Rencana Yang Jadi Bencana

Pov Diki

Akhirnya malam sudah tiba, aku menunggu dengan gelisah. Aku melewatkan sholat maghrib walau terdengar suara adzan menggema.

Aku rindu istriku, biasanya setiap terdengar adzan dia akan mengingatkanku untuk ke mesjid. Dia begitu cerewet, selalu berkata kalau aku harus jadi contoh yang baik untuk anak anak.

Tak berapa lama amah memanggilku ke kamar untuk berkumpul di ruang tamu, aku mengikutinya.

Disana semua sudah berkumpul, hanya ikbal dan chila yang tidak ada. Sepertinya Ikbal di kamar dan chila tidur.

Tak lama kemudian istriku datang sendirian, dia mengucap salam seraya membuka pintu. Semua memandang ke arahnya.

Ayu dan amah dengan wajah ketusnya. Sedangkan bapak dan robi memasang wajah datang. Kalau aku jangan di tanya dari tadi sudah salting karena posisiku serba salah.

Dari awal obrolan kami sepertinya tidak akan menemukan titik temu karena istriku tetap keukeuh meminta uangnya kembali walau rencana amah belum diutarakan.

Itu salah amah yang terlalu memprovokasi novia ditambah ayu mendukung amah.

Yang pada akhirnya aku melakukan kesalahan fatal dengan menampar novia. Aku benar benar khilaf dan lepas kendali karena tidak bisa menerima ucapan novia yang menjelekan amah di depanku.

Walau bagaimanapun amah adalah orang yang sudah melahirkanku ke dunia ini.

Yang lebih parahnya ketika menampar novia paman arif datang, hancur lah hidupku. Dia pasti tidak menerima novia disakiti seperti itu.

Aku takut dia membuat perhitungan denganku, sesuai ancamannya kalau aku akan menerima akibat dari tamparan yang novia terima.

Aku berusaha menahan novia ketika paman arif akan membawanya pulang ke rumahnya. Ah alamat tambah ribeut kalau begini. Ini yang dinamakan rencana jadi bencana.

Kalau sudah begini siapa yang mau menolongku. Si robi? dia pun takut pada paman arif karena aku sudah bercerita padanya kalau aku pernah melihat langsung paman menghajar 2 orang preman bertato dan berbadan besar dengan tangan kosong sendirian. Bahkan preman itu babak belur dan meminta ampun.

Kalaupun aku, robi dan bapak melawannya tetap saja aku akan kalah. Aku terpaksa melepaskan tangan novia ketika dia keluar dari rumah ini.

Aku pun tak putus asa segera menyusul ke rumahku berusaha bicara dengan novia agar mengurungkan niatnya untuk ikut pulang bersama pamannya.

Tetap saja paman menolaknya, bahkan mengancamku agar aku tidak mengganggunya.

Akhirnya aku pasrah menerima keputusan paman. Sebelum pergi Keyla mencium tanganku, aku memeluknya mengatakan kalau aku sayang padanya dan berjanji kalau nanti aku akan menjemputnya.

Aku tak mengantarkan novia ke gang depan, biarlah aku dibilang pengecut. Tapi kondisiku sekarang benar benar menyedihkan. Aku mendapat firasat buruk kalau rumah tanggaku di ujung tanduk, semua gara gara aku menuruti keinginan amah.

Setengah jam duduk terpaku di ruang tamu rumahku, aku memutuskan untuk kembali ke rumah amah.

Sesampainya disana aku hanya melihat amah dan bapak yang sedang menonton tv. Kulihat amah tanpa beban seakan tak ada masalah hanya bapak yang bertanya padaku " Gimana novia sudah berangkat? "

" Sudah pak " jawabku dengan lesu rasanya hidupku sudah tidak bergairah.

" Baguslah kalau begitu, kamu lihat sendirikan bagaimana dia tidak sopannya sama amah berani memaki amah depan banyak orang pasti itu karena kurang didikan " mendengar ucapan amah bapak langsung mendelikan matanya.

Pasti fikirannya sama denganku ya wajar saja novia seperti itu karena perlakuan amah juga sudah keterlaluan.

" Jadi bagaimana penyelesaian ke depannya ki ?" lanjut bapak.

" Kok nanya ke aku tanya amah saja pak kan amah yang ambil keputusan untuk pakai uang novia. Aku gak mau bantu menggantinya.

Lagipula bukankah gajiku sebagian besar sudah diambil amah. Mau uang darimana lagi.

Mau ambil jatah novia? sama saja bunuh diri. Seharusnya yang menggantinya kan robi dia yang enak enak kok aku yang kena getahnya " aku menjawab panjang lebar sambil mengeluarkan segala unek unek ku.

" Heh kamu diki baru segitu saja sudah berani sama amah, ini pasti pengaruh istrimu yang kurang didikan itu.

Gini saja kamu besok temui si novia kamu bujuk dia sampaikan apa yang amah rencanakan tadi siang. Gitu aza repot " amah tetap tak mau mengalah.

" Aku gak yakin istriku mau mah, aku hafal betul sifatnya. Kalaupun selama ini dia diam itu karena dia menghargai amah sebagai orang tuaku.

Kulihatpun cara amah memperlakukan novia berbeda dengan perlakuan pada ayu. Amah terlihat berat sebelah.

Belum lagi pada anak anak kami, padahal dulu keyla dan althaf terlahir disini. Harusnya amah lebih dekat dengan mereka " aku mencoba membela diri.

" Ya jelas beda lah karena ayu dari keluarga yang jelas asal usulnya. Sedangkan istrimu bapaknya saja gak jelas yang kemana " terus saja amah membahas soal itu, harus dijelaskan berapa kali lagi kalau novia bukan anak yang gak jelas ayahnya.

" Sedangkan anakmu, karena dia terlahir disini jadi amah bosan tiap hari berbarengan kalau chila kan berbeda ' amah melanjutkan dumelannya.

" Ah sudahlah mah aku bosan mendengarnya, sudah berapa kali aku bilang kalau novia bukan anak yang gak jelas asal usulnya.

Jangan sampai keluarga novia mendengar hal ini bisa bisa akan mendatangkan masalah baru " rasanya percuma aku datang kesini bukan mendapat kan solusi malah menambah polusi di kepalaku.

Mending aku pulang tidur di rumahku saja. Aku pun berdiri berniat pulang.

" Heh diki kamu mau jadi anak durhaka ya, belain terus istri kamu.

Jangan lupa besok kamu datangi novia bicarakan soal rencana menyicilnya " lagi lagi amah bicara sambil membentakku.

" Ya sudah besok aku temui novia tapi aku gak janji akan berhasil " Aku menjawab seraya membuka pintu menuju rumahku.

" Usaha belum udah pasrah saja itu anak. Persis seperti kamu pak " kudengar ibu ngomel ngomel bicara pada bapak.

Dasar emak emak apa maunya harus di turut, tidak mempertimbangkan resikonya. Masalahnya yang jadi taruhan itu rumah tanggaku.

Si robi sih enak dia yang pake duitnya, aku yang nanggung resikonya.

Nasiib nasiib...gini amat sih

Sampai di rumah aku langsung ke kamar, kuperiksa lemari baju tidak ada baju novia tersisa bahkan surat surat berharga seperti ijazah, kk, buku nikah dan bpkb sudah tidak ada.

Lalu aku berpindah ke kamar ibu. Lemarinya kosong. Begitupun lemari anak anak semua kosong.

Seserius itukah novia pergi bahkan dia tidak menyisakan bajunya satu pun. Aku jadi takut melihat kenyataan ini, takut kalau novia akan meninggalkanku.

Tak terasa mataku berkaca kaca, membayangkannya saja sudah menangis apalagi kalau sampai terjadi.

Maafkan aku novia kembalilah jangan meninggalkanku..

Apakah kebersamaan kita selama bertahun tahun tak ada artinya untukmu?

Terpopuler

Comments

💞DARRA💞💖

💞DARRA💞💖

bagi perempuan yg sudah bekerja keras tp tetap diremehkan bahkan ditampar oleh suami hanya untuk membela ibunya, perempuan itu pasti lbh memilih hidup bersama anak2nya, cerai itu solusi terbaik,krn percuma punya imam tp gak bisa jadi panutan yg ada cuma plin plan

2023-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!