Minta Bantuan

# Arisan Bodong Keluarga Suami ( Minta Bantuan )

" Novia Nabila, akhirnya kita bertemu kembali. Kamu masih orang yang sama, terlihat ceria dan menyenangkan " aku terus memperhatikannya dari kejauhan ketika dia berjalan sambil setengah berlari untuk menghindariku.

Aku tau vi kamu sudah berkeluarga dan memiliki anak, mungkin aku terlambat untuk kembali padamu. Aku hanya bisa mendo'akanmu agar kamu selalu bahagia dengan pilihanmu.

-----------------------------------------------

Pov Novia

Ah akhirnya meluncur juga nih angkot, duuhh adrian setelah sekian purnama kenapa baru muncul sekarang. Keadaanya sudah berbeda ada batasan yang harus dijaga. Aku duduk termenung di bangku paling ujung.

Drrttt drrtttt

Hp ku berbunyi, sepertinya ada wa masuk, dari lori ternyata.

[ Teh, udah ketemu bapak ganteng kok gak ajak ajak sih hehee ]

Issshhh apaan sih ini anak, bisa bisanya dia liat padahal tadi bilangnya mau jalan sama yang lain.

[ Apa ri, jangan bilang bilang ya ntar heboh loh hahaha ]

[ Ih si teteh segitunya, tenang aza cuma aku az kok yang liat tadi cuma ke mampir ambil uang di atm indomei eh gak sengaja liat teteh lagi adegan kayak di sinetron tv terbang mungutin belanjaan bareng bapa ganteng. So sweet loh teh hahaha ] balasnya sambil ditambah emo ketawa ngakak

[ Euleuh euleuh ini anak korban sinetron, gak sengaja itu mah cocok disebut adegan candid camera. Awas loh ya jangan bilang bilang yang lain ntar di pabrik bisa heboh ] balasku.

[ Aman teh, asal besok di laci ada coklat aza ]

[ Waahh udah berani ya hahahaa, udah dulu ya teteh udah mau turun angkot nih ]

[ Ok teh, hati hati ya ]

Aku turun di gerbang menuju jalan rumahku. Daerah rumahku termasuk jalan yang cukup ramai. Walaupun jalannya tidak terlalu besar tapi banyak kendaran roda empat yang lewat. Tepat di gerbang depan jalan masuk rumahku ada pasar tradisional yang cukup ramai.

Di sinilah warung nasi kepunyaan amah dulu, padahal posisinya cukup strategis tapi sayang amah kurang ramah pada pembeli sehingga warungnya gak bertahan lama. Dan sekarang warung itu disewakannya pada orang lain menjadi warung kelontong.

Aku menyusuri jalanan sambil sesekali menyapa tetangga yang berpapasan. Dan entah kenapa hatiku terasa gelisah seperti akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Ya Allah semoga semua baik baik saja.

10 menit berjalan kaki akhirnya aku sampai di rumah, sebenarnya tadi aku melewati rumah amah karena tidak ada jalan lain lagi dan aku lihat ada motor a'diki terparkir di teras rumah. Rupanya dia sudah duluan sampe.

Sampe di rumah aku melihat keyla dan Althaf sedang menonton tv,ereka segera berhambur memelukku dan mencium tanganku. Aku pun mencium tangan ibu yang sedang menemani mereka menonton tv. Lalu menyimpan barang belanjaanku tadi.

Setelahnya aku segera berlalu ke kamar mandi. Sepulang kerja aku selalu membiasakan diri untuk mandi karena agar tidak terasa gerah. Seperti biasa beres bersih bersih aku akan menemani anak anakku untuk menonton tv dan sedikit bertanya soal keseharian mereka. Hal seperti itu menurutku penting.

Walaupun aku bekerja jangan sampai anak anak merasa kekurangan perhatian dariku. Kalau dari ayahnya jangan ditanya, a'diki lebih sering menghabiskan waktunya di rumah amah.

Kalaupun langsung ke rumah dia hanya mengganti baju lalu kembali ke rumah emaknya. Dasar anak emak euughhh.

Sedang asik asiknya aku nemani anak anak, kudengar ada yang mengetuk pintu tak lama kulihat pintu terbuka. Ternyata ada ikbal adiknya a'diki " Teh kata amah teteh ditunggu nanti selepas maghrib "

" Oh iya de, makasih ya . Nanti teteh kesana kalau udah beres sholat. Kalau a'diki ada di rumah amah bal? "

" Ada teh, dari tadi pas pulang kerja. Ya udah teh aku balik dulu ya " jawab ikbal.

" Makasih ya bal "

Entah kenapa perasaan ku tak enak apalagi mengingat masalahnya menyangkut uang yang cukup besar. Apa sebaiknya aku menghubungi paman arif ya buat jaga jaga takutnya malah nanti hasilnya gak sesuai seperti yang di harapkan. Sebaiknya aku meminta pendapat ibu saja lah.

Sebenarnya aku memiliki 2 paman. paman Arif dan paman Riki, mereka sudah seperti bapakku. Namun yang paling dekat denganku paman arif karena masih tinggal di 1 kota dan belum menikah. Sedangkan paman Riki bekerja di luar kota dan sudah berumah tangga. Paman Riki jarang berkunjung ke kota kami selain jaraknya jauh anak anaknya juga masih kecil.

Mereka menjadi pengganti bapakku terutama dalam hal finansial. aku sangat bersyukur memiliki mereka sebagai pengganti bapakku. Tanpa bapak aku dan teh manda kakakku tidak pernah merasa kekurangan.

Sedari kecil aku tak pernah bertemu bapak. Beda dengan teh manda menurut cerita nenekku teh manda pernah merasakan kasih sayang bapak sampai berumur 2 tahun, tapi mungkin teh manda pun sudah lupa karena dia masih balita.

Ibu pun tak pernah bercerita bapak kami ada dimana. Dulu selagi kecil setiap bertanya ibu hanya bilang kalau bapak sedang bekerja. Namun ketika beranjak remaja aku tak pernah menanyakannya lagi karena setiap bertanya jawabannya tetap sama dan aku selalu melihat wajah sedih ibuku. Sehingga aku dan teh manda memutuskan untuk tidak bertanya lagi bapak dimana, kami hanya menjaga perasaan ibu supaya tidak bersedih lagi.

" Bu, nanti setelah maghrib aku disuruh datang ke rumah amah buat obrolin masalah kemarin. Kalau aku telepon paman arif supaya kesini menurut ibu gimana? Aku khawatir aza bu liat karakter amah a'diki juga gak mungkin ngebela aku dia tuh nurut banget sama amah. Nanti kan ngumpulnya di rumah amah ntar aku dikeroyok lagi " aku berbicara pada ibu meminta pendapatnya ya untuk jaga jaga aza sih.

" Iya neng ibu setuju, maaf ya neng ibu gak bisa bantu. Ibu cuma do'ain semoga uang neng kembali. Ibu pengen neng buru buru punya rumah sendiri supaya nyaman " Wajah ibu terlihat sendu.

" Iya bu, neng telepon paman arif sekarang ya. Biasanya kalau maghrib suka sholat di mesjid. Moga moga belum berangkat jadi bisa kesini "

Aku segera ke kamar dan mengambil hp mencari kontak pamanku.

Tuutt Tuuuttt

Tak terlalu lama telepon ku diangkat " Assalammu alaikum "

" Waalaikum salam, ada apa neng telepon jam segini? paman mau ke mesjid " paman arif menjawab teleponku.

" Iya maaf neng ganggu. Gini paman neng mau minta tolong nanti kalau udah sholat maghrib bisa gak ke rumah. Di sini ada sedikit masalah sama keluarga a'diki. Kira kira paman bisa datang gak? " jawabku.

" Emang masalah apa, kok sepertinya penting banget sampai paman harus datang apa gak bisa diselesaikan sendiri? " pamanku bertanya sepertinya diaerasa heran tumben tumbenan aku memintanya datang.

" Justru karena ini bukan masalah sepele makanya neng telepon paman, neng butuh dukungan dan perwakilan keluarga neng. Apalagi ini menyangkut keberlangsungan rumah tangga neng " aku setengah memaksa.

" Ya udah paman nanti kesana secepatnya. Sekalian paman pengen ketemu ibumu udah lama gak ketemu. Udah dulu paman buru buru mau ke mesjid jadi kamu ceritain secara garis besarnya aza masalahmu di wa jadi paman ada gambaran pas kesana " paman menyanggupi permintaanku.

"Alhamdulillah, Ibu sehat2 disini paman. Lagian ibu jadi terhibur karena ada keyla dan althaf. Disini hanya mengawasi anak anak saja. Kalau untuk pekerjaan masih neng yang handle. Ya udah ntar neng wa garis besar masalahnya supaya ada gambarannya. Makasih ya paman udah mau datang. Hati hati di jalan. Assalammu alaikum " aku segera mengakhiri obrolan.

" Ya waalaikum salam " paman pun menutup teleponnya. Selesai menelpon aku bergegas ke air bersiap sholat maghrib karena sudah terdengar suara adzan.

Selepas salam aku banyak berdo'a meminta pengampunan dosa, memohon kesehatan, kemudahan rezeki dan mendo'akan ibu, anak anak dan keluargaku kecilku. Dan berdo'a semoga masalah yang kuhadapi sekarang mendapat jalan keluar terbaik.

Aku segera keluar dari kamar setelah beres sholat dan bersiap ke rumah amah, sepertinya akan butuh waktu lama menunggu paman arif. Dari rumahku butuh waktu setengah jam. Aku bergegas ke sana tidak lupa meminta do'a pada ibu dan menitipkan pesan apabila ada paman arif supaya menyusul saja.

Hanya butuh beberapa menit sudah sampai ke rumah amah karena memang dekat. Sebelum membuka pagar rumah aku berucap bismillah karena berasa masuk kandang macan saja.

Kebetulan gorden rumah belum di tutup full dari kaca aku bisa melihat ada a'diki, amah, bapak dan robi beserta istrinya. Aneh juga kok mereka rame rame gitu ya. Apa robi tidak sengaja berkunjung. Dalam hatiku muncul sedikit pertanyaan. Oke baiklah aku segera mengetuk pintu karena bagaimana pun harus aku hadapi agar masalahnya segera terselesaikan.

Tok tok tok..

Assalammu alaikum

Episodes
1 Drama Arisan
2 Prolog
3 Sarapan pagi
4 Bahan gosip di pagi hari
5 Serba Salah
6 Bertemu mantan
7 Bertemu Mnatan 2
8 Novia Nabila
9 Minta Bantuan
10 Oh Ternyata...
11 Kedatangan Paman
12 Keputusan Paman Arif
13 Keputusan Untuk Novia
14 Rencana Amah
15 Rencana Yang Jadi Bencana
16 Kabar dari Lori
17 Status WA Ayu
18 Kelakuan Keenan
19 Bertemu Diki
20 Rapat Darurat
21 Keputusan Rapat Keluarga
22 Kedatangan Manda
23 Rombongan Keluarga Diki
24 Novia Menolak Pulang
25 Kesedihan Diki
26 Ide Licik Ayu
27 Mengecek Kondisi Warung
28 Mendatangi Bu Ningsih
29 Perasaan Iri Ayu
30 Uang Sewa Ningsih
31 Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32 Manda VS Ayu
33 Ancaman Penjara
34 Ancaman Balik
35 Ide Robi
36 Panik
37 Meluluhkan Hati Novia
38 Kekecewaan Pak Imam
39 Kegigihan Bu Murni
40 Amah dan Ayu Meminta Maaf
41 Gosip Novia
42 Usaha Perdamaian
43 Tidak Ada Titik Temu
44 Keresahan Cantika
45 Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46 46. Rencana Menjual Warung
47 Cerai
48 Tetangga Julid
49 Bertemu Rival
50 Pesta Kejutan
51 Diki Membuat Ulah
52 Pertengkaran Di Pabrik
53 Bersimpati
54 Masalah Bertubi
55 Hot Gosip
56 Diki VS Robi
57 Rebutan Motor
58 Demi Gengsi
59 Kabar Dari Bu Siti
60 Panas Panas Panas
61 Motor Baru
62 Rencana Usaha
63 Restu Amah
64 Diki Selingkuh?
65 Kepergok Manda
66 Pamer Motor Baru
67 Dasar Riya
68 Janda Muda
69 Acara Lamarankah?
70 Acara Pengajian
71 Opening Keyla Fashion
72 Keyla Collection
73 Keluarga Lebay
74 Kencan Terpaksa
75 Jadi Beneran?
76 Surat Dari Pengadilan
77 Final
78 Tuntutan Di Sidang Perceraian
79 Bujukan Amah
80 Sidang Pertama
81 Gosip Cerai
82 Fokus Novia
83 Sama Sama Julid
84 Rengekan Ayu
85 Bersaing Dengan Novia
86 Merayu Amah
87 Akhirnya Ada Kucuran Dana
88 Sidang Perceraian Kedua
89 Cari Perkara
90 Keributan Di Tempat Parkir
91 Masih Di Lapang Parkir
92 Kalah Perang
93 Mencari Tahu
94 Tentang Nuri
95 Gagal
96 Kejutan Dari Amah
97 Melepas Novia
98 Mencari Karyawan
99 Makan Malam
100 Kecewa
101 Manda Dan Candra
102 Sidang Terakhir
103 Kalung Ayu
104 Curiga
105 Pembagian Nasi Kotak
106 Gara Gara Nasi Kotak
107 Nasib Nasi Kotak
108 Kejutan Tentang Adrian
109 Opening Cantik Fashionable
110 Modal Toko
111 Status Di Facebook
112 Membalas Komentar
113 Melabrak Tetangga
114 Siapa Yang Mulai
115 Ganti Rugi
116 Hukuman
117 Ide Siapa?
118 Persaingan Novia Dan Cantika
119 Jalan Tikus
120 Mencari Pemilik Toko
121 Lamaran Adrian
122 Membalas Novia
123 Drama Robi
124 Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125 Bukti Kebohongan Robi
126 Perjanjian Robi Dan Warso
127 Cantika Mengamuk
128 Ayu Jadi Sandera
129 Cantika Mengamuk
130 Ayu Jadi Sandera
131 Robi Terusir
132 Tangisan Bu Murni
133 Diki Bertemu Adrian
134 Adrian Melamar Novia
135 Diki Patah Hati
136 Obrolan Di Meja Makan
137 Pesona Mantan
138 Bagai Luka Di Siram Garam
139 Hadiah Dari Adrian
140 Ancaman Nuri
141 Kasihan Diki hahaaa
142 Mencoba Motor Baru
143 Rumah Untuk Novia
144 Pilihan Adrian
145 Ngeri Ngeri Sedap
146 Dapat Ganti Sultan
147 Mantan Aneh
148 147. Kedatangan Keluarga Adrian
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Drama Arisan
2
Prolog
3
Sarapan pagi
4
Bahan gosip di pagi hari
5
Serba Salah
6
Bertemu mantan
7
Bertemu Mnatan 2
8
Novia Nabila
9
Minta Bantuan
10
Oh Ternyata...
11
Kedatangan Paman
12
Keputusan Paman Arif
13
Keputusan Untuk Novia
14
Rencana Amah
15
Rencana Yang Jadi Bencana
16
Kabar dari Lori
17
Status WA Ayu
18
Kelakuan Keenan
19
Bertemu Diki
20
Rapat Darurat
21
Keputusan Rapat Keluarga
22
Kedatangan Manda
23
Rombongan Keluarga Diki
24
Novia Menolak Pulang
25
Kesedihan Diki
26
Ide Licik Ayu
27
Mengecek Kondisi Warung
28
Mendatangi Bu Ningsih
29
Perasaan Iri Ayu
30
Uang Sewa Ningsih
31
Bertemu di Toko Kelontong Ningsih
32
Manda VS Ayu
33
Ancaman Penjara
34
Ancaman Balik
35
Ide Robi
36
Panik
37
Meluluhkan Hati Novia
38
Kekecewaan Pak Imam
39
Kegigihan Bu Murni
40
Amah dan Ayu Meminta Maaf
41
Gosip Novia
42
Usaha Perdamaian
43
Tidak Ada Titik Temu
44
Keresahan Cantika
45
Pertengkaran Cantika Dan Keenan
46
46. Rencana Menjual Warung
47
Cerai
48
Tetangga Julid
49
Bertemu Rival
50
Pesta Kejutan
51
Diki Membuat Ulah
52
Pertengkaran Di Pabrik
53
Bersimpati
54
Masalah Bertubi
55
Hot Gosip
56
Diki VS Robi
57
Rebutan Motor
58
Demi Gengsi
59
Kabar Dari Bu Siti
60
Panas Panas Panas
61
Motor Baru
62
Rencana Usaha
63
Restu Amah
64
Diki Selingkuh?
65
Kepergok Manda
66
Pamer Motor Baru
67
Dasar Riya
68
Janda Muda
69
Acara Lamarankah?
70
Acara Pengajian
71
Opening Keyla Fashion
72
Keyla Collection
73
Keluarga Lebay
74
Kencan Terpaksa
75
Jadi Beneran?
76
Surat Dari Pengadilan
77
Final
78
Tuntutan Di Sidang Perceraian
79
Bujukan Amah
80
Sidang Pertama
81
Gosip Cerai
82
Fokus Novia
83
Sama Sama Julid
84
Rengekan Ayu
85
Bersaing Dengan Novia
86
Merayu Amah
87
Akhirnya Ada Kucuran Dana
88
Sidang Perceraian Kedua
89
Cari Perkara
90
Keributan Di Tempat Parkir
91
Masih Di Lapang Parkir
92
Kalah Perang
93
Mencari Tahu
94
Tentang Nuri
95
Gagal
96
Kejutan Dari Amah
97
Melepas Novia
98
Mencari Karyawan
99
Makan Malam
100
Kecewa
101
Manda Dan Candra
102
Sidang Terakhir
103
Kalung Ayu
104
Curiga
105
Pembagian Nasi Kotak
106
Gara Gara Nasi Kotak
107
Nasib Nasi Kotak
108
Kejutan Tentang Adrian
109
Opening Cantik Fashionable
110
Modal Toko
111
Status Di Facebook
112
Membalas Komentar
113
Melabrak Tetangga
114
Siapa Yang Mulai
115
Ganti Rugi
116
Hukuman
117
Ide Siapa?
118
Persaingan Novia Dan Cantika
119
Jalan Tikus
120
Mencari Pemilik Toko
121
Lamaran Adrian
122
Membalas Novia
123
Drama Robi
124
Bertemu Pemilik Bangunan Toko
125
Bukti Kebohongan Robi
126
Perjanjian Robi Dan Warso
127
Cantika Mengamuk
128
Ayu Jadi Sandera
129
Cantika Mengamuk
130
Ayu Jadi Sandera
131
Robi Terusir
132
Tangisan Bu Murni
133
Diki Bertemu Adrian
134
Adrian Melamar Novia
135
Diki Patah Hati
136
Obrolan Di Meja Makan
137
Pesona Mantan
138
Bagai Luka Di Siram Garam
139
Hadiah Dari Adrian
140
Ancaman Nuri
141
Kasihan Diki hahaaa
142
Mencoba Motor Baru
143
Rumah Untuk Novia
144
Pilihan Adrian
145
Ngeri Ngeri Sedap
146
Dapat Ganti Sultan
147
Mantan Aneh
148
147. Kedatangan Keluarga Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!