuk Subrata ke arah berlawanan dengan tujuan yang akan dilalui oleh Kaisar.
"Aku tidak sedang ingin ke kamar."
Marwah melihat jam di tangannya. "Ini sudah larut malam. Kamu mau kemana?"
"Mencari angin segar ke luar. Permisi." Kaisar berlalu pergi.
"Khanza, kamu sudah dewasa, maka kamu harus belajar dan menggali ilmu berumah tangga yang baik!" ucap Paman Khanza. "Ayahmu itu salah, menyekolahkan mu kok ke sekolah yang tidak menjurus pada pendalaman agama, malah sekolah umum di Jepang. Ya sekarang kamu sendiri yang harus membentuk pribadi yang baik."
"Bodo amat deh. Aku ngantuk, mau tidur." Khanza benar- benar jengah mendengar pembicaraan pamannya. Ia melempar bantal sofa yang sejak tadi dia peluk dan berlalu pergi begitu saja. Meninggalkan mereka yang bertukar pandang sambil geleng- geleng kepala.
"Itu bagaimana kamu mendidik etika anakmu?"
Terdengar sang paman menyeletuk. Tak ada jawaban dari Subrata.
Khanza baru saja memegang handle pintu kamar ketika Bi Wai menghampirinya.
"Non, ada Non Zelin dan Non Zada di depan." Wanita berusia sekitar empat puluhan tahun itu menyebut nama sahabat Khanza. Zelin dan Zada adalah teman- teman Khanza yang setia menemani Khanza sejak dulu masa SMP sampai SMA. Zelin dan Zada pula yang menjemput Khanza di bandara ketika Khanza pulang dari Jepang saat studinya sudah selesai. Kabar heboh pun disampaikan Khanza kala itu, bahwa ia sudah menyandang status mahasiswi kelulusan S2 Jepang.
"Mereka ke sini? Oke, aku temui mereka." Khanza tampak gembira sekali. Ia menghambur keluar melalui pintu samping, menghindari ruangan keluarga supaya tidak melewati para sepuh yang sedang berkumpul di sana. Ia tak mau melalui pintu depan yang pastinya akan membuatnya melintasi ruangan keluarga.
Tanpa sadar, Khanza melewati Kaisar, pria yang sedang berdiri dengan sejuta pikiran di teras samping rumah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
khaisar d anggep patung
2023-01-24
3
Muhammad Iqbal
ni ceritanya orang alim berjodoh dgn orang urakan
2023-01-20
1
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
ada Kawann ya pak Ismail nih
... pak subrata
2023-01-17
1