"Ini pesanannya!" Salah seorang Pelayan menyuguhkan pesanan.
"Makasih!" Kaisar tersenyum sopan.
"Mbak, kalau boleh saran, diskusinya bolehlah ya tidak pakai pukul- pukul meja?" Pelayan berusaha menegur dengan ramah dan senyum simpul.
"Mendingan kamu diam dan urus piringmu di dapur sana dari pada aku vidioin kafe ini dan kasih ulasan serta komentar jelek di kafe yang memang tidak untuk direkomendasikan. Kalau viral karena tercemar dan dinilai jelek kan kalian juga yang rugi. Mau?" ancam Khanza kesal. "Pergi sana!"
"Walah Neng, saya kan cuma negur baik- baik." Pelayan kemudian berlalu pergi.
"Kita fokus ke masalah kita." Kaisar menimpali. Ia masih terlihat asik mengunyah kacang kulit. Ia sejak tadi berpikir keras, jika memang Khanza sengaja menyusup masuk ke kamarnya entah dengan cara apa, seharusnya Khanza menyetujui pernikahan itu. Ataukah ini hanya sebatas akting Khanza saja? Gadis itu pura- pura menolak pernikahan, padahal sebenarnya dia justru mengharapkan pernikahan itu. Jangan- jangan Khanza sedang hamil dan ingin mencari pertanggung jawaban untuk menutupi aib?
Tapi Khanza terlihat tidak sudi dan bahkan menolak keras untuk menikah dengan Kaisar. Apakah itu artinya Khanza juga tidak menyadari kejadian yang sebenarnya?
Otak Kaisar mendadak ngebul memikirkan hal itu.
"Baik, jika memang kau benar-benar tidak mengharapkan pernikahan ini, tentu kau bisa diajak bekerja sama untuk menggagalkan pernikahan kita." Kaisar berkata dengan tegas. Bibirnya yang merah seperti tomat itu bergerak santai.
"Cepat katakan apa yang harus aku lakukan? Jangan memberikan ide bodoh!"
Lagi- lagi gadis itu mengatakan kalimat menyebalkan. Etika di bawah rata- rata alias minus. Kaisar harus belajar mengantongi kesabaran setiap kali bersama dengan Khanza.
"Besok adalah hari pernikahan kita, Pak Kades sudah mempersiapkan semuanya. Jadi, kau harus temui pak kades dan katakan bahwa kau sudah memiliki wali hakim pilihan keluargamu. Intinya kau harus menolak wali hakim yang dihadirkan oleh pak kades,” jelas Kaisar mendominasi.
Khanza tampak berpikir, belum mengerti arah pembicaraan Kaisar. Ia menunggu penjelasan berikutnya.
“Aku yang akan mencari wali hakim untuk pernikahan kita, tugasmu hanyalah menolak wali hakim yang dihadirkan Pak Kades,” imbuh Kaisar.
“Apa bedanya wali hakim yang dihadirkan pak kades dengan wali hakim yang kamu cari? Sama- sama wali, dan mereka bakalan menikahkan kita. Ujung- ujungnya kita akan tetap menikah.” Khanza melipat tangan di dada dengan gerakan sarkas.
“Ganda dan Beno yang akan mencarikan wali hakim palsu untuk kita. Dia bukan wali hakim yang sesungguhnya. Kamu tentu tahu apa artinya saat wali nikah yang dihadirkan palsu kan?” Kaisar menjeda kata- katanya untuk mengawasi ekspresi wajah Khanza yang ternyata terlihat datar dan seakan tidak memahami maksud perkataan Kaisar. “Jika perkawinan dilaksanakan oleh wali yang tidak berhak, maka perkawinan tersebut sama dengan tidak sah disebabkan adanya cacat dalam rukun dan syarat perkawinan menurut agama kita dan peraturan perundang- undangan.”
“Okey. Kupikir kamu itu bodoh, ternyata lumayan juga.”
Bisakah gadis ini berhenti bicara? Kata- katanya adalah sumber petaka bagi Kaisar.
“Baik, idemu aku terima,” kata Khanza dengan datar.
“Rencana ini pasti tidak akan berhasil hanya jika kau sangat ngebet ingin dinikahi olehku.”
Muka Khanza langsung ditekuk dengan sorot mata tajam, punggungnya tegak.
“Kau tentu akan sengaja menggagalkan rencanaku ini jika memang ingin dinikahi olehku, benar begitu kan?” Senyum miring tercetak jelas di wajah tampan Kaisar. Andai saja yang menatapnya adalah gadis yang tak bermasalah seperti Khanza, pasti dia akan terkesima dengan sneyuman itu. Level ketampanan Kaisar naik seratus persen saat tersenyum begini.
Sayangnya Khanza sudah tidak tertarik pada Kaisar sejak awal. Masalah mereka terlalu rumit sehingga mempersulit batinnya untuk mengakui segala kelebihan sosok Kaisar.
“Mimpi! Hidupku pasti akan menjijikkan saat harus menghabiskan waktu bersmaamu.” Khanza menyeletuk muak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Imas Ratnasari
Khanza benar-benar wanita bar- bar.. mulut dan sikapnya menunjukkan wanita yg tdk punya etika.. kasihan... 😫😫
2024-01-30
1
𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆
khanza mulut mu harimau mu..
2023-01-20
3
Muhammad Iqbal
bon cabe yg dimakan beserta daunnya
2023-01-20
1