Berdiri di samping Wulan dengan kedua tangan menyilang di dada sembari memperhatikan istrinya itu melakukan ritual nya setelah mandi. Wulan masih berkutat didepan meja rias memoles wajahnya dengan riasan tipis.
Hal seperti ini saja sudah mampu membuat Danar melambung tinggi. Tak pernah terbayang sebelum nya jika wanita yang pernah membuat kesepakatan dengan nya sebelum hari pernikahan, kini telah merebut seluruh isi hati nya tanpa sisa. Bahkan Danar seolah lupa jika ada hati yang pernah ia sakiti sebelum memulai hubungan nya dengan Wulan.
Danar terus menatap istrinya dari pantulan cermin. Wajah yang teduh seperti tanpa beban. Hidung mancung, bulu mata lentik dan bibir ranum itu menyatu dengan sempurna pada tubuh istrinya. Dan jangan lupakan senyum nya yang menawan.
Ketika Wulan menoleh dan tersenyum pada nya, jantung Danar tiba-tiba saja berdetak dengan kencang. Apalagi melihat handuk yang melilit di tubuh istrinya sedikit melorot sehingga menampakkan belahan dad@. Ah, jika saja perut nya tidak lapar dan pagi ini ia juga harus ke cafe, Danar akan kembali membuat istrinya itu kelelahan di atas tempat tidur.
"Sudah selesai?" Tanya Danar kemudian.
Wulan mengangguk sebagai jawabannya.
"Pakai baju cepat, terus kita sarapan." Titah Danar.
Wulan kembali mengangguk kemudian beranjak menuju lemari pakaian.
Karena ia sudah tak bekerja lagi, maka hanya pakaian ala rumahan yang kini melekat di tubuh nya. Namun, itu tak membuat kecantikannya sirna dimata Danar.
Malah Wulan semakin terlihat cantik dimata suaminya ketika tubuh nya terbalut daster.
"Cantik banget sih, makin cinta deh." Puji Danar, ketika Wulan selesai mengenakan daster kesukaannya.
Namun, kalimat itu tak serta merta membuat Wulan terhanyut. Karena hingga saat ini ada sedikit rasa takut yang hinggap dihatinya. Bagaimana tidak, Dinda saja yang sangat dicintai Danar masih sanggup untuk ditinggalkan. Bagaimana dirinya yang masih sangat baru bertahta di hati Danar.
Jika bertanya tentang perasaannya pada Danar? Siapa yang tak akan terbuai dengan kehangatan laki-laki itu. Sikap Danar, semua perhatian dan sangat memanjakan dirinya, telah membuat nama seseorang yang pernah bertahta dihatinya kini telah tergantikan dengan nama suaminya ini.
"Jangan sering memujiku dan mengungkapkan kata cinta, Aku takut nanti Kamu akan bosan sendiri."
Danar langsung mencubit kedua pipi istrinya itu dengan gemas. "Tidak ada sebab yang akan membuat Aku bosan karena Aku sendiri yang sudah memilih jalan ini. Buang semua hal buruk yang bersemayam di pikiranmu karena itu hanya akan membuatmu goyah dan membuat hubungan kita renggang. Jangan biarkan dirimu terperdaya dari kekhawatiran masa lalu."
Senyum yang sempat sirna kembali menghiasi wajah cantik Wulan. Setiap kalimat yang terucap dari bibir suaminya selalu mampu meneduhkan hatinya yang terkadang gamang.
"Makan yuk, laper banget nih."
Wulan mengangguk dengan antusias, kemudian melingkarkan tangannya di lengan suaminya.
Saat berada di ruang makan, Wulan mengendus aroma nasi goreng yang entah kenapa hari ini terasa berbeda di indera penciumannya, padahal Danar sudah sering membuat nasi goreng untuknya.
"Kamu ganti resepnya ya, kok aromanya beda sih?"
Danar pun mendekatkan hidungnya pada sepiring nasi goreng itu.
"Enggak kok, Aku gak ganti resep dan aromanya juga sama seperti yang sering Aku buat."
"Masa sih?" Wulan sangat yakin dengan indra penciumannya, aroma nasi goreng ini berbeda dengan yang sering dibuat Danar sebelumnya.
"Coba deh cicipi."
Wulan pun duduk kemudian menarik sepiring nasi goreng itu kehadapan nya. Dengan agak ragu Wulan menyendok kan nasi goreng itu menyuapi mulutnya.
Beberapa detik Wulan mencecap rasa nasi goreng yang kini menari di lidahnya, dan beberapa saat kemudian ia langsung mengambil tisu memuntahkan nasi goreng itu.
"Gak enak! Rasanya gak sama!" Ucap Wulan spontan.
Danar sedikit terkejut karena ia membuat nasi goreng itu sama seperti sebelumnya. Karena penasaran ia pun ikut mencicipi.
"Wah bermasalah nih lidahmu, enak gini kok rasanya sama kayak yang sering Aku buat."
"Tapi Aku makannya gak enak, udah jelas aromanya juga beda." Wulan tetap kekeuh dengan apa yang ia rasakan.
"Ya udah, Aku buatin yang baru deh."
"Gak usah, mendadak selera makan Aku hilang. Aku mau tidur aja, Kamu berangkat sana ke Cafe nanti kesiangan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Dinda Ainun
Sepertinya Wulan udh hamil nih... Mulai ada tanda hormon yg berubah...
Wulan masih agak ragu ternyata, yakinlah Wulan, ikatan pernikahan yg halal tdk mudah goyah spt hubungan diluar pernikahan...
2023-01-14
0
Nany Setyarsi
nah si Wulan hamil itu
2023-01-14
1