"Reena," ucap Daisy berharap Shereena bisa mengenali dirinya.
Shereena masih terpaku di depan wanita yang sedang memanggilnya. Meskipun lama tak bertemu, tetapi Mommy-nya masih bisa mengenali dirinya.
Karena Daisy sudah yakin jika yang berada di depannya saat ini adalah putrinya, ia segera memeluk tubuh Shereena dengan erat, sambil menumpahkan air matanya.
"Aku yakin jika kamu adalah Shereena, anakku? Apakah kamu masih marah kepada Mommy, Nak?" isak Shereena.
Mata Shereena tak bisa membendung air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya. Sambil terisak, ia pun membalas pelukan dari Mommy-nya.
"Mommy, Aku merindukan Mommy."
🌸🌸
Mata Daisy terus memanas ketika Shereena mengajak Mommy-nya melihat bocah kecil yang sedang bermain bersama dengan Arga. Meskipun bibirnya bisa tersenyum, tetapi hatinya terasa berdenyut. Ingin sekali rasanya Daisy mendekat untuk memeluk cucunya, tetapi ia tidak memiliki nyali. Terlebih saat ini jika Daisy datang bersama dengan suaminya. Namun karena merasa bosan, akhirnya Daisy untuk ke lantai tempat permainan permainan.
"Apakah Mommy tidak ingin menyapa cucu Mommy?" tanya Shereena pada Mommy-nya.
Kepala Daisy menggeleng dengan pelan. "Maafkan Mommy, Reen. Bukan Mommy tidak ingin memeluknya. Mommy hanya tidak ingin menimbulkan kekacauan, karena sampai saat ini Momy belum bisa meluluhkan hati Daddy. Maafkan Mommy, Sayang." Daisy kembali menangis saat ia merasa gagal menjadi seorang ibu. Bahkan sudah 6 tahun lamanya, dirinya belum bisa melunakkan hati sang suami untuk merestui hubungan Shereena dengan Arga.
"Reena mengerti, Momm." Shereena mende.sah pelan dengan rasa sedikit kecewa.
"Kamu jangan kecewa, Sayang. Di tempat ini tidak aman untuk memeluk cucu Mommy, karena disini ada pasang mata yang sedang memantau Mommy. Mommy berjanji akan mencari waktu yang tepat untuk memeluknya. Kasih tahu Mommy, sekarang kamu tinggal dimana, Sayang?"
"Saat ini Reena tinggal di apartemen milik Naomi, Momm."
"Besok Mommy akan datang kesana. Menjauhlah sedikit dari Mommy, Reen dan Pakaiah kacamata ini! Mereka sudah datang." Daisy segera menyerahkan kacamata hitam kepada Shereena saat melihat dua pengawal telah terlihat.
Shereena hanya patuh dengan ucapan Mommy-nya. Ia pun segera memakai kacamata dari Mommy-nya. Tak lama dua orang yang bertubuh kekar langsung menghampiri Daisy.
"Nyonya, Tuan sudah menunggu Anda. Mari turun!" ajak salah seorang diantaranya.
Daisy hanya mengangguk pelan untuk mengikuti langkah dua pengawalnya turun ke lantai bawah. Namun, dalam langkahnya Daisy menjatuhkan sesuatu dari dalam tasnya. Berharap Shereena tahu dan mengambilnya.
"Astaga ... hidup macam apa ini? Apakah Daddy bener-bener tidak bisa memaafkan kesalahanku?" rutuk Shereena. Bahkan ia melihat jika Mommy juga sedang menjaga jarak dengannya karena takut akan suaminya.
"Apa yang sedang dijatuhkan oleh Mommy?" gumam Shereena yang kemudian mengambil kertas kecil yang ternyata adalah kartu nama Mommy.
"Mommy, aku tahu ini sangat berat untukmu yang harus memilih anak atau suami."
Shereena hanya bisa menatap bayangan Mommy yang sudah tak terlihat lagi. Tubuh seketika membeku. Enam tahun tak bertemu, bukannya merasakan kerinduan yang mendalam, tapi malah merasa hubungan dengan Mommy-nya terlihat merenggang.
"Reen, kamu ngapain berdiri di sini?" Tiba-tiba suara Arga mengagetkan Shereena yang masih melamun.
Eh, Kak Arga. Ada apa, apakah sudah selesai bermainnya?" tanya Shereena dengan gugup.
"Udah, Momm. Mommy ngapain disini? Itu kacamata siapa?" tanya Arshen yang melihat Shereena memegang kacamata milik Mommy-nya.
"Ah, ini. Mommy juga tidak tahu kacamata punya siapa. Mommy hanya menemukan di toilet tadi," kilah Shereena.
"Apakah Mommy sedangmenginginkan kacamata? Jika Mommy memang sedang menginginkan kacamata bilang saja sama Daddy. Dia banyak uangnya, masa gak bisa belikan Mommy kacamata?" celetuk Arshen sambil menatap kearah Arga.
"Apakah kamu mengira jika aku tidak mampu untuk membelikan sebuah kacamata? Bahkan untuk membeli Mall ini aku sanggup," ujar Arga pada curutnya.
"Waow ... benarkah? Jika begitu Arshen mau dibelikan Mall ini agar bisa puas bermain disini."
"Siapa takut. Tapi dengan catatan kamu jadi bintang terkenal terlebih dahulu. Selain uang yang kamu dapat, Daddy juga dapat komisi tebal. Bagaimana?"
Seketika Arshen hanya menatap sengit kearah Daddy-nya yang ternyata lebih perhitungan.
"Sudahlah! Kalian berdua hanya membuatku sakit kepala! Ayo pulang!" sentak Shereena dengan kesal.
🌸🌸
Sesuai dengan keinginan Arga, saat ini Shereena telah menempati apartemennya. Memang sudah sepantasnya apartemen itu ditempati oleh Shereena, daripada Shereena menumpang di apartemen sahabatnya.
Meskipun baru beberapa hari Shereena tinggal bersama dengan Naomi, tetapi saat Shereena akan pindah ke apartemen milik Arga rasanya sangat berat. Terlebih semenjak kedatangan Shereena kamar apartemen Naomi terlihat lebih bersih dan rapi. Apa jadinya saat tak ada Shereena di apartemennya. Sudah pasti jika apartemen akan kembali seperti semula.
"Kok aku gak rela ya kami pindah ke apartemen pak Arga?" Kata Naomi sebelum Shereena pergi.
"Udah deh nggak usah lebay. Toh apartemen itu juga nggak jauh dari apartemen ini. Lima menit juga sampai. Kita masih bisa kok ketemuan setiap hari," ujar Shereena.
"Iya, sih. Ya udah kamu hati-hati, ya. Semoga kamu betah di sana."
Setelah berpelukan dengan Naomi, Shereena langsung menarik kopernya untuk keluar dari kamar apartemen sahabatnya. Namun, sesampainya di luar Arga langsung mengambil alih koper yang sedang ditarik oleh Shereena.
"Astaga ... so sweet banget, sih pak Arga sama Shereena. Semoga aja dijauhkan dari perang ketiga, karena pasti akan ada hati yang tidak terima dengan hubungan mereka. Reen, aku tahu kamu wanita yang kuat. Aku harap kedepannya kamu bisa mengatasi masalah yang akan datang. Aku tidak bisa menjamin jika Nona Alexa akan terima dengan hubungan kalian, secara dia sudah di gantung selama enam tahun. Ibarat lumut udah kering." Naomi tertawa kecil sambil menutup pintu apartemennya. Malam ini Naomi akan kembali tidur sendirian.
"Sepi juga ya gak ada Arshen?"
...
"Kak, kok perasaanku gak enak, ya? Kayak ada yang ngikutin kita, deh," kata Shereena merasa jika ada seseorang yang sedang mengikuti langkah mereka.
"Itu hanya perasaanmu, aja."
"Tapi beneran, Kak."
"Aku tahu kekhawatiranmu. Kamu tenang saja, selagi ada aku, kamu akan aman."
Shereena hanya mengangguk pelan untuk segera menuju ke parkiran, karena saat ini mereka meninggalkan Arshen yang sedang tidur di dalam mobil. Meskipun Arga meninggalkan Arshen didalam mobil bukan berati ia meninggalkannya begitu saja. Arga telah memanggil Janu hanya untuk menunggu mobilnya dan menemani Arshen di dalam mobil.
"Reen, aku tahu setelah ini pasti banyak masalah yang akan datang menghampiri kita. Berjanjilah padaku apapun yang terjadi kepada hubungan kita tetaplah berada di sisiku. Aku akan berusaha mempertahankan cinta kita demi Arshen. Apapun yang terjadi jangan pernah kamu pergi lagi, mengerti?!" Arga memberikan peringatan kepada Shereena agar tidak meninggalkannya lagi.
"Iya, aku berjanji akan selalu berada disamping Kak Arga hingga menua bersama seperti janji kita," balas Shereena dengan senyum yang melebar.
...🌸🌸...
...BERSAMBUNG...
Yang mau baca cerita tentang Daddy Excel dan Mommy Daisy kalian boleh baca ceritanya dengan judul Jerat Hasrat Sang CEO biar tahu siapa Daddy Excel ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Erni Handayani
Inget seren... Apapun yang terjadi selalu percaya arga... Karena sebentar lagi akan ada badai dan sunami😅
2023-01-09
2
Arif Muzakki
sweet banget sih Arga,emang omongan nom2 ada benarnya juga gk mungkin kan si Alexa mau terima di putusin begitu aja ma Arga secara dia sudah nunggu 6 THN lho,jd siapkan hatimu sherena untuk menghadapi Alexa 🤭😂
2023-01-09
1