Kalah

Di tengah kesibukan yang melanda, peluh pun membanjir di tubuh Kaisar. Lelah sekali. 

Para gadis yang datang membeli mie ayam tampak saling senggol dan berbisik dengan wajah- wajah malu- malu. 

"Mas, biasanya yang jualan Pak Kades, ini kok Mas ganteng?" 

"Cakep ya? Enaknya di bawa pulang. Hi hii.. dikenalin ke emak sebagai calon mantu."

Mereka itu adalah para gadis yang tidak mendengar kasus Kaisar. Kalau saja mereka mengetahui kasus yang diderita Kaisar, pasti mereka akan berpikir dua kali untuk berkomentar seperti itu.

"Pak Kades sibuk!" ucap Kaisar tak mau banyak bicara. 

Setelah mengatakan itu, pandangan Kaisar tertuju ke gerobak sebelah, tak lain tempat Rama berjualan mie ayam. Pria itu tampak santai, duduk diam di kursi sambil mainan hp. Ada sedikit keringat membasuh pelipisnya. 

Mie kuning yang teronggok di gerobak terlihat tinggal sedikit. Tadinya mie itu tingkat ketinggian timbunannya sama dengan mie yang dijual oleh Kaisar, tapi sekarang hanya tinggal sedikit. Mungkin hanya tinggal tiga porsi lagi.

Kaisar menatap ke arah mie di gerobaknya yang masih agak banyak. Padahal ia sudah berjuang keras melayani pembeli yang berjubel, tapi ternyata masih kalah saing dengan Rama. 

Jarak gerobak mereka hanya sekitar tiga meter saja.  Hanya dengan melongokkan kepala, maka Kaisar sudah bisa melihat aktifitas Rama.

Saking sibuknya dengan urusan melayani pembeli, Kaisar sampai tidak sempat melirik kondisi keramaian pembeli di tempat Rama. Sedangkan Kaisar saja sejak tadi kewalahan melayani pembeli, lalu bagaimana dengan Rama yang sudah tinggal sedikit begitu?  Apakah dia tidak pontang- panting? 

Setidaknya Rama sudah terbiasa berjualan, sedangkan Kaisar baru belajar dan terlihat sangat kaku sekali karena kesulitan.

"Gimana? Enjoy? Kalau enjoy, setelah nikah sama Khanza, kau berjualan mie ayam saja. Nanti biar aku kasih tau resepnya. Resep khas ala Pak Kades," kata Rama yang kini sudah berdiri di sisi gerobak Kaisar.  

Rama adalah ketua pemuda.  Meski ia adalah anak kepala desa, tapi lebih suka nongkrong bersama dengan anak- anak muda atau yang lebih tepat disebut dengan preman komplek. Anehnya, Pak Kades entah tidak mau menegur putranya, entah sudah ditegur tapi bandel. Sehari- harinya, Rama lebih suka berkeliaran dan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat bersama dengan para preman komplek. Hanya saja, kegiatan yang mereka lakukan tidak meresahkan warga. Jadi tidak ada warga yang protes.

"Aku tidak berminat jualan," balas Kaisar dengan jujur. Ia terlihat lelah sekali. Lengannya mengusap keringat dengan sekali usap, tak peduli baju lengannya menjadi korban.

"Jualan itu halal. Tidak riba. Tidak mengganggu hidup orang. Juga tidak ada korupsinya. Ya sudahlah, terserah padamu saja. Tapi ngomong- ngomong kau terlihat sebagai pria baik, kenapa bisa meniduri Khanza?" Rama kemudian tergelak menatap wajah Kaisar yang tak bersahabat.

Iya, Kaisar kesal sekali setiap kali mengingat Khanza.  Gadis itu sudah membuat hidupnya menjadi penuh dengan drama.  Bahkan ini menyangkut masa depannya.  Mana mungkin ia merelakan masa depannya dihabiskan dengan wanita bar- bar sepertinya.  Dari segi tampilan, sikap dan perilaku, Khanza jelas jauh dari kriteria wanita idaman Kaisar.

Kaisar tidak mau menanggapi Rama, percuma menjelaskan.  Semua orang tidak akan mungkin mempercayainya.  

“Santai aja, bro!  Anak muda mah biasa dengan kasus begitu.  Hanya saja, kau sedang ketimpa apes,” celetuk Rama yang sudah kembali ke gerobaknya, melayani seorang ibu tua.

“Tolong jangan beropini seperti itu.  Aku tidak seburuk itu!” tegas Kaisar.

“Yaa… Walaupun kau lelah menjelaskan betapa tingginya kehormatanmu itu, tetap saja noda yang terlihat di mata semua orang.  Sudahlah, aku paham dengan masalahmu.  Cukup kau nikahi saja gadis keturunan keluarga terpandang itu.”  Rama mengayunkan alis sambil tersenyum lebar.

Kaisar sebenarnya tidak menyukai kata- kata Rama, yang berpendapat bahwa dirinya sudah menodai anak Pak Subrata.  Sebab faktanya tidak begitu.  Tapi Kaisar memiliki bukti apa untuk menjelaskannya?

Fokus mata Kaisar tertuju ke plastik yang ditenteng ibu tua yang beranjak dari gerobaknya Rama, plastik itu berisi tiga bungkus mie ayam.  

Kaisar menghela napas panjang, ia kalah.  Mie ayam milik Rama habis duluan.

Celakalah Kaisar!  Dia hanya memiliki waktu beberapa hari ke depan saja.  Seharian ini, waktu Kaisar terbuang sia- sia hanya untuk berjualan mie ayam.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Badardi Badardi76

Badardi Badardi76

terima ja khsisar, dari pada capek2 jualan utk pak kades

2023-02-24

2

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

lanjut baca

2023-01-20

2

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

😂😂😂😂😂😂👍👍👍👍👍👍👍😎😎😎

2023-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis di Kamarku
2 Kepergok
3 Kekayaan Tersembunyi
4 Sidang
5 Ada Main
6 Demi Nama Baik
7 Harus Menikah
8 Hukuman
9 Kalah
10 Hari Terakhir
11 Ketemuan Dengan Khanza
12 Galak
13 Berdebat
14 Kesepakatan
15 Sah
16 Digigit
17 Pengumuman Dari Kaisar
18 Seperti Terakwa
19 Tak Peduli
20 Berkabung
21 Di Kamar Khanza
22 Satu Kamar
23 Berpamitan
24 Besan
25 Membawa Pergi
26 Jimat
27 Keluyuran
28 Ikut Mandi?
29 Susah
30 Salah Wali
31 Frustasi
32 Racun
33 Menyesal
34 Kalah
35 Tolong
36 Disekap
37 Goresan Pisau
38 Sia-sia Belaka
39 Cukup Sudah
40 Pergi
41 Kembali
42 Deg- degan
43 Pesan
44 Angkuh
45 Kangen
46 Heran
47 Suamiku
48 Bos
49 Lemas
50 Pernyataan Buruk
51 Tak Mau Menjanda
52 Rumit
53 Pemaksaan
54 Luka Tak Berdarah
55 Notifikasi
56 Rela
57 Pisah
58 Kartu Undangan
59 Pertunangan
60 Terbongkar
61 Salah Paham
62 Hampa
63 Titip Kaisar
64 Perdebatan
65 Pergi
66 Teringat
67 Pulang
68 Kembali Seperti Dulu
69 Iri
70 Untuk Papa
71 Bukti
72 Syarat
73 Klarifikasi
74 Double K
75 Pembelaan
76 Penghakiman
77 Permintaan Subrata
78 Dimana Khanza
79 Club
80 Darah
81 Kamu Nanyea?
82 Minta Rujuk?
83 Menata Hati
84 Seharusnya Ungkapkan Cinta
85 5 Tahun
86 Mangsa
87 Jangan Lari
88 Mengejutkan
89 Masa Lalu
90 Hidayah Dadakan
91 Kejujuran Khanza
92 Plong
93 Calon Menantu
94 Pernikahan Sesungguhnya
95 Akad
96 Happy Weekend
97 Hangat
98 Santai
99 Pengajian
100 Ngambek
101 Pembunuh
102 Ditangkap
103 Panik
104 Suara Tidak Asing
105 Kembali
106 Perjuangan Terbesar
107 Suami Idaman
108 Tidur
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Gadis di Kamarku
2
Kepergok
3
Kekayaan Tersembunyi
4
Sidang
5
Ada Main
6
Demi Nama Baik
7
Harus Menikah
8
Hukuman
9
Kalah
10
Hari Terakhir
11
Ketemuan Dengan Khanza
12
Galak
13
Berdebat
14
Kesepakatan
15
Sah
16
Digigit
17
Pengumuman Dari Kaisar
18
Seperti Terakwa
19
Tak Peduli
20
Berkabung
21
Di Kamar Khanza
22
Satu Kamar
23
Berpamitan
24
Besan
25
Membawa Pergi
26
Jimat
27
Keluyuran
28
Ikut Mandi?
29
Susah
30
Salah Wali
31
Frustasi
32
Racun
33
Menyesal
34
Kalah
35
Tolong
36
Disekap
37
Goresan Pisau
38
Sia-sia Belaka
39
Cukup Sudah
40
Pergi
41
Kembali
42
Deg- degan
43
Pesan
44
Angkuh
45
Kangen
46
Heran
47
Suamiku
48
Bos
49
Lemas
50
Pernyataan Buruk
51
Tak Mau Menjanda
52
Rumit
53
Pemaksaan
54
Luka Tak Berdarah
55
Notifikasi
56
Rela
57
Pisah
58
Kartu Undangan
59
Pertunangan
60
Terbongkar
61
Salah Paham
62
Hampa
63
Titip Kaisar
64
Perdebatan
65
Pergi
66
Teringat
67
Pulang
68
Kembali Seperti Dulu
69
Iri
70
Untuk Papa
71
Bukti
72
Syarat
73
Klarifikasi
74
Double K
75
Pembelaan
76
Penghakiman
77
Permintaan Subrata
78
Dimana Khanza
79
Club
80
Darah
81
Kamu Nanyea?
82
Minta Rujuk?
83
Menata Hati
84
Seharusnya Ungkapkan Cinta
85
5 Tahun
86
Mangsa
87
Jangan Lari
88
Mengejutkan
89
Masa Lalu
90
Hidayah Dadakan
91
Kejujuran Khanza
92
Plong
93
Calon Menantu
94
Pernikahan Sesungguhnya
95
Akad
96
Happy Weekend
97
Hangat
98
Santai
99
Pengajian
100
Ngambek
101
Pembunuh
102
Ditangkap
103
Panik
104
Suara Tidak Asing
105
Kembali
106
Perjuangan Terbesar
107
Suami Idaman
108
Tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!