Sarapan pagi

Pov novia

"neng"ditengah lamunanku  ibu memanggilku, aku tahu pasti beliau bertanya soal kejadian semalam. Aku memang belum bercerita, ibu punya penyakit darah tinggi aku gak mau permasalahan yang aku hadapi akan menjadi beban fikiran ibu. "Iya bu, maafkan soal semalam bu. aku gak mau ibu banyak fikiran tapi percayalah semua akan baik baik saja. Aku harap ibu bisa mengerti posisiku. Mungkin ibu bisa mendengar percakapan kami tadi malam. Sepertinya rumah tanggaku gak bisa dipertahankan hiks hiks" aku menangis tak kuat  menahan perih di hati, biarlah mau nanti mau sekarang rasanya sama saja. "Iya neng ibu faham, ibu akan mengikuti semua keputusan neng gimana baiknya saja. Ibu percaya sama neng. Do'a ibu selalu bersama neng" Aku menangis dan memeluk ibu. Hanya ibu dan anak anak yang jadi penguatku.

Setelah puas menangis dipelukan ibu aku melanjutkan membuat sarapan. Mungkin orang lain tidak akan mengerti dan berfikir kalau aku seorang istri yang tidak sabar dan terlalu banyak menuntut karena karakter itu yang di gambarkan amah ibu mertua ku yang selalu diceritakan pada para tetangga. Setiap pagi amah akan ke warung dan berghibah ria dengan ibu ibu tetangga. Selalu saja menjelek jelekan aku. Di bilang perhitunganlah, pemalas, boros dan entah apalagi yang diceritakannya. Sudah sering aku dengar hal itu dari bu siti tetangga seberang rumahku. Bu Siti orangnya baik dia kasihan melihatku selalu tertekan keluarga suami. Bu Siti pun jadi selalu jadi saksi setiap kali amah datang kerumah hanya untuk mengambil makanan ataupun semua barang yang disukainya. Teringat ketika beberapa bulan kebelakang ketika amah datang pagi pagi ke rumah untuk sarapan pulangnya amah membawa nasi dan lauknya dibungkus katanya untuk sarapan Ikbal adik a'diki yang mau berangkat sekolah. Amah bilang kesiangan jadi tidak sempat masak padahal setiap hari juga amah seperti itu kadang shubuh sudah datang dan ambil sarapan anak anak. Aku terpaksa setiap pagi membuat sarapan 2 kali lipat karena amah, bapa dan ikbal secara tidak langsung sarapan dariku. Lebih tepatnya seperti rampok hahaaa.

Kebetulan setiap pagi jadwal bu siti menyapu teras rumahnya jadi bisa melihat kelakuan amah tiap pagi. Bu Siti hanya bisa mengelus dada sambil berkata 'Aduh neng sabar banget sih jadi perempuan, kalau ibu jadi neng udah ibu buang mertua seperti itu. Jangan terlalu diam neng nanti malah ditindas".

Aku hanya bisa menarik nafas dalam dan menjawab "Ya mau gimana lagi bu aku gak bisa marah. Bukan karena gak berani setiap kali aku ngomong satu kata amah menjawab 20 kata. Kalaupun aku mengadu sama A'diki jawabannya selalu disuruh bersabar. Kalau aku ngotot ujung ujungnya kami akan ribut. Hal yang bikin aku kesal setiap kali aku mengadukan amah pasti aa bilang ini rumah amah neng jadi kita harus bisa ngambil hatinya"

"neng kenapa gak minta pindah saja?bukannya neng sama a'diki kerja rasanya kalau hanya untuk mengontrak pasti bisa kan. Atau mungkin nyicil rumah BTN pasti mampu" ujar bu siti.

"Iya sih bu aku juga pernah ngusulin, tapi aa g mau alasannya dilarang amah sama bapa. Padahal di sini juga sama saja bu aku mesti bayar tiap bulan belum biaya listrik dan air. Eh aduh bu maaf aku jadi curhat" malu juga aku sama bu siti hahahaaa jadi buka aib rumah tangga. Tapi tak apalah beliau tau betul seperti apa sifat suamiku dan keluarganya.

Bu siti tersenyum "Ah gak papa neng seperti sama siapa saja. Ibu tahu sifat mertuamu. Bahkan Ibu dulu suka ikut ngasuh diki waktu diki balita. Sebenarnya diki anak baik hanya saja dia tidak bisa tegas menghadapi keluarganya terutama ibu nya. Neng berdo'a saja semoga ada jalan terbaik buat rumah tangga neng" Aku terharu mendengar ucapan bu siti setiap teringat ucapannya tak terasa air mata menggenang sekilas teringat bagaimana perlakuan amah dan keluarganya. Andai saja aku tak memikirkan anak anak pasti aku sudah meminta cerai. Aku gak mau anak anak kehilangan kasih sayang ayahnya.

Teringat sarapan tumben ya pagi ini amah belum datang ke rumah biasanya pagi pagi udah ketok pintu dengan gak sabar. Mentang mentang ini rumahnya, yaaa walaupun aku tiap bulan bayar sewa tapi amah selalu bilang ke tetangga kalau aku hanya numpang, di tambah ibuku tinggal disini karena membantu menjaga Althaf yang masih sekolah Paud. Amah makin menjadi saja menjelekan keluargaku. Padahal ibuku disini membantuku menjaga anak anak ketika aku kerja. Bukannya aku gak mau bayar pengasuh hanya saja aku punya trauma sendiri ketika keyla kecil. Keyla diasuh adik amah bi dina, rumahnya sekitar 3 rumah dari sini. Sepulang kerja aku lihat mata keyla bengkak pas aku tanya kenapa, keyla hanya diam. Aku pegang pundaknya dan dia menjerit, aku penasaran lalu aku buka bajunya ternyata ada bekas membiru seperti cubitan. "Ini kenapa Key?bilang sama mamah jangan takut" Keyla hanya menangis. Lalu aku pergi ke rumah bi dina dan menanyakan kenapa di bahu keyla ada bekas membiru. Bukannya menjawab bi dina malah marah marah dan bilang aku tidak tau berterima kasih sudah dibantu jagain anak anak malah menuduh yang ngga ngga. Padahal aku gak nuduh cuma baru bertanya lagian aku juga bayar dia kok  untuk upah mengasuhnya gak gratisan.

Aku pulang lagi ke rumah dengan hati kesal. Sampai di rumah ternyata a'diki sudah pulang. Aku langsung mengadu "A' liat deh tangan keyla kayaknya bekas dicubit kasian kan a' sampe biru gini" Dia cuma melirik dan menjawab "Ah paling keyla nakal bercanda sama anak anak lain".

Uugghhh bikin dongkol saja cuma itu jawabnnya, kadang aku heran sama a'diki seperti tidak peduli pada keyla. Padahal keyla anak kandungnya. Keyla sendiri tidak dekat dengan ayahnya karena a'diki seperti jaga jarak dengan keyla.

"Mamaaah" lamunanku buyar ketika anak anak memanggilku dan mereka sudah siap sarapan karena akan berangkat sekolah. Semoga anak anak tak mendengar keributan tadi malam. Untung saja tadi malam keyla dan althaf tidur di kamar ibu. jadi mereka tidak tau kalau orang tua nya bertengkar. Lagipula aku harus segera mandi karena aku juga harus bekerja jangan sampai teman teman di tempat kerja tau aku sedang ada masalah melihat mataku yang bengkak karena menangis semalaman.

Yaaa walaupun lori sahabatku pasti tau persis permasalahan yang aku alami karena cuma dia teman curhat yang mengerti keadaanku. Daripada aku menahan sesak dihati kan tak ada salahnya berbagi

Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!