Hidden Baby 2 | Bab 15

Meskipun ada rasa bahagia karena telah bertemu dengan Daddy-nya, tetapi ada rasa tidak puas dalam diri Arshen saat mengetahui ternyata Arga adalah Daddy-nya. Padahal Arshen sudah bisa menyusun rencana untuk menemukan Daddy-nya dengan caranya sendiri. Namun, belum sempat berjuang Daddy-nya sudah lebih dahulu muncul dihadapannya. Dan yang lebih membuatnya kesal adalah saat Daddy-nya adalah orang yang sudah pernah bertemu dengannya. Jika seperti ini tak akan ada kejutan ataupun surprise untuknya.

Melihat Arshen hanya diam tanpa sepatah membuat Shereena tahu jika saat ini anaknya sedang merasa kesal.

"Apakah Arshen tidak merasa bahagia setelah bertemu dengan Daddy? Apakah tidak ingin memeluk Daddy?" tanya Shereena setelah sampai di apartemen milik Naomi.

"Arshen bahagia, tapi Arshen masih kecewa. Mengapa harus dia Daddy-nya Arshen?"

"Ya mau gimana lagi, Sayang. Mommy buatnya sama dia," jelas Shereena.

"Sudahlah Reen, biarkan dulu Arshen kecewa. Wajar saja jika saat ini Arshen kecewa karena mengetahui Daddy-nya terlalu tampan. Dia hanya takut kalah bersaing dengan Daddy-nya," celetuk Arga.

Bibir Arshen langsung mengerucut. "Kenapa harus sama dia, Momm?" protes Arshen.

"Karena dulu Mommy sayang sama dia."

"Sudahlah, kalau memang Arshen tak mau memiliki Daddy seperti ini, Daddy pergi saja. Reen, carilah Daddy yang sesuai keinginan Arshen," ucap Arga yang kemudian beranjak untuk pergi.

"Tapi Kak—" cegah Shereena.

Tak ada jawaban dari Arga. Hanya satu kedipan mata dilayangkan kearah Shereena sebagai jawab jika saat ini dirinya sedang menguji Arshen.

Mengerti jika Arga sedang menaikkan peran, Shereena pun mengikuti drama apa yang sedang dimainkan oleh Arga.

"Baiklah. Aku akan mencari Daddy yang sesuai dengan keinginan Arshen. Kak Arga hati-hati di jalan," ucap Shereena.

Arga mengangguk pelan. Tangannya pun terulur untuk menarik gagang pintu. Namun, saat kakinya hendak melangkah keluar, Arga merasa jika ada yang menarik kemejanya dari belakang.

"Jangan pergi! Tetaplah disini!"

Arga langsung menoleh kebawah. Dilihatnya Arshen yang sedang mencegahnya untuk pergi. Arga pun langsung jongkok untuk menyamakan tingginya dengan Arshen.

"Kenapa tidak boleh pergi? Bukankah Arshen tidak menginginkan kehadiran Daddy?" tanya Arga dengan senyum tipis dibibirnya.

"Who said it?" ( Siapa yang mengatakannya? )

"Jadi ... apakah itu artinya Arshen telah menerima Daddy?"

Kepala kecil itu mengangguk dengan pelan. Akhirnya Arga bisa tertawa puas dalam hatinya. Memang untuk menaklukkan bocah seperti Arshen harus menggunakan sedikit drama.

"Good Boy. Apakah Arshen tidak ingin memeluk Daddy?"

Seketika Arshen langsung menghambur ke dalam pelukan Arga. Dengan penuh rasa bahagia, Arga pun menyambut pelukan kecil dari anaknya.

"I miss you Dadd, and i hate you!" ucap Arshen dalam dekapan Arga.

"Why?"

.

.

.

Rasa haru tak terpungkiri lagi untuk Shereena. Setelah sekian lama ia menantikan kebahagiaan kecil dalam hidupnya, kini sudah bisa ia rasakan. Mungkin inilah yang dikatakan takdir. Kemanapun berlari pada akhirnya akan kembali. Cinta keduanya terlalu dalam hingga tak ada celah untuk orang lain singgah.

Meskipun Arshen sudah mengakui Arga sebagai Daddy-nya, tetapi bocah itu masih marah dengan Arga yang membiarkan Mommy-nya berjuang seorang diri. Seperti apa yang pernah diucapkan oleh Arhsen sebelumnya, dirinya akan meminta pertanggungjawaban Arga atas apa yang telah dilakukan kepada Mommy-nya.

"Oke, Arshen terima jika ternyata Daddy ini adalah Daddy Arshen, tapi jangan merasa senang terlebih dahulu karena Daddy harus bertanggung jawab dengan apa yang telah Daddy lakukan kepada Mommy," ujar Arshen yang saat ini sudah duduk di sebuah sofa dan diapit oleh Daddy dan Mommy-nya.

"Oke, katakan apa yang harus Daddy lakukan untuk bertanggung jawab?" tanya Arga.

"Mulai sekarang, Daddy harus membahagiakan Mommy dan jangan biarkan Mommy berjuang seorang diri lagi. Mulai saat ini juga Daddy tidak boleh meninggalkan Mommy sendiri lagi. Jika Daddy tidak bisa untuk melakukan semua itu, Arshen tidak mau menganggap Daddy sebagai Daddy Arshen lagi dan Arhsen akan mencari Daddy yang lebih tampan lagi dari Daddy," celoteh Arshen panjang lebar.

Bibir Arga tersenyum lebar. Tanpa diminta oleh Arshen, Arga pasti akan membahagiakan Shereena.

"Tanpa kamu katakan pun aku pasti akan membahagiakan Mommy-mu," lirih Arga dengan pelan.

Saat ketiganya sedang bercengkerama hangat, tiba-tiba pintu apartemen telah dibuka oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan Naomi pemilik asli apartemen yang ditempati oleh Shereena.

Baru saja membuka sepatu dan ingin meletakkan di tempatnya, mata Naomi menangkap sosok yang familiar untuknya. Dengan alis yang menaut, dirinya langsung menangkap bibirnya dengan kedua telapak tangan.

"Astaga ... bukankah itu pak Bos?" lirihnya pelan. Untuk meyakinkan lebih jelas, Naomi pun berjalan mendekat ke arah pria yang sedang duduk di sofa miliknya.

"Kamu udah pulang, Nom?" tanya Shereena yang menyadari kedatangan Naomi.

Kepala Naomi menggangguk dengan pelan. "Iya," ucapnya.

Saat itu juga Arga mendongak untuk menatap Naomi yang kini sudah berada didepannya. "Kamu?" Arga terkejut saat melihat wajah Naomi.

Wanita itu tersenyum canggung. Bahkan ia tidak tahu mengapa bosnya bisa berada di apartemen miliknya, bahkan terlihat lebih akrab dengan Shereena.

"Iya, Pak. Silahkan lanjutkan kembali. Saya mau ke kamar," ujar Naomi.

"Nom, tunggu!" Shereena menahan langkah Naomi. "Duduk dulu. Ada yang ingin aku katakan padamu."

Naomi pun duduk di sofa single yang berada di samping Shereena. "Ada apa?"

"Aku cuma mau bilang kalau aku sudah bertemu dengan Daddy-nya Arshen," ucap Shereena.

Wajah Naomi seketika langsung berbinar. "Benarkah? Dimana?"

Shereena langsung mengembangkan senyum di bibirnya sambil menetap ke arah Arga.

Mata Naomi menangkap ekor mata Shereena saat menatap Arga.

"Apakah Pak Arga adalah Daddy-nya Arshen?" tanya Naomi ragu.

Sebuah anggukan Shereena mewakili jawabannya.

"Kok bisa dia sih, Reen?" Naomi tersentak tak percaya.

"Jadi maunya siapa?" timpal Arga.

"Maaf Pak, bukan begitu. Maksud saya mengapa Anda bisa mencetak anak. Bukankah Anda tidak menyukai wanita? Lalu mengapa bisa menghasilkan anak?"

"Maksud kamu aku suka terong?" tanya Arga dengan menautkan kedua alisnya.

Kepala Naomi pun mengangguk dengan pelan. "Bukankah Anda pelangi?" celetuknya dengan ragu.

"Apa kamu bilang? Aku pelangi? Darimana dasarnya aku pelangi?" sentak Arga dengan nada tinggi.

"Saya tidak tahu dari mana dasarnya, tapi itu adalah rumor yang berada di kantor. Mungkin karena selama 6 tahun Anda tidak tertarik dengan Nona Alexa sehingga para karyawan menganggap jika anda itu pelangi. Berarti rumor itu tidak benar, dong?"

"Sembarang kamu bilang! Aku masih normal dan masih waras. Tidak mungkin aku suka dengan terong! Apa enaknya coba?"

Mendengar nama Alexa disebut oleh Naomi membuat Shereena langsung menatap Naomi dengan penuh tanda tanya. "Siapa Alexa?" tanyanya.

"Alexa adalah tunangan Pak Arga. Tapi sepertinya Pak Arga menggantungkannya. Kasihan sekali, padahal dia adalah wanita cantik dan mandiri," ucap Naomi yang tiba-tiba langsung menutup mulutnya, karena menyadari kesalahan berbicara.

"Ups ... maaf," lanjut Naomi dengan rasa sesal.

...🌸🌸🌸...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

d'she wu

d'she wu

elu ya nom bener² ngajak ribut nih bisa² arshen marah krn denger klo daddynya punya wanita lain selain mommynya 🤦🏻‍♀️ pdhl tuh bocah baru aja mau berdamai terima arka jd daddynya

2023-01-08

2

d'she wu

d'she wu

enak pak apalagi dibikin terong balado beuuh....nikmat enduls 🤤😋🤣

2023-01-08

2

Arif Muzakki

Arif Muzakki

nom nom jangan mulai deh ini br aja bahagia nanti yg ada salah faham lg🤭🤣🤣🤣🤣

2023-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!