“Dari cerita kalian ini semuanya janggal. Yaa… kalau memang kalian saling suka, tidak perlu begini. Lagi pula, Kaisar pasti tahu bahwa hukum dalam agama jelas melarang hubungan seperti ini.” Pak Kades mengulas senyum, berharap lawan bicaranya tidak tersinggung.
“Ya, saya tahu, dan tidak mungkin saya melakukan hal- hal di luar batas kewajaran,” pungkas Kaisar geram. Ia kehilangan kepercayaan dari Pak Kades. Dan bagaimana pula pandangan seluruh warga terhadapnya? Apakah dia masih dinilai sebagai sosok yang pantas sebagai pengajar mengaji anak- anak? Dari situlah pencahariannya selama ini.
Kaisar sebenarnya tidak peduli dengan hilangnya mata pencahariannya, namun ia frustasi saat nama baiknya tercoreng. Akankah nama baiknya bisa kembali seperti semula? Semua ini gara- gara gadis ini. Dia pasti sedang menjebak. Atau jangan- jangan gadis liar ini sedang hamil dan mencari mangsa untuk menutupi aibnya?
Tangan Kaisar mengepal. Ingin meninju pipi gemil gadis yang fisiknya terlihat sempurna itu.
“Apa pun alasannya, kalian itu sudah kepergok dalam kamar berduaan dalam keadaan yang tidak lazim, si pria tidak berbaju dan si wanita tidur di kasur. Ini terjadi di kamar. Penjelasan kalian pun janggal sekali, jadi saya tidak bisa membela kalian. saya melihat gelagat buruk. Saya harus adil. Dan saya tidak bisa untuk menutup mata dan telinga. Setiap pemuda yang melanggar norma seperti ini, pasti harus diambil tindakan untuk menjaga martabat wilayah ini. Pilihannya hanya ada dua, kalian harus meninggalkan wilayah ini, atau menikah?” Nada bicara Pak Kades masih terlihat kalem, meski ada ketegasan di dalamnya.
Sontak Kaisar menghela napas kasar. Apakah mungkin memang lebih baik ia meninggalkan tempat itu? Kaisar sebenarnya sudah jatuh cinta dengan wilayah itu karena pemukimannya yang bersih, indah dan nyaman.
Bahkan orang- orangnya juga bersahabat, saling tolong menolong. Berbeda jauh dengan kondisi di rumah tempat tinggalnya bersama dengan kedua orang tuanya. Tingkat individualismenya tinggi sekali. Bahkan hampir tak mengenal sesama tetangga.
Kaisar juga sudah terlanjur mencintai anak- anak yang mengaji bersamanya. Mereka lucu- lucu dan menggemaskan. Apakah mungkin ia tidak akan merindukan anak- anak itu bila saja ia pergi meninggalkan komplek perumahan?
Ketika ia menoleh dan menatap wajah culas Khanza, niatnya untuk pergi semakin bulat.
Sudahlah, Kaisar berusaha tak peduli dengan semua pemikirannya tentang apa yang terjadi jika ia harus meninggalkan komplek itu. Ia lebih baik pergi dari pada harus memiliki istri bar- bar yang mengerikan seperti Khanza.
Diumpani wanita pilihan papanya saja Kaisar tidak mau, apa lagi wanita petakilan seperti Khanza? Jelas saja ia menolek mentah- mentah. Saat gadis itu diberi tahu bahwa surga istri ada di suami, pasti gadis itu akan langsung melotot. Huh, sama saja Kaisar hidup di neraka.
“Saya akan pergi, Pak!” Kaisar mengatakannya dengan penuh keyakinan.
“Meninggalkan cacat moral di komplek ini?” tanya Pak Kades.
Oh ya benar. Jika saja Kaisar pergi, sama saja ia meninggalkan cacat moral yang tentunya menyimpan jejak sejarah dalam hidupnya. Dan parahnya, kalau saja ada yang mencela dirinya melalui socsial media, tentang cacat moral seorang pemuda yang casingnya baik namun nyatanya busuk.
Kaisar bukanlah pria alim yang paham dengan segudang ilmu agama, tapi setidaknya dia manusia biasa yang sedang berusaha menjadi baik mengikuti petunjuk. Kaisar pun sedang belajar tentang bagaimana berjalan di muka bumi ini dengan baik.
Sejak awal tertimpa kasus ini, memang hanya satu yang ditakutkan oleh Kaisar, yaitu nama baiknya yang pastinya akan tercemar. Mendadak sekarang Kaisar sangat ingin menyelidiki kasus itu. Ia ingin tahu siapa yang bermain di dalam masalah ini, apakah hanya Khanza seorang yang menjebaknya? Atau memang ada dalang lain di balik masalah ini? Atau bahkan malah Khanza tidak terlibat dan dia juga merupakan korban?
Bila memang Kaisar adalah manusia baj*ngan, maka ia pasti tak akan peduli dengan tercemarnya nama baiknya. Tapi Kaisar adalah pria baik- baik, yang datang pun dengan cara baik, ia tak terima dijebak begini sehingga kehormatannya serasa runtuh.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆
lanjut baca
2023-01-20
6
Tiya Dxb
ih greget pisan sama yang mnjebak mereka
2023-01-18
1
renita gunawan
duh,kasian banget kaisar harus terjebak dalam dilema dua pilihan😢😢.harus menikah atau pergi meninggalkan tempat itu 😕😕.seperti buah simalakama.jika kaisar memilih menikah,itu sama saja dengan kaisar mengakui perbuatan yang difitnahkan kepadanya.tetapi jika kaisar memilih pergi meninggalkan tempat itu,berarti kaisar telah mencoreng nama baik desa itu.semoga kaisar bisa dengan bijak mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya ini
2023-01-15
3