#16. BENIHMU KADALUARSA

Cinta adalah wadah yang berisi petualangan dan komitmen, dan menawarkan salah satu kemewahan besar dalam hidup, yaitu: waktu. Pernikahan bukanlah akhir romansa, melainkan adalah awal untuk memulai segalanya.

Ketika pasangan suami istri saling memberi segalanya, itu menjadi pertukaran yang seimbang. masing-masing akan memenangkan semuanya karena dalam berumah tangga, tidak ada yang lebih kuat ataupun yang lebih lemah. Suami istri harus menjadi pasangan yang saling memberi energi dan kekuatan. Karena sekuat-kuatnya seorang suami, ia butuh istrinya sebagai pelipur lara ketika lemah. Dan sekuat-kuatnya seorang istri, ia tetap butuh suaminya sebagai sandaran ketika lelah.

Nasihat pernikahannya itulah yang menjadi dorongan bagi Wulan dan Danar untuk menjalani kehidupan berumah tangga yang lebih baik. Hingga tiga bulan pun berlalu, keduanya semakin dekat bahkan sudah terbiasa satu sama lainnya. Hubungan keduanya sudah semakin jauh, benar-benar sudah menjalani rumah tangga yang sesungguhnya.

"Sayang, terima kasih ya."

Untuk yang kesekian kalinya, kalimat itu Danar ucapkan bersama kecupan yang ia daratkan secara bertubi-tubi ke wajah Wulan, usai istrinya itu memberikan haknya sebagai suami.

"Sekali lagi ya," pintanya diiringi kedipan mata.

Dan yang membuat Wulan serasa ingin pingsan, beginilah Danar yang tak pernah puas dengan hanya satu kali bercinta. Hingga Wulan terpaksa harus berhenti bekerja karena sering bangun kesiangan akibat ulah Danar yang selalu membuatnya kelelahan di malam hari.

"Ya ampun Danar, badanku rasanya sudah tidak bertenaga tapi Kamu masih mau?"

Wulan kadang berpikir, entah terbuat dari apa tenaga suaminya ini. Atau ibunya Danar mengidam apa sehingga anaknya kuat begitu di atas ranjang. Kuat mencapai puncak hingga beberapa kali di setiap sesi percintaan nya.

"Aku janji ini yang terakhir untuk hari ini dan tidak akan lama kok sebentar saja."

Wulan menghela nafasnya dengan berat karena kenyataannya kata sebentar itu hanyalah omongan belaka sang suami untuk merayu. Namun, Wulan juga tidak ingin menjadi istri durhaka karena menolak permintaan sang suami dan pada akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah yang membuat Danar langsung beraksi.

Namun, bagaimana pun lelah ditubuhnya, nyatanya Wulan tak bisa menolak sentuhan sang suami yang selalu berhasil membuatnya serasa terbang ke angkasa.

"Setelah ini Kamu masak sendiri, badanku lemas mau tidur lagi."

Dan inilah resiko yang harus diterima Danar, memasak sendiri usai membuat istrinya kelelahan di atas ranjang hingga pagi menjelang.

Permainan pagi ini diakhiri Danar dengan kecupan singkat di kening istrinya sembari mengusap peluh yang sudah membasahi wajah Wulan.

"Tidur lah, setelah Kamu bangun makanan akan sudah siap."

"Hem," Wulan hanya menjawabnya dengan deheman lalu memejamkan mata.

Sebelum turun dari ranjang, kebiasaan Danar selalu mengusap perut Wulan berharap benihnya akan segera tumbuh di rahim istrinya.

"Kalau sering-sering bercocok tanam nya, Aku khawatir benihmu tidak akan tumbuh karena kadaluarsa." Ucap Wulan dengan lirih ketika merasakan tangan Danar yang mengusap perutnya.

Danar terkekeh lalu dengan gerakan pelan turun dari atas tempat tidur.

Danar segera membersihkan diri, setelah itu ia bergegas menuju dapur memasak makanan untuknya dan Wulan. Perutnya juga sedari tadi sudah keroncongan, aktivitas di atas ranjang cukup menguras tenaga dan sekarang ia harus mengganti tenaga yang hilang dengan mengisi perut.

Beberapa saat berkutat dengan peralatan memasak di dapur, dua porsi nasi goreng pun telah siap dan sudah tersaji di meja makan. Sekarang saatnya Danar membangunkan istrinya untuk mengisi perut.

"Makanan sudah jadi, ayo bangun." Bisik Danar ditelinga istrinya.

Wulan menggeliat dan perlahan membuka mata.

"Aku mau mandi dulu." Ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur.

"Ayo Aku bantu mandi."

Mendengar tawaran suaminya, dengan cepat Wulan bangkit dari pembaringan dan menatap sang suami dengan menyelidik.

"Gak usah! Nanti minta jatah lagi di kamar mandi."

Wulan menarik selimut menutupi tubuhnya yang polos, kemudian ia segera menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Wulan menggeleng-geleng kepala melihat pantulan dirinya di cermin. Tanda memerah di sekujur tubuhnya semakin bertambah banyak akibat ulah suaminya. Dan inilah salah satu alasan Wulan berhenti bekerja, ia gerah jika harus selalu menutupi lehernya dengan selendang.

Di dalam kamar, Danar duduk di sisi ranjang sambil menunggu istrinya selesai mandi.

Dentingan terdengar di ponselnya, menandakan ada pesan masuk.

Dua bulan terakhir ia rajin berbalas pesan dengan seseorang yang katanya merantau mencari peruntungan di luar kota.

Terpopuler

Comments

Dinda Ainun

Dinda Ainun

Kak, kok udh jauh aja progressnya..udh smp ranjang aja nih... 🤭
Kirain teh akan ada sweet momen malu malu dlu gtu... First kiss gtu contohnya... 🤭

2023-01-13

1

Nany Setyarsi

Nany Setyarsi

semoga cepet hamil Wulan,
biar tambah erat hubungan rumah tangga semakin harmonis .
nah siapa tuh yg LG chat sama Danar,
Dinda kah?

2023-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!