#6. SETIDAKNYA KITA MAU MENCOBA

Sementara Wulan masih sibuk memilih beberapa bahan-bahan dapur, di luar Danar tengah berusaha menenangkan Dinda yang sudah menangis sesenggukan dengan terus menyalahkan Wulan atas tindakan Danar yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

"Aku mohon mengertilah, Dinda. Jangan menyalahkan Wulan atas tindakanku karena Aku sendiri yang menginginkan perpisahan kita terjadi. Coba Kamu pikir? Sampai kapan kita akan terus berhubungan sementara Kamu tahu Aku tidak mungkin menceraikan Wulan ataupun menjadikanmu yang kedua di antara Aku dan Wulan. Wulan pasti akan menerima Kamu tapi tidak dengan orang tuaku, Aku juda tidak ingin mengecewakan mereka dengan menikah lagi."

Air mata Dinda semakin deras mengaliri kedua pipinya mendengar penuturan Danar. Masih segar di ingatannya saat itu ia dan Danar sudah merencanakan pernikahan mereka namun, Danar kembali menemuinya dengan membawa kabar pernikahannya dengan wanita lain.

Dulu, Dinda sudah pernah ingin mundur dari harapannya untuk bisa bersama Danar, tetapi Danar berusaha meyakinkan nya jika pernikahannya dengan Wulan hanyalah sebatas di atas kertas, dan tidak akan menggunakan perasaan apa pun di dalamnya. Namun, janji yang di berikan Danar nyatanya hanyalah cerita belaka dan pada akhirnya Danar lebih memilih pernikahannya yang membuatnya merasa lebih sakit dari pada saat Danar menikahi Wulan.

Dinda pun mengusap air mata nya dan mengukir senyum terpaksa di wajahnya.

"Seandainya sejak dulu Kamu mengakhiri hubungan kita pasti rasanya tidak akan sesakit ini. Kenapa baru sekarang Kamu baru sadar jika apa yang kita jalani itu adalah kesalahan? Tapi sudahlah, tidak ada lagi yang bisa Aku harapkan. Kamu benar, lebih baik kita mengakhiri hubungan tanpa penghujung ini."

Dinda tersenyum kecut, dalam hati menertawai penantiannya yang dibalas dengan kesia-siaan.

"Maaf, Dinda." Hanya kata itu yang mampu terucap dari bibir Danar, ingin sekali ia merengkuh wanita yang dicintainya itu mengusap air matanya namun, keputusan yang sudah ia buat menolak dirinya untuk melakukan itu. Membuat Danar hanya bisa berdiri mematung dengan kedua tangan mengepal, ia merasa telah menjadi lelaki pecundang telah membuat seorang wanita menangis.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, Dinda berbalik meninggalkan Danar dan mengurungkan niatnya yang tadinya ingin berbelanja. Dengan langkah gontai Dinda berjalan menuju di mana motor nya terparkir.

Begitu berat merestui orang yang kita cintai untuk bersanding dengan orang lain. Karena cinta adalah sesuatu yang sangat indah walau kadang berurai air mata. Dan Dinda menyadari satu fakta, bawah cinta tak selalu harus memiliki. Terkadang melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain itu sudah lebih dari cukup meskipun itu sangat menyakitkan.

Danar masih berdiri di tempatnya dengan menatap motor yang dikendarai Dinda yang sudah perlahan menjauh. Sakit memang harus berpisah dengan orang yang dicintai namun, Danar yakin apa yang ia putuskan adalah yang terbaik untuknya maupun untuk Dinda.

Setelah motor Dinda sudah tak terlihat lagi, Danar pun berbalik untuk masuk kembali kedalam mini market namun, ia terkejut karena ternyata Wulan sudah berdiri di belakangnya.

Sontak Danar langsung mengusap sudut matanya yang berair.

"Kenapa Dinda pergi?" Tanya Wulan.

Beberapa saat lalu setelah membayar barang belanjaannya, Wulan pun keluar dari minimarket dan tatapan nya langsung tertuju pada Danar dan Dinda namun, ia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan tetapi Wulan melihat dengan jelas Dinda menangis dan tak lama Dinda pun pergi.

"Karena memang sudah seharusnya Dia pergi dari kehidupanku." Jawab Danar dengan mengulas senyum.

"Maksudnya?" Tanya Wulan lagi yang seolah tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Danar barusan.

"Bukankah tadi malam Aku sudah mengatakan jika Aku sudah memutuskan hubunganku dengan Dinda. Dan tadi Aku memberinya pengertian agar bisa menerima kenyataan jika kami memang tidak di takdirkan untuk bersama." Jawab Danar.

Wulan menghela nafasnya, ternyata Danar tidak berbohong soal memutuskan hubungannya dengan Dinda. Sesama wanita ia mengerti apa yang dirasakan oleh Dinda saat ini.

"Tapi Danar, bagaimana dengan Dinda? Pasti dia sangat sakit hati, seharusnya Kamu tidak melakukan itu padanya."

"Jika bukan sekarang kapan lagi, Wulan? Aku tidak ingin terlalu jauh dan pada akhirnya akan sama saja dan malah akan memberikan kesakitan yang lebih sakit daripada sekarang. Karena Aku tidak bisa menceraikan Mu dan tidak bisa juga menjadikan Dinda Istri kedua Ku. Dan Dinda hanya akan membuang-buang waktunya jika masih terus berhubungan denganku begitupun Aku juga akan menjadi Laki-laki paling brengsek karena telah mempermainkan hubungan yang suci."

"Seharusnya Kau tidak bertindak secepat ini, Danar. Jika alasannya karena ingin membina rumah tangga kita, Aku takut Kau akan kecewa dan menyesal karena belum tentu Aku bisa. Aku memang akan mencobanya tapi proses nya akan lama."

Danar mengulas senyum, kedua tangannya terulur meraih kedua tangan Wulan dan membawanya kedalam genggamannya.

"Berproses lambat belum tentu gagal. Tergesa-gesa juga tidak menjanjikan berhasil. Yang terpenting kita jangan berhenti, tekuni saja. Sebab jika menunggu sempurna dulu baru mulai, sampai kapanpun kita tidak akan memulai. Sambil jalan, sambil belajar, meskipun jatuhnya akan lebih banyak setidaknya kita mau mencoba dan selangkah lebih baik dibandingkan sebelumnya."

Wulan hanya menanggapinya dengan anggukan pelan. Rasanya masih ragu, tetapi apa salahnya mencoba. Hanya saja ia memikirkan Dinda yang pasti sangat kecewa dan sakit hati atas tindakan Danar. Namun, itu semua sudah menjadi keputusan Danar yang tidak bisa ia ganggu gugat.

"Sekarang ayo kita lanjutkan berbelanja nya." Ajak Danar.

"Sudah, semuanya sudah Aku beli." Ujar Wulan sambil menunjuk kearah dua kantong belanjaan yang ia letakkan didepan minimarket.

Danar tercengang, melihat ukuran kantong belanjaan sebesar itu pasti tidak sedikit harganya dan membuat nya tercengang adalah karena Wulan yang membayarnya buka dirinya sebagai suami.

"Wulan, kenapa tidak menunggu Aku dulu. Tapi ya sudahlah, berapa semua total belanjanya?" Tanya Danar sambil merogoh saku celananya mengambil dompet.

"Aku sudah membayarnya Danar, untuk apa Kau mengeluarkan dompetmu?"

"Seharusnya Aku yang membayar, karena Aku adalah Suamimu. Apa pun kebutuhan kita dan kebutuhan rumah apalagi dapur itu semua sudah menjadi tanggung jawabku. Mana nota belanjanya?" Danar mengulurkan tangannya meminta total belanjaan pada Wulan.

"Jangan terlalu membebani dirimu, Danar. Aku punya uang sendiri kok."

Danar menghela nafas panjang, tanpa ingin mendengar ucapan Wulan lagi ia langsung menarik tas Wulan seperti jambret dan langsung menggeledah nya mencari nota belanja Wulan.

Danar tersenyum melihat total belanjaannya yang tidak sedikit. Lihatlah selama ini sudah lalai akan kewajibannya sebagai suami. Danar pun langsung membuka dompetnya mengambil uang sejumlah yang ada di nota belanja itu lalu memberikannya pada Wulan. Kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar uang lagi dan memberikan lagi pada Wulan.

"Itu untuk mengganti uang mu, dan ini Kau simpan untuk membeli keperluan mu sendiri."

"Tidak usah, Danar. Aku punya uang sendiri."

"Simpan saja uangmu. Mulai dari sekarang apa pun kebutuhan mu adalah tanggung jawabku." Ucap Danar sambil tersenyum, lalu melangkah menuju dimana kantong belanjaannya berada.

"Ayo kita pulang." Ajak Danar setelah menenteng dua kantong belanjaannya.

Terpopuler

Comments

Dinda Ainun

Dinda Ainun

Wulan mgkn mau mencoba ya... Tp Erick spt nya bkln jd batu sandungan... Gk mau melepas Wulan bgtu saja.

2023-01-05

1

Nany Setyarsi

Nany Setyarsi

nah kalo gini kan enak udah clear sama Dinda,
meskipun sakit,tp emang harus di hentikan hubungan terlarang.
belajar lah jadi suami yg baik,penyayang ,perhatian ,dan penuh tanggungjawab supaya Wulan bisa menerima mu dg cinta

2023-01-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!