Memiliki gengsi yang tinggi membuat Arshen membisu saat mereka sedang sarapan. Dirinya telah terciduk sedang tidur bersama dengan Daddy-nya, namun terus mengelak dan menegaskan jika dirinya tidak tahu mengapa bisa tidur bersama dengan sang Daddy.
Arga yang mendengar alasan Arshen hanya bisa mengulum senyum di bibirnya, karena dia tahu jika itu hanyalah sebuah alasan Arshen saja yang tak mau mengakui kebenarannya.
Meskipun begitu mata Arshen terus menatap ke arah Arga, berharap Daddy-nya tidak membuka kartu jika sebenarnya Arshen memang sengaja menyusul Arga tidur di luar.
"Sejak kapan kamu memiliki kebiasaan tidur sambil berjalan? Perasaan selama kita berada di Jerman kamu tidak pernah tidur sambil berjalan," kata Shereena yang masih ingin tahu mengapa Arshen bisa tidur diluar.
"Sudahlah, Reen. Jangan samakan Indonesia dengan Jerman. Tentu saja akan berbeda, Reen. Mungkin itu adalah kebiasaan baru Arshen setelah tinggal di Indonesia," ucap Arga untuk tetap meyakinkan alasan Arshen.
"Bisa jadi. Tapi aneh aja, Kak."
Meskipun Naomi adalah pemilik apartemen, tetapi kehadirannya layaknya seorang tamu yang sedang berada di tengah-tengah keluarga kecil. Namun, Noami mencoba untuk memahami situasi dan kondisi pasangan kekasih lama yang baru saja bertemu setelah sekian lama terpisahkan. Wajar saja jika saat ini keduanya masih ingin menghabiskan waktunya untuk berdua.
"Nom, tolong rahasiakan semua ini dari siapapun. Jangan pernah kamu menyebut nama Shereena dimanapun kamu berada!" pesan Arga saat melihat Naomi hendak berangkat bekerja.
"Anda tenang saja, Pak. Saya bisa menjaga rahasia ini, tetapi dengan satu syarat," ucap Naomi dengan tatapan tajam.
"Kamu sudah berani mengancamku?" tanya Arga dengan alis yang menaut.
"Bukan mengancam, tetapi hanya sekedar mengingatkan saja. Tolong jangan sakiti Shereena lagi. Sudah cukup dia menanggung penderitaan selama 6 tahun. Saya harap Anda segera mengakhiri pertunangan Anda dengan Nona Alexa sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan!" pesan Naomi sebelum pergi.
"Kamu jangan khawatir, Aku akan segera menanganinya," ujar Arga.
Karena tak ada lagi yang ingin dibicarakan, Naomi pun segera berlalu untuk pergi ke kantor, berharap Bosnya tidak menggantungkan hubungannya dengan Shereena.
Setelah kepergian Naomi, Shereena juga muncul dari balik kamarnya. Terlihat ia sudah menggandeng tangan Arshen yang sudah rapi dan tampan.
"Kak, ayo!" ajak Shereena.
"Ayo," kata Arga yang segera membukakan pintu untuk kedua kedua orang yang sudah siap berangkat beraktivitas seperti biasanya.
"Reen, apakah tidak sebaiknya Arshen pindah ke sekolah yang lebih elit lagi. Aku tidak yakin selokan itu bagus," ujar Arga ditengah perjalanannya.
"No! Arshen gak mau pindah! I like that school!" timpal Arshen tak terima karena ia sudah merasa nyaman berada di sekolahannya.
"Why? Kamu anak Daddy, dan Daddy hanya ingin yang terbaik untukmu, you know?"
"Tapi Arshen sudah tidak mau pindah. Jika Daddy menginginkan Arshen pindah, mending Daddy cetak anak lagi dan tempatkan anak itu di sekolah keinginan Daddy!" ketas Arshen dengan bibir yang sudah mengerucut.
Arga hanya bisa menautkan alisnya dan menertawakan ucapan Arshen. Mungkin mencetak anak segampang membuat adonan bakwan sekali adon langsung goreng dan jadilah bakwan.
"Kenapa? Apakah ada yang lucu?" protes Arshen saat melihat ekspresi Arga yang sedang menertawakan dirinya.
"Ya sangat lucu. Apakah kamu sudah menginginkan seorang adik? Jika iya, bilang sama Mommy untuk mencetak lagi. Dengan senang hati Daddy akan membatu membuatkan adonannya," kata Arga sambil tertawa.
"Kak!" sentak Shereena.
Saat itu juga Arga langsung terdiam dan fokus pada setir kemudinya.
"Ah, Daddy gak seru. Baru juga disentak udah takut," cibir Arshen sambil menjulurkan lidahnya, seakan sedang mengejek Arga.
"Bagus! Tertawalah sepuasnya. Suatu saat Daddy juga akan menertawakanmu saat kamu sedang dimarah oleh Mommy," ujar Arga dengan santai.
Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai oleh Arga telah sampai di depan sebuah sekolah berbasis day care. Dimana sekolah sekaligus tempat penitipan anak.
Sebelum meninggalkan Arshen, Shereena terus berpesan agar Arshen tidak nakal dan menurut dengan Miss pengajar. Shereena hanya khawatir jika Arshen kumat jahilnya dan hanya akan menyusahkan miss pengajar.
"Mommy tenang saja, Arshen tidak akan nakal!" ucap Arshen setelah mendapat wejangan dari Mommy.
"Baiklah. Mommy tinggal ya, Sayang." Satu kecu.pan pun mendarat di pipi Shereena sebagai rasa sayang Arshen pada mommy-nya.
"Daddy juga mau." Tangan Arga menunjuk pada pipinya.
Arshen hanya menatap Daddy-nya yang telah berjongkok untuk menyamakan tingginya. Dirinya merasa ragu untuk memberikan sebuah kecu.pan pada sang Daddy.
"Oke, gak papa jika Arshen tidak mau," ucap Arga yang sedang berpura-pura kecewa. Saat hendak berdiri, tangan Arga ditahan oleh Arshen.
"Wait!" ujar Arshen yang langsung menyosor pipi Arga. "Done!"
Arga tertawa kecil sambil memegangi pipi yang baru saja dicium oleh Arshen. "Oke, thank you my boy! I love you," ujar Arga.
"Love you too my Daddy," lirih Arshen dengan pelan.
Setelah memastikan jika Arshen setelah aman, Shereena dan Arga langsung melesat meninggalkan Arshen. Kali ini Arga tidak langsung membawa Shereena ke kantor, melainkan ke apartemen bentuknya. Tidak mungkin Arga ke kantor dengan pakaian yang ia pakai kemarin. Apa kata karyawan jika mengetahui bosnya tidak berganti pakaian sejak kemarin?
"Lho, Kak. Ini bukan jalan ke kantor? Kita mau ke mana?" tanya Shereena heran.
"Apakah kamu berharap aku ke kantor dengan pakaian kemarin agar aku menjadi bahan perbincangan para karyawan? Tentu tidak kan?"
Shereena hanya mengangguk pelan. Namun detik berikutnya Shereena menautkan kedua alisnya. "Apakah sekarang Kak Arga mau pulang?"
"Tentu saja, karena aku ingin berganti pakaian. Ada apa?"
Tak ada jawaban dari Shereena membuat Arga tidak tahu apa yang sedang Shereena pikiran. Namun, untuk menenangkan hati Shereena, Arga segera mengatakan jika saat ini ia akan pulang ke apartemen, bukan ke rumah orang tuanya. Arga yakin jika Shereena belum siap untuk bertemu dengan keluarganya.
"Kamu tenang saja, aku tidak pulang ke rumah Ayah, melainkan ke apartemenku sendiri. Kamu jangan khawatir, karena aku akan selalu melindungimu," ujar Arga.
Dengan bibir yang menyunging tipis Shereena berkata, "Terima kasih, Kak."
🌸🌸
Di dalam sebuah rumah besar yang sangat megah, seorang pria yang memiliki banyak kekuasaan hanya bisa menatap nanar foto yang ada di ponselnya. Dia adalah Excel, Daddy Shereena.
Selama 6 tahun lamanya dia memendam rasa rindu yang sangat menggebu kepada anak kesayangannya. Rasa kecewa pada Shereena membuatnya tega hingga mengirim Shereena ke Jerman. Namun, meskipun Excel telah memutuskan hubungan bersama dengan anaknya tak lantas ia diam saja. Selama 6 tahun Excel hanya bisa mengamati Shereena dari kejauhan. Bahkan hampir setiap bulan Excel bersama dengan istrinya terbang ke Jerman hanya untuk melihat bagaimana kondisi Shereena, tetapi ia tak berani untuk mendekat. Bukan hanya itu saja. Selama berad di Jerman, Excel juga menugaskan beberapa anak buahnya untuk memantau Shereena.
"Apakah Daddy berharap Reena akan pulang ke rumah?" tanya Daisy— Mommy Shereena.
"Bagaimanapun dia adalah anakku dan aku merindukannya," ujar Excel datar. "Tapi sampai kapanpun aku tidak akan merestui hubungannya dengan Arga."
"Kenapa Dadd? Saat ini sudah ada anak diantara mereka berdua. Apakah Daddy tetap tidak bisa merestui hubungan mereka berdua?"
Excel masih terdiam sambil menatap foto Shereena yang berada di layar ponselnya. Sebenarnya tidak masalah jika Arga menikah dengan Shereena, tetapi bagi keluarga besar Excel itu tidak boleh, karena saat ini keduanya telah menjadi sebuah keluarga besar.
"Entah, Sayang. Jikapun aku memberikan restu kepada mereka, belum tentu keluarga besar kita bisa menerimanya, karena dianggap telah menyalahi aturan keluarga besar."
Daisy hanya bisa membuang nafas beratnya. Sebagai seorang ibu tentu saja dirinya sangat terluka dengan situasi seperti ini, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap hari dirinya hanya bisa Shereena dari kejauhan tanpa bisa menyentuhnya. Sungguh sangat menyakitkan bagi seorang ibu. Terlebih saat ini ia juga sudah mengetahui jika Shereena telah kembali ke Indonesia bersama dengan putranya. Ingin sekali rasanya Daisy menjenguk Shereena, tapi dia takut karena tidak mendapatkan izin dari suaminya.
...🌸🌸🌸...
...BERSAMBUNG...
Anggap saja ini adalah Arga versi othor. Makasih untuk kalian semua 💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Shusyi Ae
yah kurang thor tpi mksih deh thor Uda tiga y hri in
2023-01-08
1
Benazier Jasmine
semoga alexa tdk murka, hubungan pertungan dg arga dibatalkan, semoga shareena & arga segera menikah
2023-01-08
1
Arif Muzakki
ngapain harus mengutamakan peraturan keluarga besar klu keluarga kecil nya sendiri terpecah belah,apa gk kesiska tuh Daddy gk bisa meluk sherena ma arshen,mendingan restuin aja biar gk ada yg terluka untuk masalah keluarga besar mah urusan belakangan yg penting sherena bahagia,jangan egois Napa dad🤭
2023-01-08
1